Saturday 14 November 2015

Karma Terlahir di Negara Ethiopia

SISI KEHIDUPAN MENGENASKAN DI ABAD 21


RATAPAN KORBAN BENCANA KELAPARAN PENDUDUK ETHIOPIA

Wejangan Ikat Tali Asih dari Saipamurike ( Liang Hui Ciin ) Kesaksian dari arwah seorang penduduk Ethiopia.

Major famines occurred in 1972-74 , 1984-85 , 87 and 1989-1990 , killing perhaps two million people. In each case international donor provided millions of tons of food aid. The cause of these famines are complex, extensive, long term agriculture on much of  the northern highlands led to deforestation and soil erosion. The combined effect of government policy, civil war, climatic change, and an exhausted agricultural base has contributed to famine in the regions of Eritrea, Trigray, Welo ( Wollo ) and Gonder.

**** Dikutip dari Grolier Encyclopedia of Knowledge ****

KATA PENGANTAR

Bersyukur dan terima kasih kepada Tuhan YME, Guru Agung Budha Ci Kung dan Para Budha, para pembimbing dan para pembina seperguruan yang membantu menyelesaikan penerjemahan buku ini, sehingga bisa cepat beredar.

Sesudah membaca Buku Wejangan Ikat Tali Asih dari buku " Ratapan Korban Bencana Kelaparan Penduduk Ethiopia " ini, saya merasa bahwa isi buku sangat baik bagi diri kita untuk dihayati dan bahan mawas diri.

Walaupun di dalam kehidupan sehari-hari kita ada membina diri, tetapi seringkali tanpa kita sadari telah melakukan banyak pelanggaran atau kesalahan baik secara sengaja maupun tidak disengaja, apalagi pada saat ini, pendapatan per kapita penduduk Indonesia kini relatif kian meningkat, sehingga segala kebutuhan penduduk akan sandang dan pangan boleh dibilang telah tercukupi. Baik dalam kalangan ekonomi menengah ke atas maupun menengah, dapat dikatakan tiada masalah dalam hal kebutuhan sandang dan pangan. Misalnya saja, saat ini kita dapat memilih makanan yang enak-enak dan lezat-lezat seperti yang kita inginkan, dan jika kita merasa makanan itu tidak enak, lalu tidak memakannya bahkan kita buang begitu saja tanpa perasaan bersalah.
Jika kita melihat kehidupan di negeri Ethiopia, dapat kita jumpai masih banyak orang yang kekurangan sandang dan pangan, ada sekitar tujuh sampai delapan juta orang di Ethiopia mengalami kelaparan, bila dibandingkan dengan diri kita, sebenarnya kita hidup di dalam keberuntungan tetapi sayangnya kita tidak mengerti untuk menghargai keberuntungan itu, tersedia sandang dan pangan yang tercukupi tetapi kita malah terlalu boros dan mubazir, tidak menyayangi sandang dan pangan yang kita peroleh.
Kalau kita percaya adanya kelahiran kembali sesudah kematian seseorang, yang kita kenal dengan istilah " tumimbal lahir " atau penitisan kembali, maka buku ini sangatlah berguna dan berharga untuk kita baca, buku ini memaparkan pengalaman arwah seorang penduduk Ethiopia yang sering dilanda bencana kelaparan, melalui urainnya, kita akan menjadi mengerti mengapa ia sampai dilahirkan di negeri yang sarat dengan bencana itu, kesalahan apa saja yang pernah ia perbuat pada kelahiran-kelahiran sebelumnya, seseorang tidak asal begitu saja mendapatkan takdirnya yang buruk seperti yang dialaminya, semuanya itu ada sebab akibatnya, itulah yang disebut sebagai Hukum Karma, dan hanya melalui hukum karma itu maka sifat Tuhan Yang Maha Adil itu bisa kita yakini sepenuhnya.
Maka setelah membaca buku Wejangan Ikat Tali Asih ini, marilah kita mulai merubah kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan dan jangan lagi melakukan pemborosan sandang dan pangan. Jika tidak melanggar cepat-cepatlah berbuat amal jasa pahala dan pupuklah kebajikan, supaya kelak kelahiran yang akan datang tidak dilahirkan dijalur yang buruk untuk membayar karma perbuatan kita di kehidupan ini.

Semarang 14 November 2004

Yi Young Huang

RATAPAN KORBAN BENCANA KELAPARAN PENDUDUK ETHIOPIA

Tahun Imlek Ren Seng Jit Gwe Cap Ji ( 10 Agustus 1992 ) Wejangan Ikat Tali Asih dari Saipamurike ( Liang Hui Ciin ) -Penduduk Ethiopia.

Disaat arwah itu hadir di tempat Cetya dengan meminjam badan San Chai (  三才 Tri Duta ) , ia berbicara menggunakan bahasa asing sehingga para peserta kelas tidak mengerti apa yang diucapkannya, maka Dian Chuan Shi ( Pandita ) dengan welas asih memohon kepada LAO MU  ( 老㊥ 明明上帝 TUHAN ) , supaya arwah tersebut bisa berbicara menggunakan bahasa mandarin agar para peserta kelas bisa mengerti ucapan dari Arwah Saipamurike.

Saya adalah arwah penduduk negeri Ethiopia, nama saya Saipamurike. Saat  ini saya masih menjalani hukuman di dalam neraka, selanjutnya saya akan dilahirkan kembali di Afrika menjadi orang yang sangat miskin.

Saya pernah terjerumus di jalur setan kelaparan, juga pernah dititiskan menjadi hewan dan pengemis. Pada kelahiran ini , saya dilahirkan menjadi penduduk yang mengalami kelaparan di Ethiopia. Di Ethiopia ada 70 macam bahasa utama, sedangkan bahasa daerahnya ada 200 macam. Pada mulanya saat saya datang, saya menggunakan bahasa Kirikiri ( bahasa yang tidak dimengerti ) yang merupakan salah satu bahasa daerah Ethiopia, ternyata para budiman tidak paham, Tuhan berkenan memberi minum Air Suci ini untuk meringankan. Tuhan memberi saya kemampuan berbicara dalam bahasa Mandarin.
Saya bersyukur kepada Tuhan atas kesempatan yang diberikan dan membantu saya agar dapat menceritakan segalanya dengan jelas. Budha Hidup Ci Kung membawa saya ke tempat Cetya ini.

Pertama-tama ijinkan saya terlebih dahulu memberi hormat dengan bersujud di hadapan Tuhan YME, bersujud kepada Para Malaikat, bersujud kepada para Sesepuh, bersujud kepada para Pandita dan para budiman sekalian.

Bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan YME memberi kesempatan kepadaku untuk memaparkan balasan karma saya sendiri. Jika dipaparkan memang panjang ceritanya.

Saya dilahirkan sebagai seorang wanita dalam keluarga yang miskin pada dinasti Song, dengan nama Liang Hui Ciin, tetapi sifat saya keras kepala, paras wajah sayapun jelek. Untuk menutupi kejelekan saya, saat orang menyumbang pakaian ke rumah saya, pasti sayalah orang pertama yang memilih dan memakainya, setelah memilih yang terbaik, baru sisanya saya berikan kepada orang tua dan adik-adik saya. Selain itu saya ribut meminta uang kepada orang tua untuk membeli kosmetik dan bedak. Saya ingin mendadani diri secantik mungkin seperti wanita yang lain sehingga dapat menutupi kekurangan dan kejelekan wajah saya.

