Sunday 22 November 2015

Arwah Gentayangan Umat Pancaran Putih Yang Lupa 3 Mustika bagian 3

BAB 3

Tanggal 4 Januari 2013 , siang hari jam 1 lewat


Budha Hidup Ci Kung berwelas asih membawa roh saudara Xiao Zheng Xiong ke Vihara Ci Hua Kung - Fa Yi Thien Yen 發一天元 , Vihara yang dirintis oleh Te Hui Phu Sa 德慧菩薩 .

Begitu sampai di bagian luar vihara, Budha Ci Kung 濟公活佛 dengan langkah cepat membawa Xiao Zheng Xiong menuju ke ruangan vihara untuk Chan Cia (參駕  melaporkan diri kedatangan di vihara ) kepada Tuhan. Begitu selesai Chan Cia , Xiao Zheng Xiong baru membalikkan badan dan terlihat di luar vihara berlutut sangat banyak arwah murid pancaran putih yang sudah meninggal, di dalamnya ada laki-laki dan ada juga perempuan.

( Berikut ini adalah cerita arwah murid pancaran putih seorang umat wanita yang sudah meninggal dunia, bermarga Liao )

Arwah Liao mengatakan :" Saya bermarga Liao ( dia bersikeras tidak bersedia menyebut namanya, maka di sini hanya dapat menyebut sebagai arwah Liao ) 

Dulu saya Qiu Tao ( Memohon Tao ) di vihara ini, terlebih dahulu saya mau berterima kasih kepada Lao Shi ( Budha Hidup Ci Kung ) yang memberi saya kesempatan agar dapat mengungkapkan suara hati kami para arwah gentayangan.

Suatu hari semasa saya masih hidup, teman saya yang juga menjadi Yin Pao She mencari saya. Dia bertanya kepada saya apakah ada waktu ? Jika memungkinkan dia ingin membawa saya ke vihara untuk sembahyang, mendengar ceramah. Saat itu saya pikir sekarang lagi santai lagipula hanya pergi sembahyang dan mendengar ceramah, juga tidak masalah, maka saya mengangguk menyetujuinya. Selanjutnya begitu saya melangkah masuk ke vihara, saya terpana dengan pemandangan di hadapan saya. Waahhhhh... Vihara yang sangat agung! Lagipula orang yang datang bersembahyang sangat ramai sekali.

Tapi saat itu saya tidak tahu datang ke vihara untuk apa ? Saya masih ingat waktu itu teman saya terlebih dahulu membawa saya ke ruangan vihara, mengangguk kepala salam hormat di hadapan Rupang Budha, selanjutnya saya dibawa ke ruangan notulen dengan menyerahkan selembar kertas menyuruh saya mengisi data untuk pendaftaran.

Bersamaan itu juga bertanya kepada saya menyumbang sedikit uang, boleh tidak ? Saat itu saya anggap sama dengan vihara besar pada umumnya, makanya saya segera menyetujuinya. Maka setelah prosedur pendaftaran selesai, saya diaturkan duduk di ruangan vihara untuk mendengar dharma yang pertama. Selesai mendengarkan, selanjutnya diikuti ritual persembahan teh dan buah-buahan, selanjutnya ada seorang yang berpakaian rapi, kelihatannya seperti pemimpin upacara sedang memegang satu lembar kertas ( Naskah Suci Long Tian Biao ) lalu menjelaskan kegunaannya, sekali lagi mencocokkan nama dan marga kami.

Saat itu saya ada mendengar tapi tidak mengerti, maka saya sama sekali tidak mengerti apa fungsi kertas itu, setelah pemimpin upacara memastikan tidak ada nama yang salah tulis, kami diatur berlutut di atas jok sembahyang. Hari ini Budha Ci Kung menyuruh saya menceritakan pengalaman saya selama Qiu Tao, tujuannya adalah untuk memberi peringatan kepada kalian para budiman yang lagi membina dan menjalankan Tao di dunia. Pada saat kamu lagi melintaskan orang (  渡人mengajak orang lain Qiu Tao ) dan memberi motivasi kepada orang harus dengan sekuat tenaga menjelaskan sampai mereka paham. Hal ini sangatlah penting, mohon kalian dapat melaksanakannya.

