Wednesday 18 November 2015

Arwah Gentayangan Umat Pancaran Putih yang Lupa 3 Mustika bagian 2

Bab 2


Amanat Suci Budha Hidup Ci Kung 

" Selamanya mengikuti Satu Benang Emas "












Tanggal 2 Januari 2013 , siang hari jam 2 lewat


Budha Hidup Ci Kung berwelas asih membawa roh saudara Xiao Zheng Xiong ke Vihara Yun Lin, Fa Yi Chong De , Tou Liu , Chung Siu Thang.

Begitu sampai di Tou Liu , bagian luar Chung Siu Thang, Xiao Zheng Xiong sudah kaget oleh pemandangan yang ada di hadapan karena dia melihat banyak sekali arwah gentayangan yang berlutut di luar vihara. Begitu Xiao Zheng Xiong masuk ke vihara dan setelah selesai Chan Chia ( Melaporkan Diri kedatangan kepada Tuhan YME ) , Budha Ci Kung berwelas asih segera menunjuk ke seorang arwah gentayangan wanita untuk bercerita. 

Begitu arwah gentayangan ini tampil keluar, dia segera bercerita dengan penuh perasaan. Dia Qiu Tao ( 求道 memohon Tao ) di Vihara Cung Siu Thang , Tou Liu , dia bernama Cuang Yi Mei , hari ini dia yang bercerita mewakili suara hati para arwah murid pancaran putih.

( Berikut ini adalah arwah murid pancaran putih, arwah wanita bermarga Cuang yang bercerita sendri )

Arwah Cuang :" Saya Qiu Tao pada masa awal sekali, pada awal saya Qiu Tao, sama sekali dalam kondisi setengah tahu dan setengah tidak tahu. Saya tidak tahu tempat ini tempat apa, saya juga tidak terlalu mengenal wanita yang membawa saya ke vihara, saya hanya ingat dia bermarga Liao, merupakan tetangga saya. Saya juga lupa siapa namanya.

Dia bilang kepada saya :" Kita adalah umat Vihara Sien Thien Fo Thang ! Apakah kamu mau melihat-lihat dan ikut sembahyang di vihara ?"

Saya bilang  :" Sembahyang Budha , tentu saja boleh "

Setelah lewat beberapa hari dia membawa saya ke vihara. Begitu sampai di vihara terlihat situasi di sekeliling banyak sekali orangnya, sangat ramai sekali, juga luar biasa ada aturan dan sopan santunnya.

Tak tertahankan saya berkomentar karena takjub :" Vihara yang sangat Agung "

Dia berkata  :" Benar ! Hari ini kebetulan ada dibuka kelas Fa Hui (  法會 Pertemuan Dharma )"

Yin Pao She ( 引保師 Yin Bao Shi ) bertanya kepada saya :" Mau Qiu Tao tidak ? ( mau memohon Tao tidak ) ? Selanjutnya ikut kelas Fa Hui "

Saya bertanya kepada dia :" Mau  memohon  apa  ( Yao Qiu shen me )?

Yin Pao She menjelaskan kepada saya :" Memohon pembebasan kemelekatan " . Tapi saya tidak mengerti. Berikutnya Yin Pao She bilang lagi :" Jika kamu mau Qiu Tao maka harus daftar nama dulu lalu masuk ke dalam untuk mendengar Dharma, kamu akan tahu memohon apa ".

Saya bilang  :" Baiklah "

Setelah selesai menjalani prosedur pendaftaran nama , lalu saya masuk ke dalam vihara, begitu sampai di ruangan dalam, terlihat seseorang dengan pakaian rapi sedang berceramah di atas mimbar, kemudian ada orang yang menuntun saya untuk duduk mendengarkan ceramah, dalam hati saya berpikir .... baik juga , mendengarkan apa yang disampaikan oleh dia ! Dia mengatakan : " Hari ini Memohon Dharma untuk pembebasan" dia mengatakan banyak hal, tetapi saya hanya ingat ini saja, selebihnya saya tidak ada bayangan sama sekali.

Orang yang Qiu Tao pada hari itu tidak banyak, selesai mendengarkan ceramah dilanjutkan dengan upacara persembahan buah ( xian gong ) , waktu itu adalah seorang Pandita perempuan, setelah semua orang mengangguk memberi salam kepada dia, dia mengatakan  :" Hari ini kalian datang untuk Qiu Tao , selamat untuk kalian ".

Mendengar dia berbicara demikian, saya baru tahu ini namanya Qiu Tao. Selanjutnya setelah mengikuti rentetan upacara, terdengar dua orang protokol pemberi aba-aba ( Shang Xia Ze Li ) mengatakan mempersilahkan Yin Pao She ambil posisi di jok sembahyang. Segera terlihat sejumlah orang muncul dan berlutut di atas jok sembahyang ( Bai Dian ) , orang yang ajak saya datang juga berlutut di atas jok sembahyang , mereka mengikuti 2 orang pemberi aba-aba mengucapkan sejumlah kata-kata, setelah selesai bersujud barulah mereka berdiri.

