Friday 6 November 2015

Wejangan Suci dari Bapak Guru Agung Tian Ran

Bagian 1



1  .  Dalam usaha pengembanan Jalan Ketuhanan ( Tao ) pada masa akhir ini , harus dapat mempertahankan prestasi dari pendahulu, namun jangan sampai terikat dan terpaku oleh wujud dan nama, kalau memiliki keinginan yang baik , Tuhan pasti memberikan kesempatan , asalkan engkau benar benar hendak melaksanakan tugas dan membina kesucian , maka pasti banyak menerima umat yang berbakat KeBudhaan.

2  .   Membina dan melaksanakan tugas KeTuhanan harus tanpa pamrih , layaknya diri ini banyak berhutang budi kepada umat lain di kehidupan yang lampau, melupakan ke-aku-an, dengan sepunuh hati melakukan segalanya demi Tuhan, beranggapan bahwa semua hasil yang dicapai , diperoleh karena berkat karunia Tuhan dan bantuan seluruh penjuru Budha dan Bodhisattva, dengan demikian kalian tidak akan terjerumus dalam pertikaian mempertebutkan nama , keuntungan dan kekuasaan di kalangan Tao , melihat fakta keadaan kalangan Tao sekarang ini , Guru merasa prihatin dan menyayangkannya.

3   .    Prestasi di kemudian hari , bukan terletak pada besar atau kecilnya ladang Tao , juga bukan dilihat dari banyak sedikitnya vihara yang dibangun atau jumlah umat pengikutnya. Namun terletak pada orang yang membina diri apakah menyelesaikan tugas dan misi seorang pembina dengan sepenuh hati , membina dan menempa diri , menjaga ikrar dan pantangan, tidak tamak dan tidak berdusta , tidak berebut dan tidak berdebat , serta memiliki kesempurnaan Watak Sejati.

4   .    Usahakan supaya umat dapat mencapai kesempurnaan pada kelahiran sekarang saja, kalau tak mampu melintaskan secara tuntas, maka harus memberi doa dan restu agar mereka di kelahiran yang akan datang mampu membebaskan diri, mengenal jelas dirinya, berkesempatan membina diri, karena telah menerima banyak limpahan Rahmat dan Budi dari TUHAN, sudah sepantasnya membalas dengan cara berpartisipasi membentuk arus kebajikan di masyarakat fana ini.

5   .    Sebagai seorang pemeluk Tao di jaman pancaran putih ini, harus berlapang dada, ikut bersyukur atas prestasi orang lain, memuji kelebihan orang lain, menghargai jerih payah orang lain, menjadikan agar dunia, buana dan seluruh umat berjiwa tertawa riang bersama kita.

6   .    Maha Guru Zen ke-6 berujar " Rendah hati sudah merupakan jasa. Sederajat dan adil kepada umat lain adalah perbuatan kebajikan". Dengan hati penuh syukur dan tobat menghadapi keadaan baik atau buruk di lingkungan sekitar , hadapilah semuanya dengan senyuman, maka akan terhindar dari banyak kerisauan.

7   .     Di Jaman terakhir ini, setiap orang harus mampu melintaskan dirinya sendiri. Jangan terbelenggu dengan hutang budi, kebencian, perasaan cinta, dendam, pamrih,kekeluargaan, biarkan segalanya berjalan secara wajar, agar diri ini mampu terlepas dari hambatan yang ada. Dengan demikian baru dapat bebas riang. Manusia jaman sekarang tidak sanggup mrmbina seperti para pembina di jaman dahulu, oleh karena itu cobalah belajar mengendalikan hati sewaktu timbul hasrat.

8   .    Ujian kebijaksanaan yang akan menimpa kalangan Tao di kemudian hari tidak dapat dibayangkan. Aku sebagai Guru tak berdaya mewakili murid murid menstabilkan jasmani dan rohani, hanya mengharapkan kalian mampu menghayati hati Tuhan, hati Budha, hati Guru, membina diri di Jalan KeTuhanan dengan tulus, teguh melaksanakan ikrar dan pantangan, seperti yang dikatakan kakak seperguruan Lu Tong Shi Xiong, jangan menuntut agar diri ini menjadi benda yang dipuja di dunia fana, hati hatilah ! Waspadalah !

9   .    Seandainya semua muridKu yang ada di Kalangan Tao dapat berdoa demi kesejahteraan umat, dapat bersembahyang demi sirnanya malapetaka, keinginan baik yang terkumpul ini pasti mampu menekan semua malapetaka dan cobaan di dunia ini sampai ke titik minimum, dengan demikian Tuhan pasti memperpanjang waktu pelintasan umum.

10  .   Dalam menjalankan tugas suci ini, tentu harus melintaskan orang, menyebar Dharma, membuka ladang Tao baru, mendirikan tempat ibadah, namun jangan lupa untuk melakukan tindakan nyata yang mampu meringankan penderitaan masyarakat, seperti membantu fakir miskin, orang jompo,yatim piatu, melestarikan lingkungan hidup dan menolong mereka yang terbelakang mental dan fisik, serta mendukung usaha perlindungan dan pelepasan satwa ke alam bebas, semua pekerjaan ini dapat mengikat persahabatan batin yang luas dengan para umat, maka jangan meremehkan pekerjaan keduniawian, kalau tugas keduniawian saja tak mampu dilaksanakan dengan baik, tugas surgawipun tidak akan dijalankan dengan sempurna.

11  .    Guru sangat adil terhadap setiap murid ibarat daging yang melekat di tangan, tak membedakan bagian tipis atau tebal, semuanya sama saja, asal mau menjalankan tugas suci, Guru pasti memberi bantuan. Walaupun dalam kehidupan nyata, ada yang jaya, ada yang lamban, ini semua berkaitan dengan jodoh masing masing, tidak perlu iri hati, semoga murid-muridKu sekalian berhati teguh, tak goyah, Guru dengan sepenuh hati, memberkati kalian, setelah awan terpilah, maka terang bulan akan nampak, setelah rasa pahit ( penderitaan ) berlalu, maka rasa manis ( kebahagiaan ) pasti datang.

12   .    Kita harus bersimpati dan prihatin pada sesama yang tertimpa penderitaan atau bencana. Jangan hanya memohon untuk kejayaan penyebaran Tao pada saat sembahyang pagi dan malam, sebab jika hanya wadah Tao yang berjaya, tapi acuh pada tragedi dunia, dapat dikatakan kalian kurang rasa welas asih dan solidaritas, sikap demikian bukanlah sikap seorang pembina sejati, hanya dengan memupuk rasa simpati terhadap kaum penderita, walaupun mereka tidak berjodoh dengan kalian, barulah kalian dapat menggugah mereka yang berjodoh untuk mengikuti kalian.

13   .    Menuaikan jodoh dalam melaksanakan ikrar, asalkan dapat menjalankan keinginan hati dengan setulus hati sudah cukup, jangan menambah keruwetan yang tidak perlu, sebaiknya dalam seketika lepaskan keterikatan laksana awan yang melayang bebas, agar tidak jatuh ke dalam lingkaran hukum karma yang lain. Walaupun bukan merupakan keberuntungan, tapi hutang karma dalam kehidupan lain tetap harus dibayar. Guru sewaktu hidup pernah karena iseng lalu membuat beberapa kata syair gurauan, akibatnya menimbulkan suasana kalangan Tao sekarang ini agak kacau dan banyak pertentangan, karenanya Guru harap murid-murid sekalian selalu waspada menyalurkan keinginan hatinya, jangan terpengaruh perasaan.