Karena orang yang baru pertama kali datang ke vihara sama sekali tidak mengerti hari ini datang ke vihara sebenarnya untuk apa ? Berharap kalian saat memberikan motivasi kepada mereka dapat menyampaikan dengan jelas. Sama seperti saya yang saat itu juga tidak paham. Setelah saya Qiu Tao , saya juga tidak merasakan keistimewaan dan keberhargaan Tao, juga tidak merasa ada perbedaan dengan sebelum saya Qiu Tao , maka saya melewati hidup sama seperti biasanya, setelah pulang ke rumah saya tetap menjalani hidup yang serba linglung dan menyesatkan ( TIDAK MEMBINA DIRI ) .

Dalam rentang waktu itu, teman yang juga sebagai Yin Pao She saya , ada mencari saya untuk berbincang-bincang, dia bertanya kepada saya :" Mau ikut kelas Pertemuan Dharma ( 法會Kelas Fa Hui ) tidak ? Mau ke vihara lagi tidak ?" 

Pada waktu itu meskipun saya tahu orang-orang di vihara sangat ramah dan akrab, pergi ke vihara juga bukan hal yang buruk , tetapi karena di sana , apapun saya tidak mengerti , terasa diri sendiri tidak dapat membaur dengan orang-orang di sana, asalkan terpikirkan hari waktu saya Qiu Tao , saya dari awal hingga akhir tidak dapat membaur, tidak tahu diri sendiri lagi buat apa dan juga tidak tahu harus melakukan apa, terpikir sampai di sini, membuat hati saya terasa takut, tidak ingin ke vihara lagi.

Maka saat itu menjawab ke Yin Pao She bahwa " Saya tidak ingin pergi ", saat itu Yin Pao She saya belum putus asa, sekali lagi bertanya kepada saya :" Sungguhkan tidak ingin pergi ? Pergilah, ikut kelas Pertemuan Dharma sehari atau 2 hari juga boleh ". Karena saya tidak ingin membuat suasana menjadi tidak nyaman maka saya mengatakan :" Nanti lihat-lihat lagilah , terima kasih atas upaya kamu ".









Yin Pao She melihat saya sedemikian keras maka lebih baik mengatakan :" Baiklah ! Lain kali masih ada kesempatan ". Sekarang baru teringat , sepertinya semasa hidup saya terus-menerus menolak ajakan Yin Pao She. Waktu itu melihat Yin Pao She begitu antusias untuk membawa saya ke vihara dengan rasa penasaran bertanya ke dia :" Hari itu saya ke vihara sebenarnya lagi buat apa ?"

Yin Pao She menjawab :" Saya membawa kamu ke vihara untuk Memohon Tao ( Qiu Tao )"
Saya tidak mengerti dan bertanya lagi :" Memohon Tao apa ?"

Yin Pao She menjawab :" Yaitu TAO yang AGUNG dan sangat MULIA "
Mendengar sampai di sini, saya semakin binggung dan tidak jelas , lalu bertanya kepada Yin Pao She :" Sebenarnya apa maksud ucapan kamu ?"

Yin Pao She mengatakan lagi :" TAO ! Yaitu MUSTIKA RAHASIA yang tidak mudah diwariskan, Mustika Dharma untuk kembali ke Nirwana ( menanam Bibit Budha ) yaitu yang sering kamu dengar tentang mendapatkan Petunjuk Suci dari Budha ".

Tetapi saya yang setengah mengerti dan setengah tidak mengerti, saat itu sama sekali tidak tertarik sehingga menjawab dengan asal-asalan kepada Yin Pao She :" Oooohh....! Ternyata demikian, terima kasih kamu telah membawa saya ke vihara ".


Tapi karena di luaran saya banyak mendengar sisi negatif tentang  Sien Thien Fo Thang sehingga membuat saya semakin tidak mau lagi ke vihara. Salah seorang temanku pernah mengatakan :" Bagaimana kamu bisa ke Vihara Sien Thien Fo Thang ?".
Seketika saya terhenyak dan bertanya :" Memangnya kenapa ?"