Orang tua saya adalah seorang pemeluk agama Budha yang sangat taat, biarpun di dalam kehidupan sehari-hari sangat miskin, mereka tak pernah lupa untuk melakukan ibadah puja bhakti pada Sang Budha dan beramal, sedangkan saya malah sering mengeluh soal biaya rumah tangga saja sudah tidak cukup untuk makan enak dan berpakaian yang bagus, untuk apa masih harus berhemat menyisihkan sebagian untuk beramal dana kepada pihak Vihara, saya pun menyindir bahwasanya para Bhiksu itu adalah makhluk parasit ( makhluk yang hidupnya bergantung kepada pihak lain ) dalam masyarakat, dirinya tak menghasilkan apa-apa, tetapi bergantung kepada persembahan orang lain untuk hidup, saya juga bilang bahwasanya para Bhiksu dalam menyebut dirinya sering mengaku sebagai Rahib yang papa (miskin) , maka sudah selayaknya hidup dalam kemiskinannya dan menderita, saya bilang pada oang tua saya jangan lagi bertindak bodoh, memberi uang kepada orang yang tak ada hubungannya denga kita sehingga tak bisa menyisakan harta kekayaan untuk anak dan cucunya sendiri, justru karena leluhur kita tak meninggalkan harta untuk kita, keluarga kita baru begitu miskin

Maka timbullah pemikiran sesat dalam hati saya, dengan mimik yang jengkel saya menghalangi orang tua saya untuk beramal dana menunjang kehidupan para Bhiksu, sayapun tak pernah mau membersihkan tempat sembahyang Budha dan Altar sembahyang leluhur di rumah, saya beranggapan Rupang Budha itu adalah boneka kayu yang tiada perasaan, meskipun orang tua saya tiap hari melakukan puja bhakti di hadapan patung-patung itu, toh keluarga kami juga tak bisa menjadi kaya, lalu apa gunanya membersihkan Rupang Budha dan debu di atas meja Altar itu ? Memboroskan air ( pembersih ) saja , lebih baik saya menyembahyangi Dewa Rejeki, lihat apakah Dewa Rejeki itu bisa memberikan harta dan mustika kepada keluarga kami. Dalam benak pikiran saya, saya hanya memikirkan bagaimana diriku bisa punya uang untuk menghias diri saya supaya cantik, sedangkan orang tua dan adik-adik memakai pakaian jelek tidak masalah, ada kalanya saya berdandan menghabiskan waktu yang cukup lama, setelah selesai lalu pergi berjalan-jalan santai, tujuannya supaya orang bisa melihat dandannku, sayapun tak pernah peduli untuk mencuci pakaian anggota keluarga, adik perempuan sayalah yang merangkap pekerjaan rumah tangga itu.

Pada saat itu di daerah tempat tinggal kami ada putra seorang gembong lalim setempat, orang memanggilnya tuan muda Ma, keluarganya menjadi kaya raya dan berkuasa dengan memperlakukan rakyat kecil sewenang-wenang bersandar pada kekuasaan yang dimilikinya, tuan muda Ma minim pengetahuannya, reputasi keluarganya tidak baik, tiada gadis yang mau menikah dengannya, sedangkan saya yang sudah teramat jenuh hidup melarat dalam rumah, dalam benak pikiran, saya berkeinginan nebeng ( menumpang ) pada keluarga yang kaya, meskipun keluarga Ma bukanlah keluarga yang baik, budi pekerti tuan muda Ma juga tidak baik, tapi karena saya mendambakan hidup mewah, sayapun lalu bersolek untuk memikat tuan muda Ma, sehingga berhasil menjadi menantu keluarga Ma, tuan muda Mamenutupi asal usul keluarga saya, sejak saya menjadi nyonya muda,sifatku yang suka kemerentengan lahiriah semakin menjadi-jadi, saya tak merasa segan ( risih ) menggunakan kekayaan keluarga Ma, bahkan berharap orang lain bermasalah, sehingga punya alasan untuk mengerjai hartanya menjadi milik keluarga kami, oleh karena itu di saat mertua dan suami mengakali harta kekayaan orang lain, saya hanya menutup mata sebelah, tak menghalanginya. Saya telah ketakutan menjadi hidup melarat yang saya alami dahulu, kini mendapat kesempatan menikmati kesenangan hidup, saya tak mau melepaskan kesempatan ini dengan mudah, saya berpikir dulu orang tuaku tidak bisa memberi kesempatan hidup kaya kepada saya, saya lalu berkeinginan agar anak-anakku bisa hidup lebih enak, dasar anak-anak, mereka tentu hanya bisa mencontoh apa yang sudah menjadi kebiasaanku, sama halnya seperti kami orang dewasa, tidak mengerti berhemat, saya terlalu memanjakan anak, makanan yang tak mereka sukai juga tidak ku makan, pembantuku memberesinya dan memakannya, saya malah beranggapan pembantukulah yang beruntung, membiarkan mereka bisa makan makanan yang begitu enak, timbullah tinggi hatiku memandang rendah mereka.

Jika hasil pekerjaan pembantu tidak sesuai dengan kehendak hatiku, akupun menghukum mereka dengan membiarkan kelaparan tidak kuberi makan beberapa kali. Segala sesuatu apa yang saya lakukan ternyata semuanya disaksikan oleh Para Malaikat dan roh-roh halus ! Diri saya kini bisa menikmati kesenangan hidup, tapi saya malah membiarkan kedua orang tua saya mengenakan pakaian yang tipis dan minim, makannya pun seadanya, saya sungguh tak berbakti ! Saya menyalahkan orang tua dulu tak memberikan saya hidup yang enak, kali ini saya bisa menikmati kesenangan hidup memang sudah nasibku, orang tua suka beramal dan rela hidup bersahaja, ya biar mereka dengan sendirinya hidup bersahaja saja ! Saya tidak banyak pedulikan orang rumah, saya memang egois ! Masih ada satu hal lagi yang saya sungkan katakan. Jika suruh saya beramal saya memang kikir, tetapi dengan diam-diam saya malah mengambil uang " memelihara " lelaki simpanan diluar untuk keperluan makan dan tempat tinggal, adik suamiku pernah memergoki hubungan gelap kami, saya lalu beri uang kepadanya untuk dia bersenang-senang, dengan demikian barulah dia tutup mulut, saya sungguh malu.

Saya tidak mengerti menyayangi dan mengumpulkan rejeki yang ada, menikmati habis semua rejeki sandang pangan semasa hidup, akibatnya saya sering kehilangan barang yang tanpa mengerti apa sebabnya dan tak bisa menemukannya kembali, biarpun saya tercukupi akan sandang pangan, tetapi semakin hari saya justru semakin kurus. Saya takut semakin kurus maka penampilanku semakin jelek, oleh karena itu saya mengkonsumsi banyak makanan-makanan yang bergizi, tetapi sesudah makan, badan saya tidak bisa menyerapnya, lambung dan perut saya malah sering terasa nyeri dan kejang, sering kali mencret, sakit-sakitan terus, akhirnya saya mengalami sakit bengkak di tenggorokan saya, sehingga sulit untuk menelan makanan, perlahan-lahan wajah saya berubah seperti setan kelaparan, ini disebabkan saya terlalu banyak berfoya-foya, dan merupakan balasan karma langsung pada masa hidup kini yang disebabkan tidak mengerti untuk menyayangi rejeki, disusul lagi pembalasan kesengsaraan setelah meninggal yang tak habis-habisnya ! Karena saya pernah memfitnah para Bhiksu, menggertak dan mengusir pengemis, mulut saya selalu berbau busuk.