14   .    Di akhir jaman ini, para pembina Tao harus mengembangkan ikrar hati yang agung, agar hatinya sejajar dengan hati Para Bodhisatva, kalau tidak demikian, dan hanya mengharapkan di kelahiran sekarang sudah mampu terlepas dari kelahiran dan kematian, apakah mungkin dapat menyelami dharma Hakekat Kebenaran yang maha luas bagai samudra itu ?

15   .    Walaupun Gurumu adalah seorang biksu yang miskin, tetapi kalau anda sekalian dapat rukun bersatu, mana mungkin Guru tak peduli ? Meskipun saat ini unsur penunjangnya belum lengkap, Guru tetap membantu baik secara sembunyi maupun secara terang terangan, yakni di mana mana memberi satu vihara yang besar, tetapi bila di kalangan Tao sendiri saja tidak mampu sehati, bukankah membuat Guru malu menghadapi tatapan yang telah diberikan Para Budha di seluruh penjuru alam ? Terus terang saja, hal ini membuat posisi Guru sangat sulit.

16   .   Orang yang membina Tao, harus memandang tawar perasaan keduniawian, bahaslah perangai kesucian, mampu menyesuaikan diri dan senang dimanapun kalian berada, jangan terlalu terlena, terlalu pamer atau eksklusif, Guru sudah biasa hidup miskin, minta sedekah kemana-mana, seorang diri berkelana, amat bebas ceria, Guru tidak sanggup mendidik putra-putri keluarga kaya.

17   .   Jangan menyebarkan gosip yang timbul dalam kalangan Tao, apalagi menambah bumbu agar lebih santer, peliharalah sifat welas asih dan tenggang rasa yang tebal ( tinggi ), kalau kita mampu bersikap demikian terhadap orang lain, maka Tuhan pun akan demikian terhadap kamu.

18   .     Senantiasa memikirkan kesejahteraan bagi umat yang akan datang, janganlah menyalahgunakan kekuasaan dan semena-mena, akhirnya hanya akan mencemarkan nama baik predikat membina Tao, merugikan para pemula yang masih polos. Gurumu meskipun tidak memiliki kebajikan, namun juga meninggalkan wadah Tao di dunia fana, agar murid-muridKu sekalian dapat menjalankan tugasnya. Guru tak berani terlalu menuntut terhadap kalian, hanya berharap murid-murid mampu menjaga dan memelihara wadah Tao secara baik, janganlah menyia-nyiakan Karunia Tuhan Yang Maha Besar.

19   .   Harus bersimpati dan berdoa dengan tulus terhadap penderitaan dan bencana yang dialami oleh umat di " Enam Jalur ", semoga mereka secepatnya menemukan kesempatan baik, untuk membebaskan diri dari lautan penderitaan.

20   .   Mereka yang meninggalkan Wadah Tao atau mengundurkan diri dari jalur Tao, Aku sebagai Guru tak tega membuang mereka dan memutuskan hubungan, kalian sebagai teman seiman, apakah boleh tak acuh terhadap mereka ? Seyogyanya setulus hati berdoa, semoga Tuhan berwelas asih, agar mereka secepatnya sadar kembali ke jalan yang benar, kalau hati kalian sungguh-sungguh, tentu akan bereaksi terhadap mereka, agar mereka sadar dan kembali.

21   .    Jangan terikat oleh perhitungan untung rugi nasib, juga jangan pesimis terhadap keadaan yang malang. Sewaktu kalian mengumandangkan ikrar besar, mendirikan cita-cita luhur seirama dengan hati Bodhisatva, maka keinginan ESA Yang Agung ini, mampu melampaui 3.000 lapis alam, langsung keluar dari jalur kelahiran dan kematian, para umat yang berada di sepuluh penjuru juga akan ikut terserap ke dalam kumandang suci itu karena ketulusan hati kalian, hal ini patut disyukuri.

22   .    Jangan terlalu menitikberatkan jumlah banyak sedikitnya tempat ibadah maupun umat di dalamnya, ini akan membuat hati ingin berebut dan memiliki, semua ini tidaklah tepat, sedikit saja menyimpang, hati memperbandingkian akan timbul, lalu akan mudah terjerumus ke jalan iblis. Ketahuilah ! Kriteria pahala terakhir untuk menentukan naik atau turunnya martabat adalah :
- karakter kebajikan
- disipllin pantangan
- alam pikiran
- pelaksanaan ikrar
- ketahanan mental
bukan dinilai dari nama, keuntungan ataupun yang berwujud.

23   .    Saat sekarang banyak yang terjerumus dalam pertikaian kekuasaan, wewenang dan nama di Wadah Tao, namun mereka tidak menyadari kekeliruan ini, hal ini sungguh menyedihkan dan disayangkan, jika membina Tao, namun masih terikat ego terhadap dunia fana, apa yang bisa dikatakan lagi ? Bapak Guru dan Ibu Guru kalian saat berpulang tidak membawa apa-apa, meninggalkan kewajiban Pelintasan 3 Alam dan Wadah Tao di dunia fana kepada kalian untuk untuk dilaksanakan, untuk apa kalian berebut itu milikmu, ini milikku ?

24   .    Yang lebih awal dari kita membina Tao dan mencapai kesempurnaan di sebut " Gu Zhe " ( Para Suci ) ; yang lebih awal dari kita membina diri di sebut " Qian Xian " ( Pendahulu ) ; yang bersama dengan kita membina diri di sebut " Tong Xiu " ( seumat ) , keberadaan mereka semua patut kita syukuri, sebab mereka dapat menjadi guru dan teman yang bermanfaat bagi kita, mereka patut kita hormati, senantiasa dengan hati yang rendah hati mempelajari ajaran Tao.

25    .   Jangan sampai kalian hanya mendapatkan tambahan kekayaan dan nama populer setelah membina dan melaksanakan tugas Tao puluhan tahun, tapi kebijaksanaan Watak Sejati tidak ada kemajuan, hal ini sama saja dengan hanya memperoleh imbalan rejeki semu, semoga para umat di akhir jaman ini dapat menyadarinya.

26   .    Dalam proses membina Tao , " Memakai, memberi, melaksanakan dan menyimpan " harus saling menunjang. Dengan perbuatan kebajikan, mengembangkan Tao ke segala tempat, ini adalah tugas Tao yang nampak. Lalu tugas Tao yang tak berwujud adalah dengan kebajikan batin meningkatkan kesucian rohani. Dengan menjalankan keduanya baru bisa berprestasi.

27   .    Banyak-banyaklah curahkan perhatianmu untuk dunia ini, berdoa demi umat yang pada saat sekarang belum berhasil dilintaskan, semoga secepatnya menemukan kesempatan membina Tao dan mencapai kesempurnaan, jika mereka pada abad dan kehidupan sekarang tak terlintaskan, semoga di peradaban dunia baru nanti, mampu memperoleh Tao dan mengakhiri penderitaan.