Temanku mengatakan :" Kamu ke vihara, mereka pasti menyuruh kamu berlutut di atas jok sembahyang untuk mengucapkan sejumlah kata. Kata-kata itu adalah berikrar, yaitu sebagian orang menyebutnya  Bersumpah "

Terus terang saya sudah berikrar apa saja, saya sendiri juga tidak terlalu jelas dan juga tidak ingat , maka saya berharap kepada para budiman yang masih membina dan menjalankan di dunia, kelak kalian harus menjelaskan lebih baik lagi dan lebih jelas lagi,


Karena saya saat itu luar biasa ketakutan sehingga begitu selesai mendengar omongan teman, saya segera telpon menanyakan kepada Yin Pao She :" Dulu saat saya berlutut di atas kursi sembahyang ada mengucapkan sejumlah kata-kata, apa maksudnya ?".

Yin Pao She menjawab :" Itu namanya berikrar, sama dengan Ikrar Para Budha dan Bodhisatva ". Meskipun sudah tahu jawabannya tetapi karena saya bertanya kepada dia, barulah dia menjelaskan.

Karena itu saya tidak ingin ke vihara untuk membina. Meskipun Yin Pao She di kemudian hari masih mengajak saya untuk ke vihara, tapi karena gosip yang saya dengar membuat hati ini ada penolakan yang kuat. Sehingga bilang kepada Yin Pao She :" Kamu jangan setiap kali datang kemari hanya membicarakan hal ini, mau menarik saya ke vihara terus, saya jadi pusing dengarnya, bisakah kamu bercerita tentang hal yang lain ?".

Yin Pao She mengatakan :" Saya sungguh mengkhawatirkan kamu ! Sehingga baru berharap kamu bisa datang ke vihara".

Saya jawab :" Saya tahu, terima kasih atas niat baikmu" Tetapi sampai akhir hidup saya juga tidak ke vihara, akhirnya teman saya juga tidak membahas masalah vihara lagi. Aaaaiiiiii.......! Arwah Liao berdesah, sambil geleng-geleng kepala mengatakan :" Mungkin jodoh Budha saya tidak cukup dalam".

 Oleh karena itu setelah saya meninggal dunia, keadaan saya sama dengan para arwah gentayangan di sini, tidak ingat diri sendiri sudah Memohon Tao apa ? . Apapun tidak jelas , selanjutnya celakalah ! Saya tidak tahu mesti menuju kemana ? Beruntung pada saat saya meninggal , Yin Pao She mempersembahkan seikat besar hio (dupa) di vi hara , melaporkan kepada Tuhan, memohon kepada Lao Shi berwelas asih untuk menjemput saya kembali ke Nirwana.

Tapi segala hal yang tidak dipahami di awal, sekarang barulah saya menyadari apa yang dimaksud dengan keberhargaan Tao, juga baru paham bahwa temanku tulus demi kebaikanku , barulah mau menarik saya ke vihara, tapi semuanya sudah terlambat.

Pada saat Budha Ci Kung datang menjemput saya, Beliau bertanya :" Murid ! Apakah kamu masih ingat ?"


Saya yang tidak mengerti dan bertanya :" Ingat apa ?"

Lao She menjawab :" San Pao ( 三寶 3 Mustika ) "

Saya bilang :" San Pao ( 3 Mustika ) itu apa ?"

Lao She mengatakan :" Pada saat awal datang bersujud kepada Lao Shi, San Pao yang diwariskan kepadamu "

Saya geleng-geleng kepala :" Tidak ingat "

Saya bertanya lagi :" Apakah sangat penting ?".

Lao Shi mengatakan :" Tentu saja sangat penting ! Ini merupakan hal yang mau dicocokkan pada saat murid pancaran putih meninggal dunia".

Saya bertanya :" Apanya yang mau dicocokkan ?"

Lao Shi menjawab :" Mencocokkan San Pao ". Seketika saya menjadi bingung dan bertanya :" Kalau saya sudah lupa, lalu harus bagaimana ?"

Lao Shi mendesah dan mengatakan :" Kenapa kalian bisa melupakan San Pao ?"

Saya jawab :" Karena saya tidak tahu betapa pentingnya San Pao sehingga tidak terlalu memperhatikannya, akhirnya lama-kelamaan menjadi lupa ".