Meskipun saya banyak berkorban demi anak dan selalu menuruti kemauannya, anak saya tetap membangkang dan durhaka terhadap saya. Sewaktu saya sakit, anak-anak tidak terlalu memperhatikan saya, mertua juga tidak mengijinkan anak-anak mendekati saya, hanya pembantu saja yang boleh menjaga dan merawat saya, sayapun merasa kesepian, saya menghayati benar-benar jika tidak memiliki berkah baik  sungguh sulit untuk mendapatkan keturunan yang baik dan berbakti ! Semasa hidup saya tak rela akan nasibku yang melarat dan berulah dengan segala cara, meskipun di tengah umur saya bisa menikmati kesenangan hidup, tapi karena juga telah melakukan pemborosan yang berlebihan, mengakibatkan akhir yang tragis, karena banyak membuat mubazir rejeki dan berfoya-foya, sehingga telah memperpendek usia saya. Pada umur 39 tahun, di daerah kami dilanda bencana wabah penyakit menular, sayapun tertular dan akhirnya meninggal dunia.

Oh ! Jika manusia tidak mempunyai pertimbangan jangka panjang ke depan, tentu juga mempunyai sesuati kekhawatiran yang mendesak, semasa hidup saya hanya memikirkan kesenangan saja, mendambahkan gaya hidup yang santai dan berleha-leha, tapi tingkah laku saya yang buruk tidak bisa terlepas dari pencatatan jasa dan dosa, sehingga saat ajal tiba dan didatangi Petugas Utusan Neraka pencabut nyawa , roh sayapun digelandang masuk ke neraka, di dalam kegelapan, saya menjadi linglung dan terbengong-bengong, saya sempat bersilat lidah dan berkilah dengan Jaksa Penuntut Kuasa Neraka berkenaan dengan perbuatan saya semasa hidup, akibatnya malah diperberat hukumannya, sisksaan seperti : dilempar ke dalam hamparan api, direbus dengan air panas dalam kuali besar, organ tubuh dipotong-potong, kedinginan dan kelaparan semuanya telah kujalani dan alami. Di kuasa neraka saya memikul hartaku yang ilusi, tetapi tidak bisa menikmati kiriman makanan dan uang-uangan.

Saya terjerumus ke dalam jalur setan kelaparan, bentuk wajah setan kelaparan sangatlah buruk, rambut sekeras duri, bila tertusuk ke badan akan terasa sakit sekali.

Jika semasa hidup tidak mau beramal air dan membiarkan orang sampai mati kehausan dan kekeringan, maka saat menjadi setan kelaparan ini akan selalu kehausan, dan jika air hujan mengenai badannya, maka bisa menjadi bunga api, saat menemukan sungai dan sumber air tersebut mengering dengan sendirinya, demikianlah saya selalu menderita dan kehausan di dalam neraka yang kering.

Jika di dunia selalu berfoya-foya dan tidak mau beramal, kikir dan tidak mau menyumbang, juga akan menjadi setan kelaparan, selalu mengalami kelaparan dan sering dilanda kerisauan, kemana-mana mencari kotoran dan air urine untuk dimakan dan diminum, letih lelah sepanjang hari namun tidak mendapatkan makanan, dan begitu makanan masuk ke dalam mulut segera berubah menjadi arang, jika semasa hidup tahunya hanya mementingkan diri sendiri menikmati makanan, tidak tahu berbagi nikmat bersama sanak keluarga, hanya diri sendiri yang gemuk, tidak memperhatikan dan merawat orang tua, maka setelah meninggal akan menjadi setan kelaparan yang khususnya hanya bisa mencium aroma makanan, setan yang demikian dinamakan Setan Penyerap Aroma.

Ada satu hal yang juga perlu diperhatikan, yaitu makanan atau buah-buahan yang akan dipersembahkan kepada Para Budha, Para Suci, serta arwah-arwah, sebelum kita persembahkan janganlah dicicipi. Atau belum selesai dipersembahkan kepada Para Budha, Para Bodhisatva dan Para Suci, lalu kita mencuri makan makanan dan buah-buahan yang kita persembahkan itu. Bagi orang yang melanggar hal tersebut akan mendapatkan karma balasan berupa penitisan di jalur setan kelaparan ini sampai beberapa kali kelahiran. Tahukah Para Budiman ? ( Arwah Lim Hui Ciin bertanya kepada para hadirin dan dijawab " tahu " ) Saya masih harus dititiskan di empat macam bentuk kelahiran, dilahirkan di tempat yang paling hina.

Sementara ada orang yang pelit semasa hidupnya, maka ia akan dititiskan dengan mendapat balasan yaitu meninggal di dalam rahim sang ibu, usia pendek dan tidak memiliki rejeki untuk menikmati makanan semasa hidupnya.

Saya pernah dilahirkan menjadi pengemis dalam beberapa kelahiran, menjadi gelandangan dan menjadi orang miskin, begitu lahir sudah kekurangan makanan.

Dulu saya suka menghina orang miskin, tidak melihat diri sendiri juga orang miskin, tetapi masih menghina dan membenci pengemis yang miskin, maka setiap kelahiran mendapat karma balasan berupa tidak sempurnanya kelima panca indra. Sedangkan diriku suka menikmati harta yang tidak halal dan tidak sepantasnya diterima, segala kemegahan lahiriah yang tampak, tak urung mencapat gerutuan dan pergunjingan orang lain. Oleh karena itu selama saya dilahirkan menjadi orang hina, saya selalu dilahirkan di keluarga yang pernah menjadi seteru dan memiliki dendam pada diri saya di kelahiran yang dulu, kalau tidak bungkuk badan atau bisu , yaitu bisa juga menderita sakit sering tersedak di saat makan, selain itu masih sering dipandang rendah oleh orang lain, dicampakkan, diremehkan dan dilecehkan orang serta ditakut-takuti dengan anjing galak, semasa hidup sebatang kara, sering mendapat aib dan celaka, segala perencanaan hanya berupa khayalan saja, seumur hidup tidak berhasil dalam usahanya .

 ( Badan bungkuk karena pada kelahiran dulu terlalu boros, terlalu banyak merugikan orang lain, dan terlalu banyak hutang karma yang berat. Terlahir bisu disebabkan pada kelahiran terdahulu suka berkeluh kesah yang tidak pada tempatnya, mengeluarkan kata-kata yang menyesatkan orang dengan mengatakan bahwa melakukan puja bhakti terhadap Budha tiada gunanya, menghalangi orang tua untuk beramal, tidak baik-naik menasehati mertua dan suami supaya jangan lagi mengakali harta orang lain, dll )


Siapa gerangan yang tidak mau menjaga gengsinya, menjadi pengemis minta sedekah dari rumah ke rumah. Saya sungguh merasa malu bila dilihat orang. Dewasa ini ada beberapa pengemis jadi-jadian, tidak sungguh-sungguh mencari nafkah, hidupnya hanya tinggal mengulurkan kedua tangan meminta uang, sungguh menyia-nyiakan raganya yang berguna yang dikaruniakan, rela dirinya menjadi hina dan tidak tahu malu, betapa menyedihkan !

Jika semasa hidup hanya mengutamakan kenikmatan dan kesenangan hidup dirinya, hanya ingin memuaskan nafsu keinginan dirinya, tidak mau beramal untuk orang miskin dan cacat, melihat orang lain beramal malah menertawakan, sehingga membuat orang yang beramal kehilangan keyakinan, maka oang tersebut akan dilahirkan menjadi oang idiot, berbadan bungkuk, buta, tuli dan lain-lainnya yang merupakan penyandang cacat tubu.

Saya pernah terlahir di Afrika, sedangkan kelahiran yang lalu dilahirkan di Ethiopia, nama saya Saipamurike , menjadi seorang pria.