28   .    Janganlah merasa puas akan kebahagiaan dan ketentraman yang ada saat ini, sepantaslah bersyukur atas keadaan dimana diri ini masih mampu membina Tao, meskipun kadang kala berada di lingkungan penuh percobaan, bagaimanapun juga engkau lebih beruntung dibandingkan dengan umat yang masih berada di jalur neraka, jalur setan kelaparan dan jalur binatang, sebab itu, janganlah mengeluh atau patah semangat, juga jangan sombong dan puas diri.


29   .   Dalam membina dan menjalankan tugas Tao, harus selalu meningkatkan kemampuan diri, terus melangkah maju, agar cahaya kebijaksanaan dan kecerdasan watak asal makin cemerlang, maka tuntut balas dari kekuatan karma pasti berkurang.

30   .   Banyak-banyak membaca buku-buku Wejangan Para Suci, supaya dalam menyelami ajaran jaman dahulu kalian bisa mendapatkan pengetahuan baru, sehingga bisa mengetahui keunikan faham konskutif " Hakekat Esa Menembus Segalanya " dan juga dapat menghayati mengapa Para Suci harus berjerih payah mendidik umat manusia.

31   .    Membina dan melaksankan tugas Tao harus demi umat banyak, anggaplah semua jasa pahala prestasi yang diraih karena kebesaran LAO MU ( TUHAN ) dan Para Budha dan Bodhisatva, dengan demikian kalian tidak akan terjerumus ke dalam hambatan membina Tao hanya karena orang lain.

32     .    Dalam rangka menyempurnakan umat Tao, harus memperhatikan metode " Disesuaikan dengan bakat bersangkutan ", bimbing mereka mengembangkan hati nurani dan watak asal, yang penting adalah membina diri berpedoman pada Hakekat Kebenaran.

33   .    Ujian rintangan pada akhirnya pasti akan datang, apalagi di akhir jaman ini bakal terjadi ujian besar mengenai kearifan dan kebijaksanaan, harap anda sekalian sebelumnya ada persiapan mental, " Tenang dan Kokoh melawan  Angin dan Hujan ". Dalam percaturan membina diri ini, murid-muridKu harus mengalami penempaan dan gosokan agar menjadi manusia berdaya guna besar.

34   .    Tingkatkan pembangunan spiritual para umat Tao, berpijak pada sumber rohani Tao, pupuklah kecemerlangan watak asal manusia, meskipun di kehidupan sekarang tak mampu mencapai kesempurnaan, semoga tetap mengikat ikrar baik dan tak tersesat, agar ia dapat lebih baik di kehidupan kelak karena pantang mundur.

35    .   Pupuklah pandangan optimis " Di mana-mana adalah Langit Surga, Di mana-mana adalah Tanah Suci " dengan demikian maka seantero dunia akan menyebar " Angin Kesucian ", saat itu Aku sebagai Guru apakah perlu merasa risau lagi ? Semoga murid-muridKu benar-benar memanfaatkan hidupnya mengembangkan momentum mulia ini.

36   .    Mencontoh semangat Para Pendahulu bagaimana menjalankan tugas Tao, agar jiwa kearifan dapat berkesinambungan, Kebenaran Jalan KeTuhanan ( Tao ) jangan dipertentangkan, juga jangan melihat figur orang lain, masing-masing menentramkan suasana di Wadah Tao semampunya.

37   .    Bercermin pada Kitab dan Wejangan Para Suci, tirulah mereka yang budiman, taati aturan budi pekerti, melangkah dengan kebajikan, jangan hanya memandang Para Suci atau individu sebagai patung lalu menyembah !

38   .    Berpedoman pada Watak Kebajikan, menaati perintah pantangan yang diemban, sesama umat Tao harus saling memberi nasehat dan semangat, saling bantu membantu, gotong royong membina dan menjalankan tugas, kembangkan tradisi mulia anggota keluarga besar  Maitreya .

39   .    Janganlah karena rasa tamak dan dengki lalu timbul emosi tidak puas, dengan prinsip tidak tamak, tidak berdusta, hati tulus dan bersungguh-sungguh mewarisi semangat dan Firman Para Pendahulu yang tanpa pamrih mengembangkan Tao dan menolong umat manusia. Tidak perlu berdebat soal siapa benar siapa salah, biarlah Tuhan yang memberikan keputusan yang adil, agar dalam kalangan Tao tidak timbul perselisihan !

40   .    Sungai besar atau sungai kecil berhilir ke laut, semua akhirnya harus kembali ke sumber Esa. Asalkan benar-benar membina dan menjalankan, walaupun manusia dapat salah menilai namun Tuhan Maha Tahu. Di mana yang akan datang , dalam pergolakan ikan (palsu) dan Naga ( sejati ) yang terpenting adalah memegang teguh tugas dan kewajiban masing-masing.

41   .    Tien Chuan She ( Pandita ) harus seorang pembina Tao yang berlaku benar, berlapang dada, berpenampilan tegak dan benar , dengan demikian Firman Tuhan yang diemban tidak ternoda.

42   .    Mengangkat jabatan suci sebagai Tien Chuan She, Ciang She ( Penceramah ) dan San Chai ( Tri Duta ) harus dipertimbangkan masak-masak, jangan dilakukan dengan sembarangan, jangan dikarenakan keteledoran sedikit, akhirnya menimbulkan kerugian besar.

43   .    Vihara Pancaran Putih sudah banyak sekali, hal ini menandakan apa ? Sewaktu Bapak Guru dan Ibu Guru masih hidup, tidak ada Vihara yang berskala besar, bagaimana mereka menjalankan tugas Tao ? Semua ini perlu murid-muridKu untuk direnungkan !

44   .    Hanya " Hati Pemula " para umat Tao baru yang benar-benar tulus dan sejati. Sedangkan umat Tao yang sudah senior, biasanya tidak mantap. Tidak mampu keluar dari pengaruh gosip.

45   .    Ujian besar di Pancaran Putih sudah di depan mata, ini merupakan garis batas penyeleksian Tuhan, keadaan dunia, Wadah Tao dan manusia semua akan berubah, Guru pun tidak mampu menstabilkan keadaan !




46   .    Naik atau turunnya spiritual Tao seseorang, sangat menentukan nasib 7 tingkat para leluhur dan 9 generasi keturunannya, oleh karena itu setiap umat harus berhati-hati.

47   .   Hati Gurumu sudah sangat letih sekali, siapa yang dapat mengerti ? Siapa yang hendak berbagi beban ? Semoga kalian maju atau mundur tetap mampu menjalankan Tao. Seperti apa yang dikatakan oleh Guru, bahwa " Membina Diri ( Xiu Tao ) adalah mempersuci hatinya ", laksanakan tugas KeTuhanan dengan sepenuh hati, selain merubah diri menjadi lebih baik, juga harus menolong orang lain dari awal sampai akhir.

48   .   Sebagai seorang pembina sebelum ajal datang menjemput, janganlah memiliki hati yang tamak, berpikir yang muluk-muluk dan merasa yakin dirinya mempunyai jasa kebajikan yang besar dan berprestasi. Sedikit kesalahan saja dalam pikiran mampu untuk menjerumuskan seseorang ke dalam jeratan iblis.

49   .    Kalian harus disiplin menaati aturan pantangan, memiliki hati pemaaf dan murah hati kepada orang lain, selalu memberi kesempatan kepada umat Tao yang salah langkah namun mau bertobat.