Lao Shi mendengar sambil geleng kepala, melihat gerakan demikian dari Lao Shi, saya mulai ragu dan bertanya :" Sekarang saya ikut Lao Shi mau kemana ? Saya mesti bagaimana ? "

Lao Shi berwelas asih mengatakan akan membawa saya ke Nan Thien Men  南天門 Gerbang Langit Selatan ) , agar saya paham sejumlah masalah maka saya mengikuti Lao Shi sampai di Nan Thien Men . Setelah tiba di tujuan, tidak bisa tidak saya berdecak kagum " Sangat Indah ". Saya juga melihat 4 Budha yang luar biasa berwibawa berdiri di sana.

Saya sedikit panik bertanya kepada Lao Shi :" Siapakah Mereka ? Mengapa harus berdiri di pintu gerbang Nan Thien Men ?"

Lao Shi bilang :" Mereka adalah Se Ta Cin Kang 四大金剛 ! Jika ingin masuk ke dalam Nan Thien Men harus melewati gerbang yang dijaga Mereka, harus kasih tahu San Pao. Mereka akan bertanya apakah kamu ada Qiu Tao ? Jika kamu jawab ada maka akan dicocokkan San Pao ( 3 Mustika ), kalau jawabannya benar, mereka akan mengijinkan kamu masuk. Jika salah menjawab salah satu mustika saja, pasti tidak akan ijinkan kamu masuk, karena Hukum Langit sangatlah ketat ! Itulah kenapa Lao Shi selalu menekankan betapa pentingnya San Pao dan keistimewaannya kepada murid-murid sekalian.

Hanya saja kalian tidak hiraukan dan mengatakan Qiu Tao dapat melampaui kelahiran dan kematian, tapi lihatlah hari ini ada berapa banyak murid pancaran putih yang sudah meninggal justru tidak dapat kembali ke Nirwana ?

Para murid yang ada di dunia, berapa banyak orang yang Pan Tao ( melaksanakan Tao ) yang pelaksanaannya tidak komplit, menjalankan tugas seenaknya memperlakukan Firman Tuhan bagaikan mainan, pada mengatakan saya ada menjalankan, saya ada melintaskan. Berarti tugas yang dijalankan ada selisih, lalu kalian tidak tahu, murid-murid yang sudah meninggal dikarenakan kelalaian kalian sehingga tidak menyampaikan dengan jelas maka mereka gampang sekali melupakan San Pao.

Sampai mereka tiba di Nan Thien Men, saat mereka bilang kepada Se Ta Cin Kang bahwa mereka ada Qiu Tao, tapi justru sudah lupa San Pao maka tidak dapat melewati Gerbang Langit , tidak dapat kembali ke Nirwana, Apa yang dirasakan di hati mereka " Saya ada Qiu Tao kenapa saya tidak dapat pulang ke Nirwana "

Karena itu di dalam hati mereka penuh dengan kebencian ! Lao Shi hari ini memohon kewelasihan Tuhan YME agar arwah gentayangan ini dapat menyampaikan suara hati mereka, agar mereka tidak ada rasa benci dan dendam. Tetapi semakin hari semakin banyak arwah, kalian menyuruh Lao Shi mesti bagaimana ? Menyuruh Para Budha dan Bodhisatva mesti bagaimana ? Mereka ada Qiu Tao mau salahkan siapa ?  Mau menyalahkan mereka ? Menyalahkan Yin Pao She ? Atau menyalahkan orang yang ada di vihara ?

Lao Shi terus menekankan kepada murid sekalian bahwa ilmunya harus diterapkan di dalam hati, harus perbaiki sifat kebiasaan buruk, harus tahu tingkat emosi diri sampai di mana ? Di mana yang kurang baik maka harus sendiri perbaiki , intropeksi diri, harus menuntut diri semakin hari semakin baik pembinaannya, harus menjalankan tanggung jawab sendiri, harus menjadi contoh teladan bagi umat manusia !

Tetapi setiap kali Kelas Fa Hui ada Amanat Suci yang diturunkan , ada berapa murid yang memasukkan amanat Lao Shi ke dalam hati ?

Pada saat Pan Tao , Yin Pao She berikrar untuk menjamin bahwa kamu adalah orang yang baik. Lalu apakah kamu sudah menjadi manusia yang baik ? Setelah mendapatkan Tao sama sekali tidak hiraukan, apa yang mereka katakan kalian tidak mau percaya , kamu juga tidak pergi tanyakan, tidak mempelajari, kelak kamu mesti bagaimana ? Tidak peduli , pokoknya satu petunjuk suci sudah dapat melampaui kelahiran dan kematian ! Tidak apa-apa ! Sungguhkah tidak apa-apa ?