Di dalam berbagai laporan media cetak maupun elektronik, budiman dapat mengetahui bahwa penduduk Ethiopia terdapat kurang lebih enam sampai tujuh juta orang berada dalam kondisi kelaparan, saya termasuk di dalam salah satunya, banyak orang di masa hidupnya suka berfoya-foya dan menghabiskan rejekinya, barulah akhirnya dilahirkan kembali di tanah tandus di Afrika, seperti tanah di Libya, banyak sekali tanah yang tidak dapat ditanami, pendapatan per kapita penduduk di sana tidak sampai US$ 35 salam setahun ( US$ 35 x Rp 13.000 = Rp 472.500,-  ) . seperti juga di Ethiopia terdapat banyak sekali perkampungan kaum miskin. Kehidupan kami di sana sangat terbelakang. Ada yang membangun rumah dengan kotoran sapi, atau tinggal di rumah yang atapnya terbuat dari seng yang direkatkan dengan tanah liat, di kota Lagos di Nigeria merupakan daerah kumuh semua, banyak orang yang di sana tidak punya rumah dengan dengan empat dinding tembok.

Dahulu kala ada seorang dayang di istana yang tidak suka beramal, tetapi malah memberi sedekah sisa-sisa buah-buahan dan air minum yang berbau busuk kepada salah satu murid Budha Gautama, yaitu Yang Aria Mogalana, sesudah meninggal ia dilahirkan di pinggiran kota yang terpencil dan sepi, berparas jelek, hidupnya sangat menderita.

Ketika dilahirkan di jaman dinasti Song, saya terlalu memanjakan dan menyayangi anak saya. Ketika anak marah karena tidak ada yang sesuai seleranya dan tidak mau makan, sering mengobrak abrik piring dan mangkok, nasi dan masakan tercecer di lantai, saya lalu menyuruh pembantu memunggutnya, dan jika ada pengemis datang meminta minta, maka kuberikan kepadanya, tidak hanya itu, kadang-kadang juga kuberik bubur yang sudah basi kepada mereka, sehingga sesudah dimakan, mudah terserang penyakit. Akibat perbuatan itu di setiap kelahiran saya selalu hanya dapat makanan dan minuman yang kotor, sewaktu terperosok lahir dalam jalur binatang, pernah menjadi anjing gila yang kudisan ( anjing kelaparan yang mempunyai penyakit kulit ). Sewaktu terlahir menjadi pengemis, tidak pernah mendapat makanan dan minuman yang bersih sehingga sering berpenyakit, kulit juga tidak sehat, lebih-lebih orang Afrika pada umumnya mengidap penyakit cacingan, juga rentan terjangkit penyakit malaria, diare, usus cacingan dan lain sebagainya, bisa juga karena sering hanya bisa makan adonan tepung yang kasar dan keras, susu yang sudah basi, akibatnya membuat usus dan lambung sering terkena penyakit yang aneh, luka cedera pada umumnya juga hanya bisa dibalut dengan dedaunan dan kulit pohon.

Perbuatan manusia yang jahat biarpun telah melewati beberapa kali kelahiran tetap akan menuai balasannya, persoalannya hanya tinggal datangnya cepat atau lambat saja.

Dahulu anak-anak saya meniru kelakuan kami orang dewasa yang senang berfoya-foya, nasi dan lauk pauk yang jatuh di lantai tidak dipunggut lalu dicuci bersih dan dimakan, akibatnya masing-masing bertumimbal lahir sesuai dengan perbuatannya, kelahiran yang lalu kami sama-sama dilahirkan di Afrika, sejak kecil saya menderita kelaparan yang tak tertahankan, saya selalu ke pasar memunguti buah-buahan dan sayur-mayur di dalam bak sampah, sedangkan anakku yang di jaman dinasti Song terlahir kembali menjadi binatang peliharaan dalam keluarga saya, mereka harus makan makanan yang kotor di lantai, kalau sudah demikian akibatnya , mau pilih pilih makanan yang sesuai selera tentu tidak bisa lagi, ada sebab yang begini, tentu ada akibat yang begitu, itulah HUKUM KARMA !

Sanak famili kami  kelahiran lalu, sesudah melalui perputaran kelahiran yang berkali-kali, telah berubah wujud, di antara ayah, ibu, dan anak-anaknya tiada saling mengenali lagi karena menciptakan karma, masing-masing dilahirkan kembali menjadi penduduk warga yang kelaparan, dan menjadi binatang peliharaan, betapa menyedihkan ! Sedangkan kehidupan di Taiwan, ada sementara orang pada masa penjajahan Jepang dahulu sangat susah hidupnya, kini malahan memanjakan anak-anaknya sebisa mungkin dengan memberikan makanan yang enak dan pakaian yang bagus, tidak rela membiarkan anak-anaknya merasakan penderitaan dan kesusahan sedikitpun, mereka terlalu memanjakan anak, lambat laun menjadi kasih sayang yang berlebihan, mengakibatkan anak-anaknya memiliki sifat pemboros, maksud mencintai malah mencelakai. Waspadalah ! Ambillah contoh pengalamanku sebagai cermin.


Dulu saya suka menggerutu atas kemiskinanku, lalu timbul pemikiran yang sesat, memfitnah para Bhiksu, menghalangi orang tua beramal, dan juga pernah membentak dan mengusir pengemis-pengemis itu, maka saya dilahirkan kembali menjadi orang dungu, buta huruf, berbadan pendek, gigi sering rontok, badan dan mulut selalu bau.


Dahulu pemikiran saya diliputi ketersesatan mengatakan bahwa membersihkan meja Altar dan Rupang Budha merupakan pemborosan air, akibatnya saya dilahirkan dengan keadaan kulit badan yang hitam dan kotor, mandi hanya dengan segayung air, atau bahkan tidak ada air sama sekali untuk mandi, tinggal di rumah yang gelap, tidak ada aliran listrik, lingkungan tempat tinggal jorok dan kumuh, sungguh mengenaskan, di rumah dan di jalanan saya harus menahan bau apek


Seperti juga di beberapa daerah di Libya, ada kalanya sepanjang tahun tidak pernah turun hujan, di lembah gunung Medjerda di bagian selatan Tunisia, penduduk pribuminya sangat kesulitan mendapatkan air minum, kesempatan untuk mandi rasanya sulit semasa hidupnya, penduduk pribumi gurun pasir yang berada di bagian selatan Aljazair bahkan menganggap orang yang menggunakan air yang mereka nilai sangat berharga untuk mandi itu sebagai orang dungu. Kesemuanya itu dikarenakan pada kelahiran yang lalu mereka banyak memboros-boroskan air, sehingga akhirnya mereka dilahirkian kembali di tempat yang kesulitan air bersih untuk merasakan penderitaan.




Dikarenakan umat di dunia membuat mubazir makanan dengan seenaknya serta berbagai sebab lainnya, akibatnya mengundang bencana alam berupa bencana kekeringan. Jika seseorang sudah beramal, tetapi dalam hatinya timbul rasa menyesal, punya rasa keterikatan, dalam hatinya diliputi rasa kesal dan emosi, ada pula yang akhirnya terdorong untuk dilahirkan di daerah kekeringan atau dilanda angin ribut. 