50   .    Jika hanya mengharapkan di kelahiran sekarang sudah mampu melepas diri dari kelahiran dan kematian, maka ikatan kejodohan dengan Gurumu hanya berlangsung di kehidupan sekarang saja, tetapi kalau dapat menjalankan lebih luas hati welas asih agar mampu mengikat lebih banyak jodoh untuk memudahkan umat banyak, maka di masa yang akan datang, di mana tercipta lagi dunia baru, kalian akan selalu berdampingan dengan Guru mensucikan dunia fana, mengikat persahabatan abadi dengan Guru, ini barulah merupakan ikrar mulia dan jiwa seorang Pembina Tao.

51   .    Sayangilah tiap menit, tiap detik agar hati pikiran selalu mengarah ke hal hal yang positif, jagalah baik-baik cahaya rohani agar selalu cemerlang.

52   .    Masa sekarang amatlah genting, seluruh umat berada dalam ancaman mara bahaya, harus memanfaatkan waktu secara optimal untuk membina diri dan menjalankan tugas suci ! Mana ada lagi waktu untuk mencela orang lain ! Kalian tidak ada wktu yang bisa dihambur-hamburkan lagi !

53   .    Murid-muridKu ! Gentingnya situasi tidak mengijinkan kalian bermalas-malasan dan mengulur waktu, giatlah menuntut diri untuk maju, jangan mengecewakan budi kebajikan Para Budha yang senantiasa memberi bantuan dan menanti kalian !

54    .    Jikalau dalam perjalanan membina diri dan melaksanakan tugas KeTuhanan tidak mengalami banyak ujian dan kegagalan, mana mungkin dapat memupuk kebajikan yang tebal dan meningkatkan kadar rohani ? Semoga muridKu sekalian dapat paham. Dengan demikian bila berada dalam situasi berlawanan (tidak lancar ) tidak akan mengeluh dan risau, apalagi tenggelam dalam kesesatan.

55   .    Jika tidak terbiasa untuk membaca buku suci dan mendengarkan Wejangan Para Suci, maka tak akan menghayati keinginan hati Para Suci. Jika menghadapi ancaman bahaya, bagaimana bisa menghadapi pilihan antara hidup atau mati dan sukses atau gagal dalam kesempurnaan rohani ?

56   .    Sayangilah setiap kesempatan ujian yang dapat membuat kalian lebih berprestasi, hormati setiap pandangan dan kritikan yang diberikan umat, belajar untuk menerima petunjuk dan cacian orang lain, dengan hati yang tulus gembira menampung semuanya, Guru akan memberkati kalian, dengan demikian kalian tidak hanya dapat menciptakan budi pekerti pribadi secara utuh, namun juga mampu membangun Wadah Tao yang damai dan sempurna.

57   .    Berdoalah demi berakhirnya penderitaan umat dunia, semoga umat sekalian juga berprestasi, kalau kalian bersemangat, Guru tidak perlu khawatir lagi, sehingga Aku ( Guru ) bisa membagi rasa kasih dan perhatian kepada umat yang lainnya agar mereka bisa memperoleh kesempatan yang baik pula.

58   .    Senantiasa menyayangi segala " Kesempatan ( kejodohan ), namun jangan terlalu mengandalkan Kesempatan ", dengan demikian unsur " Kesempatan " tidak menjadi hambatan dalam proses membina diri.

59   .    Menghormati Para Suci dengan tidak fetisisme ( Terpikat pada wujudnya saja ). 

60   .    Mampu melepas ke-aku-an, akan mengurangi kerisauan yang tidak perlu, janganlah membiarkan perasaan seiman hancur dalam sehari.

61   .    Bersihkan pikiran hati, tidak terpikat keduniawian, dengan demikian di kelahiran yang lain tidak akan tersesat lagi.

62   .    Selalu mempertahankan ketulusan dan keyakinan membina di Jalan KeTuhanan, tidak peduli keadaan di luar dan di dalam lancar atau tidak.

63   .    Tirulah pribadi Ibu Guru Suci yang selalu rendah hati tidak ingin menonjolkan diri.

64   ,    Tiga Bersih ( 三清 San Qing ) wajib dipatuhi, milik pribadi dan milik umum harus dipisahkan dengan jelas, jangan mencari keuntungan pribadi dari para umat. Yang dimaksud dengan 3 Bersih yakni :
- Urusan Surgawi dan Duniawi harus dipisahkan dengan jelas
- Urusan dana vihara dan dana pribadi harus dipisahkan dengan jelas
- Kaum umat pria dan umat wanita harus terpisah dengan jelas

65   .    Dalam rangka menyempurnakan umat yang berbakat harus memperhatikan kebajikan murni. Seseorang yang mempunyai bakat bisa mencapai prestasi karena mendapatkan pujian yang tulus, sebaliknya seseorang yang berbakat bisa hilang karena tidak dipedulikan

66   .    Mengangkat umat yang berbakat harus sesuai dengan kegunaannya, dengan demikian tidak akan menghambat waktu langit dan urusan duniawi.

67   .    Seorang pembina Tao harus mampu melepaskan beban yang menghambat kesucian jasmani maupun rohani kapan saja, dengan demikian dirinya baru dapat bebas leluasa.

68   .    Belajarlah menjadi " Arus Bersih " di dalam dunia yang keruh ini, jadilah " Cahaya Lilin " di dalam gelap yang penuh angin dan hujan.

69   .    Jangan selalu menyingung kesalahan orang lain, banyaklah melihat sisi kebaikkannya saja, temukan keindahan dan keluguan watak manusia yang sebenarnya, tindakan demikian baru disebut " KeArifan Budha "

70   .    Orang berbakat yang jujur, pembina yang tulus adalah yang paling dikasihi Tuhan.

71   .    Seorang pembina Tao harus menguasai semua tata cara aturan sembahyang, ini juga merupakan mata pelajaran wajib dalam proses membina diri.

72   .    Bila menghadapi persoalan yang sulit diselesaikan, banyak banyaklah bersujud kepada Lao Mu, ketulusan hati akan sangat bermanfaat, saat engkau melupakan ke-aku-anmu, maka saat itulah Tuhan akan memberi petunjuk, Gurumu sebelumnya juga belum pernah mengemban tugas pelintasan 3 Alam loka ( Triloka ), saat menemui masalah yang sulit, juga berbuat demikian untuk menemukan cara penyelesaian.

73   .    Hormati semua jodoh yang dimiliki kalangan Tao dan umat. Sayangi juga kesempatan jodoh yang diberikan Tuhan kepada kalian, dengan sepenuh hati membina dan melaksanakan tugas, jangan sia-siakan satu kesempatan di dalam 60.000 ini.

74   .    Wadah Tao yang kita jaga dan kita kembangkan ini bukan milik siapapun, semua adalah milik LAO MU . Menjadi pimpinan hanyalah cemin perwujudan kejodohan saja, maka jangan mempunyai hati demi siapa aku membina diri, lapangkan wawasan hati dan pikiran, meningkatkan pandangan dalam rangka mengejar kesempurnaan rohani, mengikat lebih luas persahabatan lahir batin dengan umat-umat, mengembangkan Wadah Tao yang mempunyai tujuan mensucikan manusia baik pria maupun wanita, agar semua dapat berprestasi. Jika memang ada sedikit prestasi, itu adalah berkat karunia LAO MU , berterima kasihlah kepada NYA.

