Sunday 6 December 2015

Arwah Gentayangan Umat Pancaran Putih yang Lupa 3 Mustika bagian 9

Bagian 9


Catatan : Setelah membaca 8 bagian Wejangan Suci yang berisi betapa pentingnya San Pao , pastilah banyak umat yang berhati mulia dan merasa terpanggil untuk membantu Guru Agung Budha Hidup Ci Kung mengingatkan umat-umat yang lainnya betapa pentingnya akan San Pao ( 三寶 3 Mustika ) , dengan kemajuan teknologi sekarang dengan cara simple dan praktis sudah bisa membagikan isi blog menjangkau ke berbagai belahan tempat di dunia. Namun sungguh disayangkan beberapa umat pancaran putih terkesan tidak peduli dengan Wejangan Suci ini , tidak menghargai jerih payah Para Budha dan Bodhisatva, Budha Ci Kung dan Shi Mu yang setiap hari berlutut memohon welas asih TUHAN 老㊥ 明明上帝 , sehingga barulah Tuhan mengijinkan untuk membuka rahasia langit dengan menampilkan kejadian kisah nyata demi mempringatkan umat pancara putih yang masih hidup di dunia.


Beberapa murid pancaran putih bahkan tidak tertarik untuk membaca , dengan alasan isi wejangan terlalu panjang, tidak ada waktu, sehingga sudah menyia-nyiakan jerih payah Para Budha , Bodhisatva,  Budha Ci Kung dan Shi Mu.

Kelak setelah batas umur di dunia sudah habis, dan lupa San Pao maka akan beralasan bahwa tidak tahu kalau pulang ke Nirwana harus mencocokkan San Pao , tidak ada umat yang mengingatkan betapa pentingnya San Pao, Yin Pao She tidak memberitahukan bahwa San Pao itu penting. Lao Shi mungkin akan berkata bahwa hari itu bukankah sudah mengutus umat baik hati yang mengirimkan wejangan suci tetapi dirimu sendiri yang tidak membacanya sama sekali ? Maka semua alasan tidak perlu dipergunakan lagi. Dan arwah harus berlutut di luar vihara atau di luar Gerbang Langit Selatan南天門  sambil menunggu jodoh agar mendapatkan penerangan. Tambah satu lagi umat yang menjadi arwah gentayangan yang tidak bisa kembali ke Nirwana tentu akan membuat Lao Shi , Shi Mu, Maha Sesepuh dan Sesepuh luar biasa bersedih.

Dan untuk umat pancaran putih yang berhati mulia yang terpanggil mewakili Budha Ci Kung menyadarkan umat-umat pancaran putih yang lainnya ini merupakan amal pahala tiada batas ( Gong De Wu Liang )

Tanggal 26 Januari 2013 jam 14:30

Xiao Zheng Xiong mengikuti Budha Hidup Ci Kung 濟公活佛 ( 老師 Lao Shi ) menuju Fa Yi Chong De 發一崇德, bangunan tinggi Vihara Chong De di daerah Taipeh . Setelah sampai di bangunan tinggi Xiao Zheng Xiong merasa vihara ini sangat besar dan sangat megah ! Di dalam vihara sedang dilaksanakan upacara Pan Tao dan kegiatannya dilakukan di ruangan Cu She Che di lantai 2. Setelah Guru dan murid selesai Chan Cia (  Bersujud melaporkan kedatangan diri dan memberi salam hormat kepada TUHAN ) , Xiao Zheng Xiong melihat di luar bangunan vihara banyak sekali arwah gentayangan yang sedang berlutut. 

Lao Shi mengatakan :" Hari ini Lao Shi membawa kamu ke sini untuk meneruskan suara hati mereka agar manusia di dunia mengetahui kalau mereka para arwah gentayangan yang sedang berlutut di luar vihara betapa menderita dan sangat meyedihkan ".

Selanjutnya Lao Shi memanggil satu arwah gentayangan untuk berdiri dan bercerita .

Lao Shi bertanya :" Siapa namamu ?"

Arwah gentayangan menjawab :" Saya adalah orang Taipeh bernama Cuang Rou En , pada saat saya berumur 23 tahun, Yin Pao She 引保師 membawa saya kemari untuk Qiu Tao ( 求道 Memohon Tao ) . Pada awal saya datang ke bangunan tinggi ini saya mengira ini adalah bangunan kantor, begitu masuk dan melihat ternyata adalah sebuah vihara.

Saya bertanya kepada Yin Pao She :" Hari ini kamu membawa saya kemari untuk apa ?"

Yin Pao She berkata :" Hari ini membawa kamu kemari adalah Vihara Sien Thien Fo Thang 先天佛堂 , kita di vihara sini termasuk cabang Fa Yi Chong De ".