Saya pikir yang dimaksud Yin Pao She oleh  pemberi aba-aba adalah dia orangnya. Selanjutnya saya disuruh untuk berlutut, saat berlutut di atas jok sembahyang, mengapa tangan saya tidak pegang hio ? Masih terdengar aba-aba kedua telapak tangan dikatupkan sudah cukup, tidak berapa lama kemudian pemberi aba-aba menyuruh saya ikuti dia mengucap, waktu itu lagi mengucap apa saya juga tidak ingat lagi. Hanya ingat Pandita itu kemudian berdiri di samping saya, lalu menunjuk 1 Titik ke wajah saya , dia bilang mewariskan Tao kepada saya, tapi saya sama sekali tidak ingat keadaan pada waktu itu, saya hanya ingat semua orang mengucapkan " selamat...selamat " kepada saya.

Dalam hati saya berpikir kasih selamat untuk apa ? Perempuan itu selanjutnya mengatakan selamat ........ Kamu sudah Qiu Tao !

Saya bilang  :" Oohh ... Qiu Tao " waktu itu saya melihat jam, saya ingin pulang, ingin sekali pulang ke rumah ! Orang yang ajak saya menarik saya dan bertanya :" Kamu mau ikut Kelas Pertemuan Dharma ( Fa Hui ) tidak ?"

Saya bertanya kepada dia  :" Perlu berapa lama ?"

Dia tidak menjawab, sehingga saya bilang saya masih ada urusan, dia bilang :" Baiklah, tunggu lain waktu, kalau ada Kelas Fa Hui saya akan ajak kamu datang lagi ".

Saya segera menjawab :" Baik , baik , baik " setelah itu dia membawa saya pergi meninggalkan vihara , tetapi di dalam hati saya merasa aneh, sampai di rumah dia memberi selamat kepada saya ! Hari ini kamu sudah memohon mustika dharma yang sangat istimewa, kelak saya akan sering-sering ajak kamu ke vihara.

Saya bilang :"Tidak masalah, hari ini sudah merepotkan kamu "

Dia jawab  :" Tidak ! Tidak !"

Lewat beberapa hari kemudian dia datang mencari saya lagi,ajak saya ke vihara. Tapi jujur saja, saya tidak ingin ke sana !

Dia bilang  :" Pergi lihat-lihatlah !"

Saya hanya bisa bilang :" Baiklah "

Waktu itu sudah malam, dia membawa saya ke sebuah vihara rumah ( cetya ) , saya merasa tidak enak hati, takut mengganggu mereka. Lalu orang di dalam cetya dengan sopan mengatakan :" Tidak... tidak "

Pada waktu saya duduk, saya , saya melihat di dalam vihara ada 3 pelita suci , hati saya merasa aneh lalu saya bertanya kepada Yin Pao She :" Mengapa ada 3 pelita itu ?"

Dia jawab  :" Ketiga pelita suci ini luar biasa istimewanya. Saat kamu Qiu Tao sebelum Pandita mewariskan TAO kepada kamu, beliau menggunakan satu stik menyambut Api Suci dari pelita tengah ( Pelita Ibunda Suci ) membuat beberapa gerakan, inilah pembaptisan dengan api, menujuk satu jalan bagi kita untuk pulang ke rumah asal, inilah jalannya "

Lalu saya masih bingung, sama sekali tidak mengerti. Maka saya katakan :" Saya ingin pulang ke rumah "

Dia bilang :" Duduk lagi , boleh tidak ? sebentar lagi akan mengundang seorang penceramah yang akan membabarkan dharma untuk kita dengar ", waktu itu saya pikir baiklah !

Kalau memang sudah datang maka tentramkan diri saja, dengarkan apa yang mau dia sampaikan. Setelah mendengar beberapa saat, dalam hati saya berpikir waktu sudah lumayan malam, sudah waktunya saya pulang ke rumah, lalu saya bilang kepada Yin Pao She :" Sudah waktunya saya pulang ke rumah "

Lalu Yin Pao She membawa saya pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah saya bilang kepada dia :" Kelak saya tidak ingin pergi mendengar ceramah lagi ".

Yin Pao She bilang :" Kalau kamu pergi mendengar ceramah, leluhur kamu akan dapat penerangan "

Saya hanya bilang  :" Ooohhh..."

Begitu dia pergi, dalam hati saya berpikir kalau lain waktu dia mencari saya lagi, saya akan menolak dia dengan mengatakan tidak ada waktu. Demikianlah setelah waktu lama berlalu, pelan-pelan sudah tidak ada kontak dengan dia lagi, saya rasa dia sangat sibuk, sampai saya sudah menikah dan memiliki anak, sudah pindah rumah, dia juga tidak dapat menemukan saya lagi .