Gelombang angin panas bisa membinasakan ternak, dan membuat rumput-rumputan makanan ternak terbakar semua. Seperti halnya di Ibu Kota Sudan Utara, Khartoum, selain terkenal dengan kota yang jorok, kumuh dan tak teratur, juga merupakan kota yang terpanas di dunia, suhu panasnya sampai menyengat telapak kaki. Di daerah gurun pasir bagian selatan Aljazair, bila musim panas tiba, panasnya suhu udara bagai api dalam tungku, penduduk di banyak daerah bahkan sering dilanda tiupan angin Gurun Sahara yang kuat yang bercampur pasir, bila mengenai kulit, akan terasa seperti jarum yang menusuk ke dalam tubuh, kekeringan yang berkepanjangan mengakibatkan terjadinya bencana kelaparan, seperti bencana kekeringan yang terjadi di Mali, telah merenggut banyak nyawa manusia dan hewan peliharaan. 

Pada abad ke 20 di Nigeria pun pernah terjadi beberapa kali bencana kelaparan dalam skala yang besar, korban kelaparan yang meninggalpun cukup banyak, burung-burung dan binatang liar banyak yang mengungsi ke luar daerah, dan hewan-hewan piaraanpun banyak yang mati karena kekeringan.


Di Karamoya sebuah kota di bagian utara Uganda juga dilanda bencana kekeringan, korban yang meninggal sampai puluhan ribu orang, di daerah Gurun pasir Sahara yang terbentang di bagian tengah, barat dan timur Benua Afrika, semuanya pernah dilanda kekeringan yang hebat, bencana kelaparan di Ethiopia yang lebih kita kenal juga sangat serius, kehidupan penduduk di sana sangat terancam dan dalam keadaan sangat kritis, harus bergantung pada pasakon makanan sebagai pertolongan darurat dari lembaga bantuan internasional. Di antara penduduk yang kelaparan, ada yang pada kelahiran lalunya tak mau beramal pada saat orang lain membutuhkan, membiarkan orang berharap-harap atau sudah sampai dalam keadaaan kritis barulah mau beramal, membiarkan orang lebih lama menahan penderitaan, dia pun akan memperoleh balasan ancaman kelaparan dan rasa khawatir yang harus ditahannya berkepanjangan dan lambatnya uluran pertolongan.

Jika umat di dunia sedang jengkel atau kesal hatinya lalu tidak memberikan makanan kepada orang tua dan pembantu-pembantunya, membiarkan mereka lapar, kelak akan mendapatkan balasan karma menderita kelaparan di kelahiran yang akan datang. Mengertikah Para Budiman sekalian ? 

Para Budiman  :" Mengerti ".

Apakah kalian mengerti dengan jelas apa yang telah saya sampaikan

Para Budiman  : " Jelas ".

Roh saya agak keruh, maka sewaktu saya berbicara kurang jelas, mohon Para Budiman untuk memaafkan ! Dengarkanlah sedapat mungkin, bolehkah ?

Para Budiman   : " Boleh "

Ketamakan manusia juga bisa mengundang bencana serangan hama wereng. Di beberapa propinsi bagian utara Ethiopia, bagian utara Libya dan Somalia, semuanya pernah dilanda serangan hama wereng yang berhamburan terbang dengan dengungannya, hama wereng itu mengikis habis semua tanaman di dua propinsi di Welo ( Wollo ) dan Tigray di negara Ethiopia, juga pernah diserang oleh semacam kuman yang disebut " Api Saint Anthony " setelah orang makan makanan tersebut, bisa terkena penyakit yang disebut KELEMAYUH ( mati jaringan ) yang disebabkan tidak lancarnya peredaran darah, tetapi ironisnya jika tidak memakannya sama saja dengan menunggu sampai mati kelaparan. 

Sedangkan jika mau membahas di kawasan Asia, tahukah para budiman di daerah mana saja di kawasan Asia yang banyak penduduk korban bencana alamnya ? Ada berapa negarakah di kawasan Asia yang juga terdapat penduduk korban bencana alam ?  Apakah para budiman mengetahuinya ? Di kawasan Asia seperti India, Pakistan dan lain-lainnya juga terdapat banyak penduduk yang menderita kelaparan. 

Sewaktu orang dilanda bencana, sungguh perlu instropeksi ! Jika bisa cepat mati karena kelaparan masih mendingan, namun jika menderita kelaparan tetapi tidak bisa mati itu baru sungguh menderita ! Bagai hidup di neraka dunia adanya.

Oh ! Sendiri yang berbuat, sendiri yang menerima akibatnya, karma dukha sulitlah untuk dapat dihindari, siksa derita kelaparan memang sudah ditakdirkan ! Jumlah penduduk korban bencana yang meninggal meskipun banyak, namun populasi penduduk ternyata  cenderung bertambah terus, nyatalah bahwa, kehidupan umat di masa kini sudah terlalu berfoya-foya dan suka menghambur-hamburkan sesuatu, banyak sudah yang akhirnya dititiskan kembali ke benua Afrika untuk menerima penderitaan. 








Oh  !  Umat di dunia yang berada di dalam keberuntungan namun tidak mengerti untuk menyayanginya , lahir di daerah dimana ada Jalan Suci untuk ditempuh tetapi tidak mau menyimak dan mendalami Hakekat Kebenarannya, buta pengetahuan semasa hidupnya, menciptakan dosa karma yang semakin dalam, dosa-dosanya bertumpuk terus tingginya bagaikan gunung dan dalamnya sedalam lautan, sehingga kelahirannya kembali kian memburuk, sekali dititiskan di benua Afrika, atau di daerah pinggiran yang terpencil, atau terperosok ke dalam 3 jalur tumimbal lahir yang buruk ( Jalur setan kelaparan, Jalur binatang dan Jalur neraka ) sehingga terhimpit oleh penderitaan yang berat, dalam keadaan yang seperti itu, kedunguan dan ketersesatan pikiranpun kian mudah bertambah, kian sulit menemukan Dharma Sejati, tidak bisa mendapatkan Pembabaran Hakekat Kebenaran, tidak akan paham dengan Hukum Sebab Akibat, terseret oleh karma buruknya, jiwa raga tersiksa dan membuat hatinya kesal, semakin kesal, semakin jengkel, semakin jauh dari pengentasan keluar 3 jalur penitisan yang buruk, umat di dunia yang mendengar pemaparan saya ini, seyogyanyalah banyak-banyak meresapi dan menghayati ! Mengertikah ?

Para budiman   :  " Mengerti "

Satu hal lagi, sebenarnya bukanlah masalah jika ada orang terlahir dengan paras yang jelek, tetapi jika terus berusaha ingin mrmbuat dirinya cantik, malah membuat hatinya berubah menjadi egois dan rendah budi, bagaimanapun juga selamanya akan sulit membuat wajahnya menjadi cantik. Semasa hidup saya takut kehilangan muka, suka memakai pakaian yang bagus, nimbrung ke keluarga si gembong lalim, lalim yang tiada rasa keadilan, suka membuat baju baru tanpa melihat kebutuhan, memakai baju yang indah dan mewah ingin bersaing kemolekan dengan istri para pejabat, saya membiarkan anak-anak saya memakai baju yang mewah-mewah, sedangkan orang tua saya biarkan memakai baju sederhana tanpa rangkapan. Saya hanya suka sanjungan orang di muka yang nyatanya cuma basa basi saja tetapi tidak peduli dengan pergunjingan orang di belakang saya, akibatnya saya dilahirkan kembali menjadi binatang yang hidup di dalam air ( ikan, cumi-cumi, kerang, ubur-ubur dll ) , juga dilahirkan menjadi burung yang warna bulunya cerah dan indah, yang selalu ingin menampilkan kecantikannya. 