Saya bilang :" Ooh.......! Kalau begitu kita mau buat apa ?"



Seingat saya Qiu Tao ( 求道 Memohon Tao ) di lantai 2  di ruang Cu She Che . Saat itu setelah sampai di ruangan vihara, Yin Pao She memberitahukan kepada saya bahwa harus pendaftaran nama dulu , harus mengisi data diri juga.



Ying Pao Shi berkata :" Hmm....! Tunggu sejenak, masih ada seorang ciang she ( penceramah ) akan menjelaskan makna hari ini tujuan kamu datang kemari ".



Arwah Cuang mengatakan :" Saat itu dalam hati saya merasa aneh, tetapi setelah Ciang She 講師 ( penceramah ) selesai menjelaskannya , barulah saya sedikit paham bahwa hari ini datang untuk Qiu Tao ".



Setelah selesai Qiu Tao , saya bertanya kepada Yin Pao She :" Apakah setelah sembahyang, acaranya sudah selesai ?"



Yin Pao She mengatakan :" Belum ! Masih harus mendengar penjelasan San Pao ".



Saya bertanya :" Yang diwariskan tadi apakah San Pao ?"



Yin Pao She menjawab :" Iya !"



Begitu saya selesai mendengar penjelasan dari ciang she tentang San Pao, lalu saya mengatakan kepada Yin Pao She  :" Sudahlah ! Saya masih ada urusan, saya sudah mau pulang ke rumah ".



Yin Pao She bilang :" Baiklah ! Saya akan mengantar kamu pulang dulu , lain hari masih ada kelas Fa Hui 法會 ( Pertemuan Dharma ) , saya akan membawa kamu kemari lagi ".



Saya bilang :" Baiklah ! Kalau ada waktu luang saya akan datang lagi ".



Setelah dia mengantar saya pulang ke rumah, saya segera menyelesaikan urusan pekerjaan saya. Di kemudian hari saya sama sekali tidak membayangkan kalau pekerjaan saya demikian sibuk oleh karena itu setiap hari harus lembur. 



Suatu hari , karena lembur sampai larut malam, dengan letihnya saya pulang ke rumah, dalam perjalanan pulang saat menyebrang di perempatan jalan saya melihat sebuah mobil box menuju ke arah saya dan menabrak saya, kemudian saya tidak sadarkan diri . Begitu sudah ada kesadaran, saya melihat diri saya terbaring di atas tempat tidur, saya sangat kaget sekali, dalam hati berpikir apa yang telah terjadi ? Mengapa saya dapat melihat diri sendiri berbaring di atas tempat tidur ? Setelah berpikir dengan keras barulah teringat kalau saya ditabrak oleh mobil box . 



Saya ingin kembali ke badan raga tapi tidak peduli dengan berbagai cara , saya tetap tidak bisa kembali, Saat itulah baru menyadari kalau saya sudah meninggal dunia ! Hati saya sangat sedih dan pedih karena saya meninggal dunia baru berumur 24 tahun, perjalanan hidup saya baru saja dimulai.

Saya melihat seorang dokter yang sedang berusaha memberikan bantuan darurat  tapi akhirnya dokter menggelengkan kepala pertanda sudah menyerah. Saya melihat orang tua dan anggota keluarga sedemkian bersedih , sebenarnya hati saya juga sangat sedih.


Saya pernah membaca sejumlah buku rohani dan masih ingat yang tertulis di dalam buku bahwa hidup manusia tidaklah kekal, menempuh jalan pembinaan diri adalah tidak menunggu orang , kapan akan terjadi masalah apa, kita tidak berdaya mengetahuinya, cobalah renungkan dengan seksama. 
Ini seperti sedang membicarakan tentang saya.




Pada awalnya saya ikut Yin Pao She datang untuk Qiu Tao, saya anggap diri sendiri masih muda, masa depan masih cukup panjang sehingga urusan membina diri, saya boleh agak lambat ( tunda ) ! Tidak masalah ! 



Sama sekali tidak terpikirkan oleh saya bahwa hari ini akan mengalami kecelakaan. Tidak lama kemudian, tiba-tiba teringat oleh saya kalau saya ada Qiu Tao, maka dapat kembali ke Nirwana , tapi apakah sekarang saya boleh pulang ke Nirwana ? Teringat oleh saya ciang she ( penceramah ) yang dulu ajak saya Qiu Tao di vihara yang juga menjadi Yin Pao She saya, dia pernah bilang kalau sudah Qiu Tao dapat pulang ke Nirwana, tapi sekarang bagaimana caranya saya harus kembali ke Nirwana ? Pada saat saya sedang tenggelam dalam pikiran saya sendiri , tiba-tiba dari jauh terdengat ada satu Budha sedang memanggil nama saya.