Kemudian saya baru mengerti, saya memohon YI KUAN TAO 一貫道 . Selain dia, masih ada orang lain yang ingin memberi motivasi kepada saya , semuanya saya jawab :" Tidak perlu, saya sudah memohon, terima kasih !"

Saya berpikir mungkin jodoh saya tidak bagus ! Maka saya berharap saudara saudari sekalian setelah Qiu Tao hendaknya menyayanginya, harus ingat dengan San Pao , hari ini saya telah lupa San Pao , barulah tidak dapat kembali ke Nirwana.

Yin Pao She sangat baik terhadap saya, saya sangat berterima kasih padanya karena dia membawa saya ke vihara untuk Qiu Tao. Setelah saya meninggal dunia, saya baru tahu Qiu Tao adalah memohon San Pao, tapi saya sudah lupa semuanya.

Di keluarga saya, selain saya anggota keluarga lain sama sekali belum Qiu Tao, sekarang saya sama seperti dengan yang lain berlutut di luar vihara, saya tahu saya tidak dapat pulang ke Nirwana.

Lao Shi mengatakan :" Yin Pao She terus datang memberi motivasi kepada kamu, kamu tidak percaya ! Sekarang Lao Shi hanya bisa membiarkan kamu menunggu jodoh, menunggu keturunan kamu ada Qu Tao dan membina diri, kamu baru bisa dapat penerangan, baru dapat pulang ke Nirwana "

Jadi keadaan saya sama seperti dengan yang lain, berlutut di luar vihara menunggu jodoh. Saya tidak menyalahkan siapapun, juga tidak membenci siapapun. Di samping saya masih sangat banyak arwah yang keadaanya sama seperti dengan saya, ada yang sangat emosi, ada yang tidak emosi, hari ini Lao Shi berwelas asih menyuruh saya tampil, agar saya dapat menceritakan isi hati saya, banyak sekali arwah gentayangan yang sudah Qiu Tao namun lupa dengan San Pao, sehingga tidak dapat kembali ke Nirwana, saya adalah salah satu diantaranya.

Sekarang ini keturunan saya belum ada yang membina diri, sehingga sekarang saya masih harus terus menunggu jodoh, sudah menunggu lama... lama sekali ! Saya juga tidak tahu harus bagaimana. Lao Shi berwelas asih mengatakan kepada kami :" Murid-murid yang lagi mendengarkan ceramah di vihara, juga banyak sekali yang mirip seperti kalian, tidak percaya akan KEBERHARGAAN TAO, pentingnya 3 Mustika 三寶 ! Saya rasa penceramah di vihara jarang sekali mengulang 3 Mustika , kebanyakan penceramah hanya mengatakan harus cepat pergi melintaskan orang ( mengajak orang Qiu Tao ) , cepat memotivasi orang karena waktu sudah mendesak !"

Banyak Budha yang berwelas asih tanpa lelah-lelahnya sering mengatakan kepada kami yang berlutut di sini, jangan khawatir , pasti akan ada jodohnya. Vihara ini sering Pan Tao 
辦道, seringkali banyak orang yang datang ke vihara ini untuk Qiu Tao.

Kami dapat melihat tapi tidak dapat mendengarnya, karena di luar vihara ada Budha yang melindungi, tidak mengijinkan kami mendengarkan San Pao, maka kami tidak dapat mendengarnya. Ada sebagian anak cucu dari arwah gentayangan yang membina sangat baik, maka arwah gentayangan itu dapat ikut keturunannya kembali ke Nirwana.

Ada juga arwah gertayangan yang berlutut di sana, tiba-tiba teringat dengan San Pao, juga kembali ke Nirwana dengan gembira. Saya tidak tahu San Pao itu apa, saya sungguh ingin mengetahuinya, tapi saya tidak dapat mengingatnya . Saya memohon Budha berwelas asih memberitahukan kepada saya, tetapi Budha menjawab tidak boleh memberitahu karena Hukum Langit sangat ketat.

Pada waktu kamu Qiu Tao, San Pao sudah diwariskan untuk kamu, tapi kamu malah melupakannya, ini adalah Rahasia Tuhan , Kami tidak dapat menyampaikan kepada kamu.

Maka saya berharap para Pembina yang masih hidup di dunia, tolonglah ! Saya mohon kepada kalian saat melintaskan orang, saat membimbing mereka janganlah lupa untuk ingatkan betapa pentingnya San Pao pada orang yang Qiu Tao. Saya mohon kepada kalian agar jangan lupa untuk jelaskan, ingat dilaksanakan ! Kalau tidak , keadaan mereka nantinya akan seperti kami sekarang ini, berlutut di luar vihara dengan banyak sekali penyalahan di dalam hati dan harus berlutut lama di sini.


Kami juga mempunyai banyak kata-kata yang ingin disampaikan tetapi tidak ada tempat bagi kami untuk mengungkapkannya, masih beruntung sekarang mendapat Rahmat Tuhan YME mengijinkan saya mengeluarkan suara hati saya, saya merasa sangat beruntung. Suara hati saya juga merupakan suara hati kami semua para arwah gentayangan yang berlutut di sini.

Sebenarnya kami sangat ingin masuk ke dalam vihara mendengarkan dharma, tetapi di luar vihara ada Budha yang berjaga, kami juga sudah memohon kepada Budha Pelindung untuk berwelas asih tapi Hukum Langit sangatlah ketat maka kalau tidak bisa tetapi saja tidak bisa.

Para Pandita sangatlah bersusah payah tiada henti membuka ladang KeTuhanan, kami sekarang sudah tahu juga terlihat sangat jelas dari luar, dalam proses Pan Tao dan mewariskan Tao, pada akhrinya mereka menjadikan vihara bagaikan milik mereka, kenapa bisa demikian ? Bukankah vihara ini milik Tuhan ? Kenapa bisa berubah menjadi milik mereka ? Saya lebih tidak mengerti lagi, hari ini Tuhan berwelas asih menitipkan kalian untuk memotivasi dan menyelamatkan umat manusia, kenapa pada akhirnya menjadi milik pribadi ? Saya pikir ini mestinya masalah Benang Emas ( masalah orang dalam kegiatan ) Apakah kalian tahu ? Di tempat kami, murid pancaran putih yang sudah Qiu Tao ada yang yang sudah pulang ada juga yang tidak pulang .

Yang tidak pulang seperti saya, lupa akan San Pao maka ditahan, lalu Para Budha, Bodhisatva dan Lao Shi berwelas asih terus memikirkan cara untuk mengatur jodoh, agar kami para arwah gentayangan yang tidak dapat kembali pada akhirnya juga dapat kembali ke Nirwana.

Saya harap para budiman sedharma yang masih hidup di dunia mengingatnya dengan baik, pada saat kamu melintaskan orang dan memberi bimbingan harus tahu apa tanggung jawab seorang Yin Pao She, juga harus menjalankan tanggung jawab seorang Yin Pao She, boleh tidak ? Tolonglah ! Hari ini penyampaian saya cukup sampai di sini, saya sudah bercerita terlalu banyak, terima kasih atas Rahmat Tuhan YME , terima kasih atas kewelas asihan Lao Shi memberi saya kesempatan sehingga saya dapat menyampaikan suara hati kami, saya hanyalah salah satu diantara yang lainnya, dibagian luar setiap vihara ada banyak sekali arwah gentayangan yang sedang menunggu jodoh.

Arwah Cuang berbicara di sini lalu berhenti.

Lao Shi berwelas asih mengatakan kepada arwah Cuang :" Lao Shi sudah membantu kamu mencari jodoh, ada jodoh pada anak cucu kamu, jodoh Budha nya cukup baik maka jangan panik, jangan takut, kalian semua adalah murid yang baik dari Lao Shi, hari ini Lao Shi mendapat Titah Tuhan YME 老㊥ 天命 barulah berada disini, melalui kalian untuk mengungkapkan suara hati para arwah gentayangan. Berharap kepada murid-murid yang baik dari Lao Shi , pada saat melintaskan dan membimbing kepada orang , jangan lupa akan tanggung jawab Yin Pao Shi dan pentingnya sifat mengajak dan menanggung, Lao Shi sudah mau pergi, kalian harus ingat lepaskan beban hati kalian, jangan menyalahkan, jangan membenci, boleh tidak ? "

Saat itu Xiao Zheng Xiong mendengar banyak sekali arwah gentayangan menjawab :" Baik....baik"

Selanjutnya Lao Shi berbicara kepada Xiao Zheng Xiong :" Murid,.... Mari pergi ! Sudah waktunya pulang "

Lalu membawa roh Xiao Zheng Xiong kembali ke badannya. Misi sudah diselesaikan, Xiao Zheng Xiong bersujud berterima kasih atas kewelas asihan Budah Ci Kung

Catatan :  Saat ini banyak murid pancaran putih yang sudah Qiu Tao tapi malah banyak yang lupa akan San Pao, sebagai murid Budha Hidup Ci Kung, sudah sepantasnya kita membantu Guru Agung menyampaikan betapa pentingnya akan San Pao. diharapkan kepada para murid Budha Ci Kung setelah membaca kisah nyata ini dapat meneruskan kepada umat2 sedharma, Gong De Wu Liang

Nantikan Kisah selanjutnya Bab 3

No comments:

Post a Comment