Sewaktu dilahirkan kembali di Ethiopia, kami para warga miskin kebanyakan bertelanjang kaki dan tidak mempunyai pakaian, untuk membalut badan hanya dengan selembar kain yang rombeng dan kotor. Warga korban kelaparan rata-rata badanya penuh dengan debu dan jorok, badannya selalu berbau, tampak buncit karena isi di dalam banyak tumbuh cacing tambang, betapa joroknya dan tidak sedap untuk dipandang, sudah begitu masih tiada baju untuk menutupi kejelekannya, semua ini ada hikmahnya.

Kita hendaknya dapat dengan jelas melihat sisi tampilan kejelekan manusia, di dalam badan menyimpan banyak sekali benda yang kotor, seperti tong sampah layaknya, umat di dunia suka kementerengan lahiriah, ini bisa diumpamakan di atas seonggok sampah ditutupi dengan kain yang indah, lalu apa gunaya, bagaimanapun yang namanya sampah tetaplah kotor dan berbau busuk, demikian juga badan manusia , tetap banyak terlihat kejelekannya, entah berapa banyak dosa karma yang sudah kita ciptakan gara-gara demi menjaga dan memelihara raga yang palsu ini, kini masihkah tetap melekat dan membebani badan kasar ini ?

Kalau para budiman bisa mengalami kehidupan yang dialami oleh orang-orang Afrika seperti kami, saat anda berada dalam kelaparan dan sedang sekarat, anda akan bisa merasakan bahwasanya orang Afrika yang tidak pernah mandi dan badannya tampak jorok itu sudah tiada yang dipermasalahkan lagi, toh semuanya tetap mengenaskan, bisa bertahan hidup atau tidak , ini baru merupakan masalah. Mana ada waktu lagi untuk saling berpandang pandangan untuk membandingkan penampilan yang siapa yang lebih OKE. 

Kini banyak artis atau selebritis yang sering dengan royalnya membeli dan menambah pakaian dan aksesorisnya, pakaiannya hanya dipakai beberapa kali sudah tidak mau dipakai ulang, atau juga pengusaha tailor dan para penjahit di saat potong memotong kain untuk membuat pakaian, sisa-sisa potongan kainnya dibuang dengan begitu saja, tidak mengerti untuk memanfaatkan lagi dengan baik, atau juga orang yang pada umumnya selalu mengikuti arus mode, mengikuti terus perkembangan mode terakhir, membeli pakaian dan aksesoris yang semestinya tidak perlu dibeli, atau juga suka mengejar baju obralan, membeli pakaian yang murah, sesudah dipakai tidak lama lalu dijadikan kain lap atau keset kaki ( alas kaki ) dan lain sebagainya yang jika dibahas tidak ada habisnya, tidak pernah terpikirkan telah menghabiskan berkah rejeki seumur hidupnya begitu saja, akibat yang akan diterima pada kelahiran mendatang, jika para budiman masih belum bisa melepas kemelekatan hal-hal duniawi, silahkan banyak bercermin pada bentuk kehidupan orang-orang di Afrika !

Di malam hari nan sunyi sepi dan berkepanjangan, hanyalah diri sendiri yang mengerti dan merasakan kegalauan dan kepiluan hati, siapakah yang akan menolong kami para makhluk yang berada di dalam lautan penderitaan agar dapat terbebaskan ? 

Kehidupan insani penuh dengan penyesalan, berita Pelintasan Umum 3 Alam memberi harapan bagi kami akan selalu pertolongan , terhadap kepedihan dalam bertumimbal lahir, saya sudah merasa letih lelah, jenuh dan bosan, kami orang-orang Ethiopia semua menganggap bahwasanya kematian itu adalah AKHIR dari akibat perbuatan kejahatan, padahal meskipun jasad raga akhirnya lenyap karena kematian , tetapi "ORANGNYA" tetap saja hidup terus,yang masih tetap hidup itulah spirit orangnya, yaitu yang para budiman sebut dengan ROHANI.

Akan hal diri saya, kelaparan, sakit dan akhirnya mati, dan meski telah mati, roh saya masih tetap menjalani hukuman di dalam neraka, kelak menunggu keputusan untuk dilahirkan kembali.

Saya mempunyai kesempatan datang kemari untuk memberi kesaksian. Saya juga memohon para budiman bisa menolong saya, dengan amal jasa kalian untuk dilimpahkan kepada saya, agar dapat meringankan dosa karma saya, sehingga tidak perlu dititiskan di Afrika atau menderita kelaparan dan kemiskinan di setiap kelahiran.

Saya sungguh-sungguh bertobat ! Mohon kepada umat di dunia tidak hanya mengasihani penderitaan kelaparan ragawi saja, namun saya berharap kalian lebih bisa mengasihani siksa derita balasan karma buruk yang harus ditanggung oleh karena ciptaan karma dari ketersesatan batin dan kedungguan, tolong bantu kami merubah karma ! 

Memberi pertolongan berupa sandang pangan kepada warga korban bencana hanya bisa menolong untuk sementara waktu saja, adalah lebih baik jika para dermawan beramal jasa pahalanya dilimpahkan kepada kami, bantulah kami dengan DOA mohon agar dosa karma kami berkurang, sehingga bisa lebih cepat meringakan siksaan jiwa raga kami, agar dapat lebih cepat lepas dari penderitaan, dengan demikian manfaat yang kami terima jauh lebih besar.

Tuhan YME sudah memberi pengampunan pada jalur setan kelaparan, oleh karena saya pada waktu itu ada dilindungi orang tua yang semasa hidupnya begitu tulus hati melakukan pujs bakti terhadap Budha, setelah orang tua saya pada jaman dinasti Song meninggal, mereka langsung naik ke Alam Hawa ( Alam Dewata ) untuk membina, Para malaikat memberitahu kepada orang tua saya bahwa saya telah terperosok di jalur yang buruk , orang tua saya selalu memohon kepada Tuhan dan Para Budha agar saya dapat pengampunan, orang tuaku juga rela melimpahkan jasa pahalanya untuk saya, mereka berikrar pula kelak kalau terlahir kembali ke jalur manusia di dunia akan menolong saya agar terlepas dari penderitaan, setelah masa kedudukan orang tua saya di Alam Hawa sudah habis dan terlahir kembali ke jalur manusia, mereka tetap mengerti membina dan beramal, meskipun dosa saya amat berat, tetapi saya bisa mendapatkan limpahan kebaikan dan kebajikan oang tua saya, maka saya bisa lebih awal keluar dari Jalur Setan Kelaparan dan dilahirkan jadi binatang .

Kini orang tuaku sudah terlahir kembali juga menjadi pembina pada Pancaran Putih, berkat pembinaan yang terpupuk selama beberapa kelahiran, sehingga mereka dapat dilahirkan di Taiwan dan bisa memohon Tao Yang Agung, mereka pernah berjanji mau menolong saya, janji yang pernah mereka ucapkan tak ku lupakan sampai sekarang, dengan bersabar hati saya menanti-nanti sampai tiba masanya Tuhan memberi amnesti ( pengampunan ) umum melalui Pelintasan Umum 3 Alam, barulah saya mempunyai kesempatan mencari orang tua saya yang pada dinasti Song, memohon mereka menuaikan janji yang pernah mereka ucapkan untuk menolongku.