Saya bertanya :" Budha yang mana ? Selanjutnya saya mendengar " Lao Shi mau menjemput kamu pulang ". Seketika itu saya sangat gembira.



Lao Shi mengatakan :" Setelah Yin Pao She kamu mengetahui kamu meninggal dunia, segera bersembahyang dengan mempersembahkan hio ikatan besar, bersembahyang memohon agar Tuhan membawa kamu kembali. Lihatlah Yin Pao She kamu betapa baiknya dia terhadap kamu ! Maka sekarang Lao Shi akan membawa kamu kembali , apakah kamu masih ingat San Pao ?"



Saya bertanya :" Apakah San Pao yang dulu pernah diwariskan ke saya ?"



Loa Shi berkata :" Benar ! Apakah kamu masih ingat ?"



Saya bilang :" Sudah tidak ingat. Karena ingatan pada masa itu sudah sangat kabur, meskipun saya berpikir dengan keras tapi saya sudah lupa, dengan panik saya bertanya kepada Lao Shi :" Saya sudah lupa, lalu harus bagaimana ?"



Lao Shi berkata :" Jangan panik, jangan bimbang , coba diingat pelan-pelan waktu itu San Pao yang diwariskan oleh Lao Shi, semestinya kalian ingat dengan baik-baik !"



Saya bilang :" Terus terang saja, setelah Qiu Tao pada hari itu, begitu sampai di rumah sudah melupakannya. Saya sendiri tidak enak hati untuk bertanya kepada Yin Pao She , karena seingat saya waktu itu di vihara ada dijelaskan bahwa rahasia Tuhan tidak boleh dibocorkan".



Begitu Lao Shi mendengar sampai di sini hanya berdesah saja :" Wahai murid ! Sekarang Lao Shi hanya dapat membawa kamu kembali ke vihara tempat kamu dulu Qiu Tao".



Dengan ragu saya bertanya :" Mengapa ?"



Lao Shi mengatakan :" Karena kamu sudah lupa San Pao maka sudah tidak dapat pulang ke Nirwana ".



Saya bertanya kepada Lao Shi :" Mengapa tidak dapat pulang ?"



Lao Shi bilang :" Pulang ke Nirwana harus dicocokkan San Pao, keistimewaan San Pao ada di sini".



Saya bertanya  kepada Lao Shi :" Saya kembali ke vihara tempat saya Qiu Tao untuk apa ?"



Lao Shi mengatakan :" Menunggu jodoh !"



Saya dengan penasaran bertanya kepada Lao Shi :" Menunggu jodoh apa ?"



Lao Shi mengatakan :" Menunggu untuk mendapat penerangan dari orang tua kamu ".



Saya bilang :" Tapi orang tua saya belum Qiu Tao , bagaimana bisa mendapat penerangan ?'



Lao Shi bilang :" Makanya Lao Shi bilang pada kamu untuk menunggu jodoh".



Berikutnya saya bertanya kepada Lao Shi :" Apakah saya tidak dapat pulang ?"



Lao Shi geleng-geleng kepala.



Lalu saya ikut Lao Shi meninggalkan rumah sakit, sesampai di bagian luar bangunan tinggi Vihara Chong De, saya memohon petunjuk Lao Shi :" Mengapa demikian banyak arwah yang berlutut di sini ?"



Lao Shi menjawab :" Mereka sama seperti kamu lupa akan San Pao ".



Saya bertanya kepada Lao Shi :" Apakah mereka juga sedang menunggu jodoh ?"



Lao Shi menganggukkan kepala . Sehingga sekarang ini saya menyadari satu masalah, menyarakankan kepada para senior yang budiman, setelah Qiu Tao harus ingat akan San Pao. Kami semua tidak ingat sehingga tidak dapat pulang. Pada awalnya kami tidak mengerti pentingnya San Pao sehingga tidak memperhatikannya dan tidak diingat. Tapi kalian beruntung, ada jodoh ! Tuhan berwelas asih , meneruskan suara hati arwah murid pancaran putih agar para senior yang budiman yang masih hidup di dunia memahami betapa pentingnya San Pao.



Hari ini saya beruntung mendapat penerangan untuk mengemukakan suara hati. Bukan hanya berharap diri sendiri saja yang dapat pulang ke Nirwana suatu hari kelak, lebih lagi berharap para senior yang ada di dunia, setelah Qiu Tao harus ingat San Pao, kalau tidak maka keadaannya akan seperti kami.



Sebenarnya kami juga berjodoh , kalau tidak bagaimana mungkin kami dapat Qiu Tao ? Hanya saja waktu itu kami tidak memahami keberhargaan Tao, setelah Qiu Tao tidak mempedulikan San Pao , tidak sungguh-sungguh mengingat dalam hati, begitu timbul masalah dan meninggal dunia, baru menyadari betapa pentingnya San Pao, tapi semuanya sudah terlambat.