Lihatlah di depan mata begitu banyak murid pancaran putih yang tidak dapat pulang ke Nirwana, Lao Shi melihat murid ini menyalahkan, murid itu membenci. Kalian murid di dunia ada berapa yang sungguh-sungguh memahami ? Bisa Mengerti ? Apakah kalian tahu ? Ada berapa arwah murid pancaran putih yang berlutut di luar gerbang Nan Thien Men sedang menunggu jodoh ?Apakah itu merupakan Tuhan menurunkan Tao ? Satu prtunjuk suci tidak dapat melampaui kelahiran, pada akhirnya menjadi arwah gentayangan !

Seandainya hari ini kalian yang menjadi arwah gentayangan mungkin kalian akan memahami suara hati mereka. Lagipula murid-murid tidak peduli apa sebab mereka meninggal, sudah tidak ada badan raga maka kalian yang masih ada di dunia harus segera mempersembahkan ikatan besar hio memohon kewelas asihan Tuhan YME, tidak peduli dia ada membina atau tidak membina, hanya karena dia sudah Qiu Tao mendapatkan satu petunjuk suci, tentu dapat melampaui kelahiran, namanya didaftarkan di Nirwana dan dihapus dari Buku kelahiran dan kematian di neraka, betul tidak ?

Kalian semu pikirnya demikian, benar ! Lalu San Pao yang Lao Shi wariskan untuk kamu ? satu demi satu sudah tidak ingat, Pan Tao itu penting, tapi menjelaskan San Pao lebih penting lagi, sudah dapat petunjuk suci malah tidak bisa pulang.  Murid-murid ini harus bagaimana ? Datang ke dunia lagi untuk membina ? Mereka juga tidak melakukan kesalahan, mengapa harus datang ke dunia lagi untuk membina ? Kecuali kalau mereka sudah melakukan pelanggaran, dikembalikan ke dunia, untuk mulai dari awal lagi.

Tapi murid-murid yang sudah meninggal ini tidak melakukan pelanggaran ! Wahai murid sekalian ! Coba kalian pikirkan dengan baik-baik, pada awalnya generasi Para Sesepuh dan Maha Sesepuh dari berbagai cabang dan ranting bersusah payah, mengalami berbagai derita datang sampai di Taiwan, yaitu berharap kalian setiap Bibit Budha dapat kembali ke Nirwana ! Tapi sekarang apa yang terlihat malah demikian banyak murid yang sudah Qiu Tao tetapi tidak dapat kembali ke Nirwana.

Coba kalian katakan, murid-murid yang tidak dapat pulang itu menderita tidak ? Para Pendahulu yang sudah mencapai kesempurnaan melihat hasil yang demikian, mereka bersedih tidak ? Maka saat ini Para Budha dan Bodhisatva beserta Lao Shi bersama-sama bersujud kepada Tuhan berwelas asih, berharap sekali lagi bisa menurunkan Buku Suci ini ke dunia, agar menjadi peringatan bagi murid-murid yang masih di dunia.

Lao Shi berharap murid yang sudah Qiu Tao harus ingat akan San Pao, yang membawa orang ke vihara untuk Qiu Tao, juga jangan membiarkan orang bingung lagi , yang akhirnya menjadi arwah gentayangan, hendaknya diingatkan San Pao itu penting tapi pencapaian tingkat keberhasilan juga penting !

Lao Shi harus melalui perantara Pandita untuk membuka Pintu Suci Kelahiran dan Kematian, kalian kalau sudah bersembah pada Lao Shi sebagai Guru Agung , Lao Shi akan menyelamatkan setiap murid meskipun kekuatan Lao Shi terbatas, tapi Lao Shi bisa memohon bantuan Para Budha dan Bodhisatva untuk membantu Lao Shi. Wahai murid ! Karena kalian ada mengikat jodoh Budha beberapa kehidupan yang lampau, baru bisa mendapatkan petunjuk suci dari Budha, lalu Lao Shi melihat kalian masing-masing mau jalan tapi tidak bergerak, kalian tidak mengetahui diri sendiri sudah menciptakan berbagai karma selama 60.000 tahun, hari ini kalian bisa Qiu Tao dan membina, betapa tidak ikhlasnya penagih hutang karma kalian ?