75   .    Saat sekarang berapa banyak umat sedang menderita dan reinkarnasi, berapa banyak Pembina Diri tenggelam dan teruji, tahukan betapa sedih hati Gurumu ? MuridKu sekalian berdoalah saat ini demi kebaikan umat dan limpahkan pahalamu kepada mereka, keluarkan hati welas asih kalian, semoga mereka dapat terlintaskan.

76   .    Harus banyak mengerti perasaan umat, bantulah mereka untuk memecahkan ketidaktahuan dan mencapai kebebasan duniawi, manusia bukanlah Nabi, pasti pernah berbuat salah, kalian harus bersabar hati memaafkan dan membantu mereka terlepas dari siksaan derita dan penyesalan, serta menanti mereka insaf menempuh kehidupan baru yang bermanfaat.

77   .    Para Budha, Bodhisatva dan para umat yang berada di 3 Alam dan 10 penjuru dunia, semuanya merasa gembira dan beruntung, karena pelintasan umum yang dilaksanakan oleh Budha Maitreya, mereka semua membantu sesuai dengan ikrar masing-masing demi suksesnya tugas pelintasan 3 Alam, dan pelaksanaan peristiwa ini diselesaikan di dunia fana. Murid-muridKu sekalian, kalian sebagai Pembina di jaman pancaran putih harus pandai memanfaatkan kesempatan yang baik ini, yakni dengan tidak serakah dan sungguh-sungguh membina diri, dengan demikian baru tidak menyia-nyiakan kesempatan kerjasama antara Para Suci dan manusia.

78   .    Di akhir jaman ini, semua yang sejati, palsu, baik dan jahat kian nampak jelas, ini bukan ujian dari Tuhan, tetapi ini semua terjadi semata-mata karena hati para pembina sudah menyimpang dan sesat, kalian tidak mampu memandang tawar terhadap nama, kekuasaan dan wewenang yang diperoleh di kalangan Tao, sering terjadi perselisihan antara pribadi, inilah yang disebut " iblis timbul dari hati, ujian datang karena ulah sendiri " oleh karena ini membina Tao harus extra hati-hati, jangan meremehkan kesalahan sekecil apapun.

79   .   Aku sebagai Guru merasa tidak berkemampuan dan tidak berkebajikan, tidak mampu menasehati murid-murid untuk menjalankan pembinaan dari awal hingga akhir, saat ini kalangan Tao berantakan, semuanya sok berkuasa, Aku menyesal tidak dapat hidup lama di dunia fana untuk mencurahkan segenap pikiran dan tenaga. Banyak umat kalangan Tao yang menjalankan tugas suci seperti permainan anak-anak, hal ini sungguh meremehkan Karunia TUHAN dan limpahan tanggung jawab dari Kakek Guru.

80   .    Kalian sebagai orang yang membina diri di dunia fana, terlalu egois dan terikat pada jasa pahala dan nama, sampai sulit melepaskannya, oleh karena itu setiap membangun Wadah Tao pasti mendatangkan kekacauan dan menciptakan karma. Arwah setan yang menghuni alam akhirat lebih mudah diatur dibandingkan kalian, sebab mereka sudah kenyang menerima penderitaan dan tidak berani tamak. Asalkan dapat bersujud mengikuti Kelas Penataran Dharma ( 法會 Fa Hui ), mendengarkan Para Budha menyampaikan Dharma, merasakan pancaran Sinar KeBudhaan, mereka dapat seketika melepas pikiran tamak, dengki, dungu, sombong di hati, tidak akan timbul pikiran tamak akan pahala  , nama dan kedudukan. Mereka dengan penuh rasa balas budi dan bertobat, mendengar dan mengerjakan segala petunjuk Para Budha dan Bodhisatva untuk membantu berkembangnya Wadah Tao di segala tempat. Karena itu mereka juga dapat terlepas dari penderitaan, hal ini merupakan keistimewaan pelintasan alam akhirat.

81   .    Di dalam akhirat ada petugas dan juru ceramah, mereka bersama-sama mendukung berkembangnya ajaran Tao dan membantu Budha Ti Cang Ku Fo 地藏古佛 melintaskan roh roh saudara mereka sesama penghuni alam akhirat untuk keluar dari penderitaan, LAO MU sangat memuji mereka. Mereka berada di neraka sudah kenyang penderitaan, sehingga rasa terima kasih terhadap Karunia Tuhan dan Budi Jasa Guru lebih mendalam dan tulus bila dibandingkan dengan kalian yang berada di dunia fana. Mereka juga tidak mempunyai hati munafik. Wahai murid-muridKu kalian harus berusaha untuk lebih tulus membina diri, jangan sampai Guru dan Ibu Guru kalian selalu mengkhawatirkan kalian.

82   .    Wadah Tao saat ini terlihat sangat berkembang, para umat tersebar di mana-mana, jika hanya dilihat dari keadaan luar, sudah sepantasnya Guru merasa gembira, tetapi Aku sebagai Guru merasa sangat malu, sebab aku hanya seorang Biksu dungu tiada kemampuan, hari ini memikul predikat Guru Pelintas 3 Alam ( Guru Penerang ), semua kemuliaan ini harus dikembalikan kepada Karunia LAO MU dan welas asih besar Kakek Guru ( Budha Maitreya ), sedangkan berkembangnya Wadah Tao semua adalah berkat bantuan besar yang dilakukan oleh Para Budha Bodhisatva dan Para Dewa penghuni 10 penjuru alam, mereka mendapat mandat Lao Mu untuk membantu tugas pelintasan, murid-muridKu kebajikan mereka tidak boleh diabaikan, kalau bukan karena mereka telah bersusah payah merubah hati umat, mana mungkin kalian dapat mengembangkan ajaran Tao ke berbagai mancanegara ? Mana mungkin kalian mampu mengikat kejodohan yang baik dengan para umat ? Berharap murid-muridKu sekalian dapat senantiasa hormat dan terima kasih atas budi Para Budha Bodhisatva dan Para Dewa.

83   .   Gedung Vihara yang besar dan megah memang dibutuhkan di kalangan Tao ini, tetapi jika para pembina dan petugas Jalan KeTuhanan selalu berkompetisi dalam perebutan nama dan wujud, maka kalian akan semakin meninggalkan asas dan tujuan Tao. Di jaman Guru tidak ada sebuah Vihara pun, Aku ( Guru ) bisa berkelana kemana-mana tanpa beban. Pada jaman dimana situasi langit sudah sangat terbatas ini, salurkanlah amalan harta yang disumbangkan dengan tulus oleh para umat untuk meringankan penderitaan rakyat, hasil derma dapat digunakan untuk pengobatan dan memelihara lingkungan hidup, semua ini merupakan jalan yang layak ditempuh oleh para pembina diri di jaman Pancaran Putih.

84   . Planet Bumi kini sudah bopeng di mana mana, jika tidak segera direnovasi (perbaiki) dengan sungguh-sungguh, maka planet yang asalnya indah ini akan hancur di tangan kalian. Para Budha Bodhisatva yang berada di segala penjuru alam ikut khawatir atas keselamatan kalian. Wahai murid muridKu ! Selain membantu umat dalam bidang pembinaan spiritual dan moral, kalian juga harus membantu dalam tindakan nyata, misalnya dalam memelihara dan melestarikan lingkungan hidup.