Lao Shi mengatakan :" Lao Shi akan membantu mengatur jodoh kalian, di vihara ada kegiatan Pan Tao  辦道 banyak kegiatan lainnya maka kalian berada di luar vihara untuk mendapatkan penerangan. Kelak kalian harus baik-baik berada di luar vihara , dengan ketulusan hati kalian untuk bersujud kepada TUHAN supaya mengaturkan jodoh kalian, boleh tidak ?"



Saya bilang :" Terima kasih Lao Shi berwelas asih, memberikan kami kesempatan untuk mendapatkan penerangan. Mohon ! Mohon kepada semua orang ! Harus ingat akan San Pao ".



Xiao Zheng Xiong yang lagi berdiri di samping melihat arwah gentayangan bersujud terus, kemudian arwah gentayangan bermarga Cuang secara diam-diam meninggalkan tempat.



Selanjutnya Lao Shi berkata :" Hari ini Lao Shi membawa Xiao Zheng Xiong kemari agar murid-murid di dunia mengerti bahwa tidak setiap arwah gentayangan mempunyai hati benci dendam, sehingga pada saat melintaskan orang dan memberi motivasi kepada orang jangan khawatir dan takut sehingga tidak berani melintaskan orang .



Murid-murid sekalian, pada saat kalian sedang melintaskan dan memberikan motivasi kepada orang, apa tujuan akhirnya ?

Apakah berharap dia dapat terlepas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan , melampaui kelahiran dan kematian ?
Tapi setelah mereka Qiu Tao apa yang terjadi ?


Pada saat ciang she menjelaskan tentang betapa pentingnya San Pao harus diperhatikan meskipun merupakan rahasia TUHAN yang tidak boleh dibicarakan dengan orang lain, selain tidak boleh dibicarakan dengan orang yang tidak Qiu Tao, yang paling penting adalah menyuruh mereka harus ingat akan San Pao, juga masih harus diulang-ulang terus dan menekankan bahwa setelah Qiu Tao pasti dapat kembali ke Nirwana, beritahukan apa tujuan Qiu Tao , kalau lupa akan San Pao apa akibatnya , harus membuat mereka mengerti. Juga harus memastikan sekali lagi, bertanya dengan jelas dan beritahukan dengan jelas, apakah masih ingat San Pao , boleh tidak ?"



Lao Shi selanjutnya berkata kepada Xiao Zheng Xiong :" Barusan tadi di vihara melaksanakan kegiatan Pan Tao, saat Lao Shi mewariskan San Pao, mereka yang berada di luar vihara hanya dapat melihat tapi tidak dapat mendengar, apakah murid ada mendengarnya ?"



Xiao Zheng Xiong menggelengkan kepala karena saat itu Xiao Zheng Xiong hanya mendengar arwah gentayangan sedang bicara, tidak mendengar suara apapun dari dalam vihara.



Lao Shi mengatakan :" Lao Shi sudah mewariskan San Pao kepada kalian, ingatlah ! Harus ingat suara hati dari arwah gentayangan hari ini ".



TUHAN dan Para Budha semuanya mengetahui penderitaan mereka sehingga berwelas asih mau menyebarluaskan BUKU SUCI tentang Suara Hati Para Arwah Gentayangan agar para murid di dunia mengerti, berharap kalian dapat paham pengorbanan dari TUHAN, lagipula pentingnya San Pao adalah kelak pulang ke Nirwana akan dicocokkan, tidak peduli bagaimana pembinaan kamu, ada atau tidak ada Budha yang menuntunnya, semua harus dicocokkan dengan San Pao , Lao Shi cukup memberitahukan sampai di sini, murid-murid sekalian harus menjaga diri, harus paham bahwa badan raga bersifat palsu maka harus memandang terbuka dan paham akan Hakekat Kebenaran untuk meminjam yang palsu untuk membina yang Sejati ".



Selanjutnya Lao Shi menuntun roh Xiao Zheng Xiong kembali ke badannya, Xiao Zheng Xiong bersujud berterima kasih kepada Lao Shi yang berwelas asih.












Amanat Suci Budha Ci Kung


Manusia harus dilatih dalam permasalahan, lebih-lebih lagi harus dilatih dalam kelompok manusia.

Karena setiap orang mempunyai kekurangan maka harus dilatih dalam kelompok manusia barulah dapat menjadi Budha. Jika kamu menghindar dari permasalahan dan keluar dari kelompok manusia maka selamanya tidak akan sempurna.


Bersambung ke bagian 10

No comments:

Post a Comment