Terlihat murid meskipun sudah mendapatkan petunjuk suci dari Lao Shi tetapi tidak seberapa yang sungguh-sungguh mengerti untuk menyayanginya, sungguh sia-sia kalian datang ke dunia menjalani satu kehidupan, karena ketidak pahaman kalian, tidak ingin ke vihara, lupa akan San Pao maka pada akhirnya barulah menjadi arwah gentayangan.

Murid-murid yang lagi membina dan menjalankan Tao di dunia, setelah selesai membaca suara hati para arwah gentayangan ini, Lao Shi berharap kalian merenungkan diri dengan seksama, ada melakukan kesalahan di mana, sekarang masih ada kesempatan untuk memperbaiki. Hati ini kenapa ada demikian banyak bibit Budha yang tidak dapat pulang?

Karena pada saat Pan Tao, pelaksanaannya tidak sempurna, penyampaiannya tidak jelas, Yin Pao She sangat susah, Lao Shi juga tahu ! Tapi Lao She berharap kalian bisa lebih giat lagi, tidak peduli mereka percaya atau tidak, yang semestinya disampaikan kamu tetap harus menyampaikannya, yang semestinya dijelaskan, kamu tetap harus menjelaskannya agar mereka tahu kalau hari ini mereka sudah Qiu Tao , benar benar dapat melampaui kelahiran.

Asalakan murid-murid sekalian menjalankan tugas dan peran manusia, jangan menjelekkan, jangan membahas siapa yang benar dan siapa yang salah dalam membina diri, ingat San Pao , maka kamu pasti dapat kembali ke Nirwana.

Karena Tuhan melihat pembinaan kamu semasa hidup di dunia, tapi apa daya , sebagian murid yang kembali ke Ce Yang Kuan ( yang emosinya jelek, sifatnya buruk maka harus tertahan di sini untuk dilatih, jika tidak lolos maka harus bertumimbal lahir lagi menjadi manusia datang ke dunia lagi, mulai membina dari awal lagi ) , sebagian murid berlutut di luar Nan Thien Men tidak dapat masuk, terlalu banyak........terlalu banyak........! Maka murid harus ingat pembinaan akhlak ke dalam dan keluar adalah sama pentingnya, apa yang kalian pahami tentang San Pao ? Baik-baiklah pergi menganalisanya !

Selanjutnya Lao Shi berwelas asih kepada arwah murid pancaran putih yang berlutut di luar gerbang Nan Thien Men :" Wahai murid sekalian ! Lao Shi bukannya tidak mengijinkan kalian masuk, tapi hukum langit sangat ketat, Se Ta Cin Kang juga tak berdaya, siapa yang suruh kalian lupa San Pao ? Tapi jangan khawatir, Para Budha, Bodhisatva dan Lao Shi akan membantu kalian, jangan gegabah, lepaskan penyalahan dan benci dendam dalam hati kalian, kita bersama-sama memohon Tuhan berwelas asih, bersama-sama menunggu jodohnya sampai , boleh tidak ?"

Para arwah gentayangan bersama-sama menjawab :" Baik"

Lao Shi berkata kepada Xiao Zhen Xiong :" Hari ini Lao Shi sudah banyak berbicara, baiklah ! Sudah waktunya pulang "

Selanjutnya Lao Shi berbicara kepada arwah gentayangan :" Xiao Zheng Xiong akan meneruskan suara hati kalian, Lao Shi juga percaya kalian tidak berharap ada bibit Budha lain mengalami hal yang sama, betul tidak ?"

Para arwah gentayangan menjawab :" Betul.....! Kami mohon ! Kami mohon ! Kami sudah sangat menderita "

Bicara sampai di sini, Lao Shi menoleh pada Xiao Zheng Xiong dan mengatakan :" Hari ini cukup sampai di sini, sudah waktunya murid pulang !"

Budha Hidup Ci Kung menuntun roh Xiao Zheng Xiong kembali ke badannya , Xiao Zheng Xiong bersujud berterima kasih kepada Budha Ci Kung yang berwelas asih.


BERSAMBUNG KE BAB 4

No comments:

Post a Comment