Saya berharap orang yang berjodoh denganku, yaitu budiman Yi dan budiman Lam ( nama 2 orang umat vihara ) bisa menyadari kepalsuan kesemerakan duniawi, mempunyai pula pandangan yang tajam prihal ikatan bathin ( cinta ) ( yang sesungguhnya juga palsu ) 

Cepat-cepatlah berikrar mulia, jangalah terlena oleh ikatan duniawi, ikrar yang seharusnya kalian tegakkan, kalau menikah, belum tentu menjamin kelak keluarganya hidup bahagia, baik-baiklah mendarma bhaktikan diri dan bekerja sama dengan kalangan Tao, jagalah baik-baik raga yang berguna ini, cepat cepat berikrar mulia, berdharma bhaktilah dengan tulus hati demi Tao, janganlah melupakan ikrar semula di Nirwana, janganlah lupa untuk membalas Karunia Tuhan YME serta Budi Luhur Bapa Guru dan Ibu Guru Suci .天恩師德

Kita berjodoh , berharap orang yang berjodoh denganku bisa membantuku, jika orang yang berjodoh denganku baik-baik membina diri, saya baru bisa mendapatkan berkahnya, saya memohon para budiman bisa menyampaikan dan memberitahukan kepada dua orang yang berjodoh denganku.

Terima kasih atas Welas Asih Pandita, terima kasih atas bantuan para pembina yang berkebajikan tinggi.

Pada kesempatan ini atas dukungan Tuhan YME, saya hendak menyampaikan sedikit tambahan lagi, apa kiranya bisa menyita waktu para budiman ?

Para budiman   :" Tidak apa apa "

Pada akhir jaman stadium ketiga dewasa ini, adalah saatnya perhitungan besar-besaran antar 3 alam, pintu neraka sudah dibuka bukan hanya pada bulan tujuh penanggalan kalender imlek saja seperti yang diyakini oleh kepercayaan adat.



Bertepatan pada perayaan Pelintasan Umum Pertengahan Tahun Imlek, di dunia sering menyelenggarakan upacara sembahyang besar yang dilakukan di darat maupun di perairan, pada kesempatan upacara sembahyang itu, semua Roh Suci diundangnya hadir untuk menerima persembahan umatnya, roh-roh suci itu meliputi dari alam surga tertinggi yang dihuni oleh Para Budha, Bodhisatva, Pratyekabudha, Arahat, Bhrukti, Dewa Brahmana, sedangkan alam surga menengah mengundang Para Sakra_devanam Indra 28 alam, seluruh Yang Arya Deva Naksatra dan Graha yang berada di alam raya semesta tanpa kecuali, dan para peringkat bawah mengundang Para Malaikat dan Roh Halus yang tiada berpengayoman yang tersebar di lima pegunungan besar dan yang berada di perairan sungai atau lautan, Para Raja Tiryagyoni ( hewan ) di alam Dharmadatu, semua Para Suci dan Awam di enam jalur penitisan, semuanya diundang, kecuali itu , pada perayaan upacara Ullambhana juga melintaskan serta mengundang secara umum dan terbuka pada arwah dan para setan kelaparan untuk diberi sesajian, besar amal jasanya para dermawa itu, tetapi semua itu baru diadakan pada bulan ke tujuh penanggalan imlek saja.

Sedangkan pada masa Pelintasan Umum 3 Alam 普渡三曹 dewasa ini, setiap saat akan melintaskan para dewa, manusia dan arwah, kapan saja para budiman bisa melimpahkan jasa pahalanya untuk menolong para makhluk di jalur setan kelaparan, dan makhluk-makhluk lainnya.

Tak terbatas pada pelintasan umum yang diadakan pada bulan ketujuh penanggalan imlek, kapan saja begitu Naskah Suci dibakar, kami segera bisa menerima jasa pahalanya, para budiman bisa baik-baik dengan menggunakan naskah besar pelimpahan untuk menolong kami, kami akan banyak berterima kasih kepadanya.

Ada lagi yang perlu saya singgung, yaitu bunyi taluan genta dari Vihara dan Klenteng di duniawi, bisa menggetarkan alam neraka, seperti misalnya saat di sebuah Klenteng A mengadakan upacara 3 hari, suara taluan genta di pagi hari dan suara bedug sore hari dari Klenteng itu bisa menggetarkan Triloka, pada saat arwah yang sedang menjalani hukuman di balik jeruju yang gelap di alam neraka mendengarnya, penderitaan mereka akan berhenti sejenak, sedangkan saat umat manusia yang di duniawi dan para Dewa di Alam Hawa mendengarnya, kesadaran nuraninya bisa tergerak, ketersesatan dan kegelapan bathinnya pun bisa tercerahkan, oleh karena itu jika menalu genta, hendaknya dibuat rendah ritmenya, bahana suaranya hendaknya yang panjang, dengan demikian maka akan bisa membuat kami arwah yang menderita untuk sementara teredam penderitaannya, itulah yang kami harapkan.

Akhir kata saya ingin menasehati umat manusia di dunia, kehidupan kalian ini dalam segi materi boleh dikatakan cukup berlimpah ruah, sandang dan pangan yang diperoleh tentunya merupakan balasan rejeki dari pembinaan diri dalam kelahiran demi kelahiran, tetapi di dalam kehidupan dirinya yang penuh berkah ( rejeki ) , Hendaknya tahu menyayangi rejekinya !

Memandang gejalanya dewasa ini, tidak sedikit orang dalam hal makan dan minum masih banyak rewel, suka pilih-pilih, menyatakan mutunya kasar, mengutamakan pengolahan high claass ( kelas atas dan mewah ) , menuntut kelezatan cita rasa, juga pada setiap kali makan saat jam makan minta sajian masakannya yang segar dan baru, masakan yang masih tersisa pada jam makan sebelumnya atau yang sudah menginap semalaman lalu dibuangnya secara mubazir, dan kalau kebetulan ada teman sesama perempuan datang bertamu, lalu mengobrol sampai lupa dan melalaikan masakannya yang ada di dapur sehingga masakannya menjadi hangus, atau tidak bisa dimakan lalu dibuangnya. Atau juga simpanan makanan di dalam kulkas, lupa dimakan sehingga kadaluarsa, sisa sisa bubur di dalam panci tidak dikoreti lalu dibuang begitu saja, buah-buahan yang sebagian masih bisa dimakan lalu semuanya dibuang, memboroskan air karena kran air tidak ditutup kencang sehingga masih menetes, atau juga ada sementara orang yang rakus tiada membatasi dalam hal makan dan minum, tidak sedang lapar namun sering suka makan malam, sesukanya makan kapan saja.

Melihat kesederhanaan dalam hal makan minum orang miskin lalu memandang rendah mereka, atau sengaja merampas makanan orang lain, sesudah didapat malah tidak mau memakannya, atau kedua orang tua belum makan tetapi anaknya sudah kenyang duluan, anaknya tidak menyayangi makanan tetapi dibiarkan tidak tahu menasehatinya.

Ada juga sementara petani yang menanam buah-buahan dan padi-padian karena mengalami kelebihan hasil panen, agar harga pasaran tidak sampai jatuh, lalu membuang hasil panen yang berlimpah ke dalam laut, atau juga pihak restoran dan rumah makan membuang sembarangan sisa makanan, penjual sayur di pasar membuang sembarangan sisa sayur di tanah, beternak unggas atau memelihara hewan, saat memberi makan membiarkan makanannya tercecer di tanah.

Atau juga ada wanita suka bersuamikan lelaki kaya agar bisa menikmati kekayaannya, bahkan ada maksud mengeruk harta kekayaan sang suami atau ada pula wanita melihat pria kaya lalu rela menjual diri diajak tidur, rela berzinah sehingga kehilangan kesuciannya, suka mengejar kementerengan lahiriah dan tamak akan kemewahan, atau sering diajak oleh sesama teman wanita untuk pergi membeli barang-barang import, kosmetik, berlomba membeli parfum-parfum yang mahal,, atau sesudah kaya menjadi sombong dan suka pamer, suka mengutamakan tatanan rumah yang bisa berkesan mewah dan berasa nyaman, tak hentinya mencari kesenangan pribadinya, segala sesuatu yang dibeli dan dikonsumsi suka dinikmati sendiri, hobi makan sampai membuat postur tubuhnya kegemukan, tetapi malah pelit untuk beramal sedekah menolong orang lain, menganggap itu (beramal ) tak perlu, atau takut kehilangan harta kekayaan akan timbul kerisauan dan kejengkelan, sehingga mempunyai pikiran lebih baik tidak usah beramal untuk selamanya.