85   .    Berdiri dan berkembangnya Wadah KeTuhanan setengah karena kekuatan manusia setengahnya berkat bantuan TUHAN , jika hati manusia tulus akan mengharukan TUHAN , jika tiba waktu yang tepat bantuan akan terwujud, bagai air yang mengalir ke waduknya. Makin berkembangnya Wadah Jalan KeTuhanan memang layak disyukuri tetapi jangan lupa bersimpati dan memberi bantuan kepada umat dunia yang masih menderita, seperti pergolakan yang terjadi sekarang ini di Somalia, Bosnia, Kamboja, penderitaan bangsa Kurdi dll. Wahai murid-muridKu ! Mereka semua juga anak-anak LAO MU , juga merupakan saudara-saudara kalian dalam kelahiran yang lampau, semoga kalian banyak berdoa demi mereka dan juga melimpahkan pahala kalian kepada mereka, jika mampu secepatnya terlibat dalam perbuatan nyata.

86   .    Sungguh-sungguh membina diri di jalur Tao, baik-baiklah menjaga kelangsungan dan kesucian Wadah Tao, Aku sebagai Guru tidak meninggalkan apa-apa untuk kalian, hanya berharap kalian mampu melayani semua umat Tao yang hendak membina diri dengan baik, agar mereka berprestasi, dan kelak kembali ke Nirwana. Orang Bijaksana di jaman dahulu mengatakan " Kalau hendak mencapai Jalan Suci KeBudhaan, terlebih dahulu harus menjadikan diri sebagai budak umat "
Kalian sebagai Pembina Tao harus memiliki semangat rela membiarkan umat menginjak pundak kalian, membantu mereka mencapai kesempurnaan. Guru dan Para Suci rela mengorbankan jiwa raganya menjadi selamat membina diri dan mencapai kesempurnaan Budha.

87   .   Sesungguhnya jerih payah yang dilakukan seorang pembina dalam proses membina diri dan menjalankan Tugas KeTuhanan tidak layak disebut jasa kebajikan. Coba pikirkan seandainya ada sedikit jasa kebajikan yang kalian lakukan, apakah kalian tidak ingin memakainya untuk membayar hutang karma ? Untuk melindungi diri agar selamat terhindar dari kemalangan dan untuk disisihkan sedikit sebagai bekal kelak menghadap LAO MU ? Lalu setelah dipotong lagi untuk membayar dosa-dosa yang dibuat kalian dalam sehari-hari, wahai murid-muridKu, apakah kalian masih berani bersikap sombong karena merasa diri mempunyai jasa pahala ?

88   .    Waktu itu Guru pernah mengharapkan kalian bisa meniru Ibu Guru Suci yang tidak suka menonjolkan diri, kalian mungkin belum benar-benar dapat menghayatinya, hari ini Guru tegaskan lagi, sebagai Pembina KeTuhanan kalian layak meneladani Beliau, yang tidak menonjolkan nama di dunia fana dan di Pelintasan 3 Alam, Beliau menyembunyikan jasa kebajikan di pangkuan langit dan bumi, tidak seperti Guru ( Aku ) yang nama dan berpenampilan asal-asalan yang sudah dikenal banyak umat. Kebajikan Ibu Guru Suci yang luar biasa hanya sedikit orang yang tahu. Dalam hal ini Aku ( Bapak Guru ) kalah dari Ibu Guru Suci , maka umat yang membina Jalan KeTuhanan di akhir jaman ini harus belajar tidak menonjolkan diri dan pandai menyembunyikan kebajikan, biarlah Karunia Tuhan dan Budi Jasa Guru senantiasa menerangi sanubari para Umat.

89   .   Kelak akan muncul 36 Ci Kung palsu dan 72 Maitreya palsu yang sebenarnya bukan berasal dari luar tapi berasal dari dalam hati, coba lihat perpecahan dan perebutan kekuasaan yang terjadi di Wadah Tao sekarang ini, sebabnya tiada lain karena reaksi dari ambisi pribadi, sehingga tak terasa iblis menguasai hati nurani dan timbullah segala kekacauan dan ujian-ujian, hal ini membuat diri ini tidak sadar telah terjerumus ke jalan yang salah. Semoga murid-muridKu sekalian menekuni asas pantangan, ketenangan, kebijaksanaan, dengan demikian baru mampu memiliki kearifan sejati untuk menjawab semua ketidak pahaman akan reinkarnasi dan dapat membina diri dengan jelas tanpa terikat oleh pengaruh lain.

90   .    Sebagai seorang Pembina Tao harus taat aturan dan sungguh-sunguh, meskipun kalian adalah pemula yang bertugas memberikan handuk, namun kelak kalian juga bisa mencapai predikat kedudukan di Nirwana, tetapi kalau kalian hanya egois terhadap pahala yang diperoleh, sok budiman, kurang memiliki hati yang welas asih dan tenggang rasa serta tidak luwes menuntut umat lain, tentu tidak akan bersatu dengan Hati TUHAN , maka prestasi yang dicapai akan terbatas, apalagi kesempurnaan yang diperoleh dalam 1 kali kelahiran tidak dapat menjamin iman seseorang akan teguh selamanya dan tidak berubah. Maka sebagai seorang yang membina Tao sungguh sanggat penting untuk memupuk kesungguhan, ketulusan dan kesejatian hati, hati ini juga harus mampu menerima segala penderitaan, yang terpenting adalah senantiasa baik hati terhadap umat yang belum sadar dan belum terlintas

91   .   Sebagai Tri Duta ( San Chai ) harus berhati suci, tenang, polos dan tulen seperti Tuhan yang mengendalikan alam semesta, senantiasa mempertahankan sifat yang tiada pamrih untuk menyempurnakan setiap umat, dengan demikian pasti dapat melintaskan banyak umat, prestasi yang akan dicapai, pasti tidak kalah dari para pendahulu yang membuka Ladang Tao. Kalau tidak melakukan seperti yang di atas, kalian pasti akan merasa jemu. Sifat manusia yang menonjol akan meremehkan dan tidak mampu menyatukan dengan kehendak Tuhan dan maksud dari Para Budha, kalian akan mudah terjerumus ke dalam yang sulit, sehingga tidak mampu menyelami kelembutan yang unik, juga tidak dapat masuk dan menyatu dengan alam pikiran sempurna yang dimiliki oleh Para Budha dan Bodhisatva, jika ikrar yang ditegakkan tidak dapat dituntaskan, kelak bagaimana bertanggung jawab atas Amanat yang diterima ?

92   .    Sebagai seorang pembina Tao tidak mudah untuk tidak terjerumus dalam mencari nama dan keuntungan pribadi, semoga kalian tidak tergelincir ke dalam pusaran cobaan lainnya. Memiliki jabatan dan tugas di organisasi masyarakat sebenarnya yang diperlukan hanya menyesuaikan diri dengan lingkungan saja, cukuplah mengutus orang yang berkemampuan untuk melakukannya. Sebagai senior di kalangan Tao tidak perlu berebut nama dan kedudukan, ketahuilah keistimewaan pelintasaan umum dari Tao, yakni dengan diam-diam mengail manusia bijaksana, dengan demikian kebajikan seorang budiman kian hari kian cemerlang, jangan hanya ingin mendengar pujian dan mendengar tepukan tangan saja, sampai hilang perasaaan was-was telah menerima titipan tanggung jawab saat berbahaya, seperti yang dimiliki Para Suci jaman dahulu yang Aku ( Guru ) dan Ibu Guru Suci meninggalkan kepada murid-murid sekalian adalah sebuah Wadah Tao, bukan merupakan organisasi agama !

93   .    Orang yang membina Tao di akhir jaman harus menjaga imannya jangan sampai melenceng, kalau tidak dirinya bakal tenggelam, sebab hutang karma para umat yang terkumpul selama tumimbal lahir ini, telah mendapat gaung sambutan dengan alam Asyura, mereka tidak mau lagi mengganti hutang nyawa dengan limpahan pahala tetapi menghendaki yang bersangkutan imannya goyah, akibatnya mengkhianati roh sucinya, dan seluruh leluhur dan keturunan terkena dampaknya, kemudian lambat laun memecah belah dan menghancurkan kelangsungan Wadah Tao di suatu daerah. Wahai murid-muridKu ! Apakah kalian masih belum mau sadar dan mawas diri melihat ada Wadah Tao tertentu yang pecah belah dan kacau balau ?

94   .    Janganlah berebut jasa dan prestasi di Kalangan Tao, mengkritik Firman di aliran lain palsu, mengharuskan umat pengikutnya diberi " Satu Titik Petunjuk " ulang, apalagi sampai mengatakan mereka yang Maha Sesepuhnya ( Lao Qian Ren ) sama, tetapi pimpinan Sesepuh ( Qian Ren ) dan Dian Chuan Shi ( Pandita ) tidak sama harus melakukan ulang upacara permohonan Tao atau mengatakan pentasbhian orang lain tidak sah. Guru telah menerima Firman LAO MU untuk mewariskan Tao yang Mulia kepada kalian agar dilanjutkan penyebarannya, apakah hanya telunjuk yang engkau miliki baru " Emas (asli)" sedangkan telunjuk yang dimiliki orang lain adalah " Besi (palsu)" ? Pendapat seperti ini sungguh tidak rasional ! Satu pikiran yang tamak, satu kata-kata fitnah, sudah menghujat Para Sesepuh Guru dari 1 generasi ke generasi berikutnya yang dengan susah payah menjaga kemuliaan Firman Tao, bukankah perbuatan seperti ini sudah melanggar larangan besar melukai raga Budha dan memecah belah kerukunan antar umat KeBudhaan ! Asal tidak menyimpang dari Kehendak Yang Maha Kuasa, tidak mengkhianati Para Sesepuh Guru dan menganggap diri paling mulia, Firman yang diemban oleh Para Pendahulu dari setiap aliran, akan langsung dipertanggungjawabkan kepada TUHAN , karena ke-Sah-an Firman dan Benang Emas berlandaskan atas moral kebajikan pembinaan dan pelaksanaan Tao yang dilakukan dengan tulus, semoga murid-muridKu dapat menghormati kesinambungan dengan aliran lain, masing-masing saling membantu demi kesempurnaan umat, serta menjaga kerukunan Wadah Tao pelintasan tiga alam ini.

95   .    Guru baru saja datang dari Daratan Tiongkok bagian timur daya, melihat para Asyura bertindak kejam di sana, ada ratusan murid-muridKu mengorbankan diri untuk menanggung petaka, meskipun maut menyongsong, mereka tetap mempertahankan keyakinan, sedikitpun tidak menyesal, hanya terus menerus memohon welas asih dari Guru, Aku tahu mereka akan gugur secara ksatria, ingin sekali menolong mereka, tetapi tidak berdaya, sungguh sedih sekali ! saat ini disana masih ada banyak sekali murid-muridKu yang mempertahankan iman dengan perkasa, meskipun mereka berada di lingkungan berbahaya untuk membina diri dan menjalankan Tugas KeTuhanan, tetapi mereka benar-benar menempa diri, tidak tamak dan tidak pamrih, dibandingkan dengan kalian yang berada di negara yang bebas menjalankan ibadah, iman kalian sungguh kalah unggul ! Sudah tiba waktunya, Aku sebagai Guru terpaksa mengatakan dengan terus terang kalau kalian tetap tidak ingin membina diri dan menjalankan Tugas KeTuhanan secara baik, menyayangi karunia TUHAN yang dilimpahkan kepada kalian, serta masih berselisih paham antara sesama umat, kelak neraka lapisan 19 , 20, 21 pasti akan menanti kalian !

96   .     Belum saatnya menjalankan Tugas KeTuhanan dengan leluasa di daratan Tiongkok, tetapi kalau ada kesempatan, boleh mencoba menyebarkan ajaran Tao, namun kalian harus hati-hati menjaga keselamatan, jangan sampai teledor, sehingga menjadi korban sia-sia, dan jangan berhubungan dengan para pendahulu yang masih tertahan di sana, agar tidak membahayakan jiwa mereka, hal ini juga berarti membantu Kakek Guru melindungi tokoh-tokoh berbakat di Wadah Tao ini, Masa telah sampai memisahkan yang baik dengan yang buruk. Wahai murid-muridKu ! Membina dan menjalankan Tugas Suci Tao hanya perlu menyerahkan jiwa raga kepada TUHAN , membinalah dengan sepenuh hati dan tenaga, jangan berlaku bodoh lagi !


97   .    Dulu saat Guru masih membina dan menjalankan Tugas Tao juga berstatus sebagai Dian Chuan Shi ( Pandita ) yang bertanggung jawab untuk meneruskan silsilah Tao saja, setelah menerima Firman TUHAN di depan altar bersama dengan Ibu Guru Suci , Aku ( Bapak Guru ) hanya menjalankan tugas KeTuhanan selama 17 tahun, kemudian meninggal dunia, semua prestasi adalah berkat Karunia LAO MU , bukanlah jasa pribadi, mana boleh menyombongkan diri ! Sekarang ini banyak sekali Pandita yang masa membina diri dan menjalankan tugas lebih lama daripada Guru, tetapi pernahkah mawas diri atas kebajikan dan jasa sesuai dengan predikat yang diemban ? Setelah Para Sesepuh meninggal dunia, kalian tidak membalas budi dan menuaikan ikrar, juga tidak menjaga ketentraman Wadah Tao, malah membentuk aliran pribadi, menarik pengikut-pengikut orang lain dan saling konfrontasi mengakibatkan begitu banyak umat Tao merasa resah, perbuatan demikian apakah dapat dipertanggung jawabkan pada Karunia Tuhan dan welas asih Para Budha di 10 penjuru alam ! Guru sungguh tidak memiliki kebajikan, lebih baik memberikan kedudukan "  PENANGGUNG JAWAB PELINTASAN TIGA ALAM " ini kepada kalian saja! semoga tidak memalukan, ketahuilah apa yang kalian miliki di dunia fana adalah wujud sementara saja, jangan sampai nama dan wujud fana ini menjungkir balikan watak KeBudhaan kalian ! Guru terlalu cinta kepada murid-murid, apakah kalian mengerti jerih payah dari Guru ?