Saat dimintai tolong orang yang berada dalam kesulitan, padahal sebenarnya mampu menolongnya, tetapi malahan mencari alasan dan tidak mau memperdulikan, menganggapnya tiada sangkut pautnya dengan dirinya, melihat orang mengemis langsung membalikkan badan dan pergi.

Dirinya pelit masih tidak apa apa, tapi malah juga menghalangi orang untuk amal cetak Kitab Suci untuk dibagi bagikan.

Ada pula yang terlalu sayang pada istri dan anaknya sendiri, tetapi malah tega terhadap saudara-saudaranya sendiri, dan berpikiran kedua orang tua sudah lanjut usianya, lagipula tak lama lagi akan meninggal, pikirnya lalu tak perlu lagi diberi pakaian yang baik dan keperluan lainnya, sengaja membatasi jatah makanan dan jatah uang untuk orang tua, serta memperlakukan secara sembarangan dan membiarkan orang tua kesepian.


Ada pula orang kalau sedang bertengkar dengan orang lain, jika marah suka membanting sesuatu, seenaknya menginjak-injak sesuatu, atau ada juga orang sering dengan kata-kata kasar dan marah memaksa orang tuanya memberikan sesuatu barang yang dikehendakinya.

Sedangkan orang miskin berkeluh kesah akan dirinya yang miskin dan nista, cemburu terhadap orang kaya dan membencinya, ( yang miskin cemburu terhadap orang kaya ) yang nista sinis terhadap yang berkedudukan atau mempunyai jabatan yang terhormat.

Miskin tapi malas, menyia-nyiakan waktu dan menelantarkan pekerjaan, maunya hanya menunggu orang memberi bantuan. Atau berharap oang lain usahanya bangkrut, atau merusak benda-benda milik orang lain serta meminjam barang orang lain sampai lama berharap pemiliknya lupa memintanya kembali.

Permasalahan-permasalahan semacam itu jika dibahas tiada habisnya, perbuatan yang tercela akan berakibat terkuranginya rejekinya, penghasilannya dan usianya, sesuai dengan perbuatan karmanya maka akan dilahirkan kembali menjadi orang idiot, cacat badan, atau dilanda musibah dan bencana, terperosok ke dalam jalur penitisan yang buruk.

Umat manusia di dunia cenderung keliru tindakannya, sesuatu yang semestinya lebih utama malah diabaikannya, salah menempatkan permasalahan secara proporsional, mengjungkirbalikkan permasalahan, misalnya menggunakan biaya kehidupan untuk diinvestasikan ke bursa saham, main lotre, judi dan lain lainnya, membuat kehidupan anggota keluarga menjadi susah, jika sampai bangkrut maka orang tua, istri dan anak-anaknya menjadi terlantar.

Atau diluar mempunyai simpanan istri muda atau mempunyai laki laki simpanan. Lalu tidak peduli lagi dengan kehidupan keluarganyam atau ada pula yang menuntun orang ke arah yang kurang baik dengan menanam hobi yang tidak baik, seperti mengajak bertaruh dalam permainan catur, judi, ke night club, diskotik dan tempat pelacuran, membuat orang jadi berfoya foya, menghasut orang untuk berperkara, memboros-boroskan uang orang lain, dan lain lain,

Perbuatan-perbuatan seperti itu bisa mendapatkan balasan karma menjadi orang miskin, hidup sebatang kara, bercerai berai keluarganya, tidak punya rumah tempat tinggal yang tetap dan harus meninggalkan kampung halaman, serta hidup berpindah-pindah di rantau orang, dilanda mala petaka dan bencana, sering diganggun dan ditagih hutang-hutang karmanya, dan terperosok ke dalam jalur penitisan yang buruk untuk mendapatkan siksaan hukuman yang sangat mengenaskan

Sebesar apapun sesuatu malapetaka yang terjadi, kesemuanya ditimbulkan dari sekilas pemikiran kita saja, umat manusia di dunia harus mengerti membina diri dalam jalan KeTuhanan, mengikis kebodohan, memutuskan perbuatan dosa-dosa karma, jangan melanggar lagi untuk selamanya, bila tidak saat bencana datang mengancam, akanlah sulit untuk bisa menghindar dari penderitaan yang timbul karena dilanda bencana.

Akan halnya diri saya, karena pernah menjadi setan kelaparan, mengerti betapa menderitanya di jalur penitisan yang buruk, karena waktunya untuk makan bagi setan kelaparan adalah pada malam hari, lebih baik umat manusia di dunia sebaiknya tidak makan-makan lagi atau beli jajanan pada malam hari, juga berharap manusia saat makan jangan mengeluarkan suara, jangan memukul mangkok dan piring, dengan demikian agar setan-setan kelaparan tidak sampai mendengar suara makan, piring dan mangkok lalu tenggorokannya mengeluarkan api, mau makanpun tiada yang bisa dimakan, hanya menambah deritanya saja, setan-setan kelaparan itu tak akan bisa makan kenyang kecuali hanya melalui bantuan kekuatan magis Budha yang bisa merubah makanan menjadi embun nan manis.

Berharap pula kepada umat manusia di dunia sewaktu memberi sesajian pada upacara sembahyang mengundang makan para arwah, janganlah menggunakan sesajian yang bernyawa ( daging ) , jika tidak akan memperparah sifat kejam para arwah dan kian memperkeruh jiwanya, sehingga tidak bisa diberkati oleh welas asihnya Para Budha, lagi pula akan berakibat juga pada diri umat manusia di dunia dengan diganggu oleh setan-setan yang jahat sehingga membuat keluarganya menjadi tidak tentram , mengertikah ?

Para Budiman  :"  Mengerti "

Saya telah menyita waktu Para Budha dan penceramah, saya tidak berani bicara panjang lebar lagi, saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Para Budha dan Malaikat, dan berterima kasih pula kepada Sesepuh, terima kasih atas bantuan dan pertolongan Para Pandita dan para budiman, sampai disini dulu saya harus pamit dengan memberi hormat kepada Tuhan YME , berpamit dengan memberi hormat kepada Para Budha dan Malaikat yang berasal dari alamnya masing-masing, dengan mengikuti Budha Hidup Ci Kung aku kembali ke alam kuasa neraka.

TAMAT




Catatan  : Jika kita ada kesalahan seperti yang diuraikan di atas, cepat-cepatlah merubah kesalahan itu agar menjadi yang baik, dan cepat-cepatlah memupuk amal jasa pahala dan limpahkan kepada hutang-hutang karma.

Jika tidak berbuat kesalahan seperti uraian di atas, memang lebih baik, tetapi alangkah baiknya bisa memacu dirinya untuk lebih maju dan lekaslah Memohon Tao yang Agung, setelah itu cepat-cepat membina diri dan melaksanakan karya KeTuhanan dan menjalankan amalnya, memupuk jasa pahala dan kebajikannya.

Setelah membaca isi kitab ini mohon dapat dibagikan kepada pembaca yang lainnya, dengan demikian dapat berbuat jasa pahala dan menyadarkan orang lain agar tidak sampai berbuat kesalahan lagi seperti yang dipaparkan diatas.

Semarang 14 november 2004



No comments:

Post a Comment