SELESAI




RIWAYAT SINGKAT KAKEK GURU JIN GONG ZU SHI
Pada masa Penyelamatan Umum Pancaran Putih ini, Tuhan memberikan Firman kepada Tiga Budha memimpin Jalan KeTuhanan. Tiga Budha menitis kembali ke dunia sebagai Patriat-Patriat ( Guru Sejati ) ke 17 dan ke 18, yang riwayat singkatnya tertera dibawah ini.

PATRIAT LU
Adalah Penitisan dari BUDHA MAITREYA dan merupakan Maha Guru kita ( 老祖師 Lao Zu Shi )
Beliau lahir di daratan Tiongkok di propinsi San Tung daerah Ci Ning pada tahun 1850 penanggalan imlek tanggal 24 bulan 4 ( masa Dinasti Qing )

Bermarga Lu dengan nama Zhong Yi 路中一

Sejak kecil sudah yatim piatu dan hanya mempunyai seorang adik perempuan , berdua hidup menderita.

Pada usia 22 tahun mengikuti wajib militer ( menjadi tentara berpangkat rendah ) sampai dengan tahun 1895, suatu hari mendapatkan petunjuk Tuhan dan bimbingan Budha dan Bodhisatva (melalui mimpi ) untuk bertemu dengan Patriat ke 16 Liu Ching Shi agar memohon Jalan KeTuhanan.

Pada tahun 1905 mendapatkan Firman Tuhan sebagai Patriat Pertama Masa Pancaran Putih atau Patriat 17  dalam urutan silsilah Patriat Patriat di Tiongkok pada masa ke 2 ( di hitung dari Budha Bodhidharma Ta Mo Cu She sebagai Patriat pertama dan berlanjut sampai  Patriat ke 6 Hui Neng )

Pada tahun 1925 penanggalan imlek tanggal 2 bulan 2 Beliau wafat mencapai kesempurnaan. Tuhan menganugrahkan Kedudukan Gelar Budha yaitu :  CIN KUNG CU SHE ( 金公祖師 JIN GONG ZU SHI )

Setelah beliau wafat Firman Tuhan dipegang sementara selama 6 tahun oleh adik perempuannya ( Penitisan Bodhisatva Kwan Im ) yang kemudian diturunkan kepada Patriat Kedua Pancaran Putih



Patria ke 2 Masa Pancaran Putih ( Atau ke 18 dalam silsilah patriat patriat )

Patriat Gong Chang ( 弓長 Kung Chang )

Adalah Penitisan dari Budha Hidup Ci Kung dan merupakan Guru Agung kita ( She Cun (
Lahir di daratan Tiongkok Propinsi San Tung daerah Ci Ning ( Desa Nan Siang Suang - Liu Tien )
pada tahun 1889 penanggalan imlek tanggal 19 bulan 7

Bermarga Cang dengan nama Kuei Sen dengan nama lain Kuang Pi
Ayah beliau bernama Ik Si dan ibu beliau bermarga Chiao

Saat lahir Altar Langit ( kuil persembahan bagi raja-raja) di Beijing terbakar langit terlihat kemerah merahan.
Dan sungai Kuning yang biasanya berair keruh , pada waktu itu menjadi jernih hingga terlihat sampai dasarnya.
Dikatakan bahwa setiap air sungai Kuning ( Huang He ) berubah menjadi jernih maka pasti ada Orang Suci yang terlahir, ini menandakan Guru Agung adalah Utusan Suci dari Tuhan.

Pada tahun 1915 bertemu dengan seorang Pandita bermarga Chu yang mengajaknya untuk memohon Jalan KeTuhanan, yang kemudian dengan tulus menjalankan Tugas KeTuhanan bersama-sama, sampai berhasil mengajak 64 orang untuk memohon Tao, beliau akhirnya dapat mengangkat arwah ( Chau Pa ) ayahnya ( ayahnya meninggal dunia saat beliau berumur 22 tahun )

Kemudian Guru Agung membantu Maha Guru ( Patriat 17 ) menjalankan Tugas KeTuhanan, yang akhirnya sesudah 6 tahun sejak wafatnya Patriat Lu ( Maha Guru ) yaitu pada tahun 1930 Guru Agung bersama sama dengan Ibu Guru Suci menerima FIrman Tuhan sebagai Patriat ke 18 atau Patriat ke 2 Masa Pancaran Putih.

Mulai saat itu kedua Patriat ( Guru Agung dan Ibu Guru Suci ) mengemban Misi Penyelamatan Tiga Alam

Pada tahun 1947 penanggalan imlek 15 bulan 8 ( bertepatan dengan hari festival kue bulan ) Guru Agung wafat mencapai kesempurnaan dan dikebumikan di Hang Cou Bukit Nan Ping.
Tuhan menganugrahkan Kedudukan Gelar Budha THIEN JAN KU FO ( 天然古佛  TIAN RAN GU FO )


Patriat Ce Shi

Adalah Penitisan dari Bodhisatva Rembulan dan merupakan Ibu Guru Suci kita ( 師母 She Mu )
Seperti yang dikatakan dalam kitab Suci Budha, Bodhisatva Terang Bulan yang muncul di akhir jaman

Ibu Guru Suci terlahir di keluarga bermarga Sun  , dengan nama Su Cen 素真 nama lainnya Hui Ming 慧明 .
Lahir pada tahun 1895 tangal 28 bulan 8 (kalender imlek ) di daratan Tiongkok propinsi San Tung daerah Tan Sien.

Sejak kecil mendapatkan pendidikan yang baik dari keluarga, beliau bersifat ramah dan pembawaan tenang.

Pada tahun 1918 memohon Jalan KeTuhanan ( Memohon Tao ) , memiliki hati welas asih yang begitu besar dan mendalam, mempunyai niat yang sangat besar untuk menolong umat manusia.

Pada tahun 1930 bersama sama dengan Guru Agung menerima Firman Tuhan sebagai Patriat ke 18 atau Patriat ke 2 Masa Pancaran Putih

Sejak itulah Jalan KeTuhanan disebarluaskan diantara orang-orang umum dan berkat Ibu Guru Suci , mulailah kaum wanita dapat memohon dan menjalankan Tao sampai mencapai tingkat KeBudhaan, yang sebelumnya tidak pernah memiliki kesempatan ini dari jaman ke jaman.

Sejak wafatnya Bapak Guru Agung tahun 1947 , Ibu Guru Suci melanjutkan misi Penyelamatan Umum Tiga Alam , bertambah beratlah tanggung jawab beliau hingga pada tahun 1949 pergi ke Hong Kong ( dikarenakan keadaan yang sangat kacau di daratan Tiongkok ) , lalu tahun 1954 pindah ke Taiwan.

Sampai di Taiwan ( tinggal di Thai Cung ) beliau mengurung diri, selalu bersujud kepada Tuhan memohon perlindungan dan kemajuan KeTuhanan bagi para murid-murid yang menjalankannya dan berikrar menanggung semua rintangan dan cobaan demi kelangsungan Jalan KeTuhanan.

Tahun 1975 tanggal 23 bulan 2 penanggalan imlek, beliau wafat dan mencapai kesempurnaan, Tuhan menganugrahkan Kedudukan Gelar Budha Zhong Hua Shen Mu ( 中華聖母 )

1 comment: