Thursday 12 November 2015

Kisah Nyata Pengalaman Penceramah Luo Wei Chian

***** Mendapat Rahmat untuk Memohon Tao ( Qiu Tao ) *****

Pada tahun 1988 penanggalan imlek bulan 11 , saya duduk kelas 1 sekolah kejuruan, dalam masa praktek kerja di pabrik , rekan kerja saya Penceramah Chen ( Chen Jiang Shi ) mengajak saya ke Vihara Ceng Li untuk memohon Tao, waktu itu mendengar Shang Ce Li ( petugas protokol sembahyang ) mengatakan PHING SIN CING CHI YEN KHAN FO TENG , CING TAI TIEN SIEN = tenangkan hati, mata melihat ke arah Pelita Suci, menunggu diberikan Petunjuk Suci, Saya dengan mata kepala sendiri melihat Budha Ci Kung berdiri di samping Pandita, tangan kanan Lao Shi ( Budha Ci Kung ) menyatu dengan tangan kanan Pandita, membuka Pintu Suci setiap orang yang Memohon Tao . Seketika merasa luar biasa senangnya, membuktikan Tao yang Sejati, Hakekeat Kebenaran Sejati, Firman Tuhan yang Sejati , Memohon Tao luar biasa berharga, saya merasa luar biasa beruntung, bisa mendapatkan Warisan Petunjuk Suci yang sejak dahulu tidak mudah untuk didapatkan.


***** Nenek hadir di dalam mimpi *****

Pada tahun 1989 penanggalan imlek bulan 1 saya ke Thai Cung Vihara Xin Yi ikut kelas Pertemuan Dharma ( Kelas Fa Hui ) selama 2 hari, perasaan sangat bahagia sekali.

Pada keesok hari waktu tidur di rumah, di dalam kamar yg ada menggantung foto nenek, sekitar pukul 09.00 saya bermimpi hal yang aneh, mendengar seorang ibu memanggil A Chian.... A Chian...

Saya bertanya :" Bu , saya tidak mengenal anda, kenapa kamu bisa mencari saya "?

Dia lalu menunjuk ke arah foto nenek, mengapa bisa demikian mirip ?

Baru tersadarkan , ternyata nenek ( dari phak ibu ) yang telah  datang mencari saya ,
Lantas bilang kepada nenek " Maafkan saya , tadi telah bersikap tidak sopan kepada anda "

Nenek lantas membalikkan badan, berlutut dan bersujud 10 kali kepada Tuhan. lalu mengatakan A Chian ! Karena kamu ada Memohon Tao , leluhur dan keturunan mendapatkan penerangan Tuhan melalui kamu, saya baru diijinkan ke ruang " Untuk Mendengar Dharma " di alam baka, tidak perlu menderita lagi di alam baka.  A Chian ! Apakah papa, mama, kakak dan adikmu semuanya ada Memohon Tao ?

Saya jawab :" Cuma cucu sendirian saja yang ada Memohon Tao"

Nenek mau saya mengajak semua anggota keluarga untuk Memohon Tao , dengan demikian leluhur dan keturunan akan mendapatkan penerangan yang lebih besar, baru ada kesempatan terlepas dari kelahiran dan kematian ( reinkarnasi ).

Saya kemudian berjanji kepada nenek untuk mengajak seluruh anggota keluarga agar dapat memohon Tao.


***** Kejadian Yang Mengagetkan Tapi Tidak Berbahaya *****

Pada tahun 1989 penanggalan imlek bulan 4 , saya ke Vihara Zheng Li di kota Sha Lu, Penceramah Lie ( Lie Js ) ke pabrik menjemput saya, begitu sampai di kota Sha Lu , saat mobil berbelok ke kiri dari perempatan jalan, tiba-tiba ada sebuah mobil box penjual ikan dengan kecepatan 130 km/jam lebih menerobos lampu merah, terlihat dia menabrak pintu mobil bagian depan, ingin menghindarpun sudah tidak keburu. Seketika terasa ada satu tangan mendorong ke arah stir ( mobil di Taiwan posisi stir kemudi berada di sisi kiri ) , hanya terdengar suara keras sekali, yang anehnya adalah mobil kami sama sekali tidak rusak. sedangkan mobil box kacanya hancur semua, ibu dari supir box duduk di kursi depan, terlihat seluruh mukanya penuh dengan serpihan kaca, lukanya sangat parah, dia diangkut oleh ambulance ke rumah sakit.

 Supir mobil box turun dari mobil dan memaki :" Kenapa kalian menyetir mobil sedemikian rupa "?

Saya mengatakan :" Kamu yang salah , menerobos lampu merah "

tetapi dia tidak mengakuinya, untunglah ada seorang pejalan kaki yang menyaksikan seluruh kejadian dan menjadi saksi.

Waktu itu saya merasa sakit di bagian dada, setelah di rontgen di rumah sakit ternyata normal dan hanya diberi obat penghilang nyeri.

***** Pemberitahuan Tentang Bencana *****

Pada tahun 1993 penanggalan imlek bulan 8 tanggal 1 , saya keluar dari kemiliteran, pada tahun yang sama saat peringatan hari ayah, saya ke pasar malam membantu abang membeli sesuatu, dalam perjalanan pulang ke rumah, saya mendengar ada orang memanggil ( anak muda ! anak muda ! )
dalam hati saya bertanya siapakah yang lagi memanggil saya ? memanggil dengan terburu-buru !

Begitu saya membalikkan kepala , terlihat seorang bapak  peramal melambaikan tangannya, lantas saya menuju ke sana dan bertanya :" Bapak peramal mau mencari siapa ? Saya bantu kamu mencari boleh tidak ?"

Peramal itu bilang :" Anak muda, saya mencari kamu" 

Saya merasa aneh sekali, kenapa bisa mencari saya ?

Peramal itu bertanya :" Anak muda apa pekerjaanmu ?"

Saya menjawab :" Tukang Patrun / Tukang Las "

Peramal :" Anak muda, bisakah kamu ganti pekerjaan ?"

Saya : " Tidak bisa, karena kakak ipar saya adalah mandor, saya tidak bisa berhenti dengan begitu saja, nanti kakak ipar saya yang akan repot "

Peramal  :" Anak muda ! Kamu mempunyai bencana yang besar sekali "

Saya  :" Apa yang mesti dibayar , yah harus dibayar, dengan demikian malah membuat enteng, bukankah ini sangat baik?"

Peramal   :" Anak Muda, saya melihat raut wajahmu adalah muka orang mati, wajah kamu biru kehitaman !"

Saya tidak jatuh kesandung, bagaimana bisa muka saya biru kehitaman ? saya tidak mempercayainya

Lantas peramal mengambil sebuah cermin agar saya bisa melihat wajah saya 

Saya bilang "tidak kok"

Bapak peramal menggunakan tangan kanan menekan pergelangan tangan kiri saya

Aahhhhhh...... Saya berteriak dengan keras karena di cermin terlihat panca indra mengalir darah , muka berwarna biru kehitaman bagaikan mayat.

Peramal   :" Anak muda, dengan demikian apakah kamu sudah percaya?"

Saya membungkuk penuh hormat kepada bapak peramal, berterima kasih atas petunjuk dia, lantas bertanya kepada dia :" Apakah papa mama dan saudara saudari saya juga ada bencana ?"


Setelah peramal melihat kedua tangan saya lantas menundukkan kepala, saya mempersilahkan dia beritahukan saja.

Peramal  :" Seluruh anggota keluargamu ada bencana, anak muda....kamu orang yang pertama yang akan tertimpa bencana"

Saya    :" Apakah saya bisa mewakili orang tua saya menanggung bencana mereka ?"

Peramal itu seketika menangis

Saya     :" Bapak Peramal, kamu kenapa ?"

Peramal    :" Saya telah meramal lebih dari 10 tahun, kamu adalah orang yang pertama yang sudah menghadapi maut namun masih mau mewakili orang tua menanggung bencana, dengan demikian ada kemungkinan jasad kamu tidak akan ditemukan"

Saya     :" Tidak apa-apa, sulit ada kesempatan bisa mewakili orang tua menanggung bencana, saya sangat bahagia, apalagi saya memang sudah akan mati, masih bisa menanggung bencana orang tua bukankah sangat baik ?"

Peramal   :" Anak muda , kamu pasti murid Yi Kuan Tao , kalau tidak ? Bagaimana kamu bisa bilang yang mesti dibayar harus dilunasi ?"

Saya merasakan Lao Shi yang meminjam raga bapak peramal untuk memberi petunjuk tentang bencana besar yang akan segera tiba.

Saya   ;" Kapan akan terjadi bencana maut ?"

Peramal   :" Paling lambat dalam 2 bulan akan terjadi"










***** Putus Nadi dan Patah Tulang *****

Waktu berlalu sehari demi sehari, tidak terasa 2 bulan sudah sampai dalam sekejap mata. Pada bulan 10 tgl 8 penanggalan imlek, saat saya lagi bekerja, memegang 2 tongkat kayu akan naik ke lantai 10, karena liftnya masih belum selesai dibangun, pada lubang besar itu hanya dipasang 1 lempeng baja tebal, total ada puluhan paku baja yang terpasang, setelah lift sampai di lantai 9 , waktu akan jalan keluar, kaki kanan siap untuk keluar, kaki kiri masih di atas lempeng baja, belum sampai 1 detik tiba tiba seluruh lempeng baja terbalik dan jatuh.

Saya terjatuh dari lantai 9 sampai di bawah tanah lantai ke 2, jadi total terjatuh dari ketinggian 11 tingkat, kepala terlebih dahulu menyentuh tanah sedangkan tubuh bagian atas membentuk "S" , tulang belakang patah dan syaraf pun putus dengan kondisi yang parah sekali. 

Saat terjatuh dari lantai 9 , saya dengan mata kepala sendiri melihat Budha Hidup Ci Kung berdiri di angkasa memeluk saya sedangkan disamping beliau berdiri 3 arwah terdiri dari  2 arwah wanita dan 1 arwah laki-laki , memarahi Budha Hidup Ci Kung terlalu banyak ikut campur, mereka mengatakan sebenarnya sudah lama mau mencelakai saya, mengapa harus menghalangi mereka ?


Budha Hidup Ci Kung ( Lao Shi ) dengan welas asih berkata :" Wahai penagih hutang karma ! Murid Saya belum menyelesaikan ikrarnya, bagaimana Saya bisa lepas tangan ! Begini sajalah, biar Saya yang mewakili muridKu untuk melunasinya, boleh tidak ?"

Terlihat para penagih hutang karma itu luar biasa marahnya, memegang senjata ( bukan senjata duniawi ) ingin membunuh saya, Lao Shi merubah badanNya menjadi besar, mewakili saya biar dipukul dan dibunuh oleh para arwah itu. Dalam hati saya berpikir ( Saya tidak pantas membiarkan Lao Shi mewakili saya menanggung bencana besar ini ) , lantas memohon Lao Shi melepaskanku, tapi Lao Shi sangat berwelas asih sambil meneteskan air mata penuh kesedihan, menggelengkan kepala tidak ingin melepaskan. Saya merasa luar biasa bersalah, dalam hati ini berpikir bencana diri sendiri, bagaimana boleh membiarkan Lao Shi yang menanggungnya ?

Sehingga pada saat jatuh sampai di lantai 3 , lantas bilang kepada Lao Shi " Kalau Lao Shi tidak melepaskan tanganNya maka saya tidak mau Xiu Tao lagi  ( membina Tao / membina diri ) .

Lao Shi menangis dengan sedih , dengan tidak berdaya melepaskan tanganNya, akhirnya saya terjatuh kebawah, waktu itu saya tidak segera koma, tapi daya ingat saya luar biasa jelas malah ingin melihat wajah Lao Shi lagi.  Lao Shi akhirnya turun dan saya melihat Lao Shi berdiri di depan, membalikan badanNya ke belakang lantas merubah diriNya menjadi seorang manusia, berjongkok mengambil 2 batang besi dan dipukulkan ke arah tembok, mulai dari lantai 2 dibawah tanah dipukul sampai lantai 10, sambil memukul sambil berteriak " Luo Wei Chian mati terjatuh, cepat tolong dia !
Luo Wei Chian mati terjatuh, cepat tolong dia !"


Lao Shi terus memukul dan berteriak sampai ke lantai 10, tapi 20an pekerja yang berada di lantai 10 tidak ada yang percaya dengan omongan Lao Shi. Kakak perempuan saya melihat jam tangannya menunjukkan pukul 11.30, semua orang baru berpikir , untuk ambil 2 batang kayu kenapa bisa sedemikian lama ?

Lantas pergi ke lantai 2 bawah tanah mencarinya, karena bangunannya belum selesai dibangun maka juga tidak ada penerangan lampu listrik. Sebelum kejadian ini, ada angin topan dan turun hujan deras beberapa hari, ruang bawah tanah terendam air sampai selutut. Lao Shi berwelas asih memberi kemujizatan dengan merubah cucuran darah saya menjadi satu aliran darah yang panjang, kakak perempuan saya terlebih dahulu melihat air yang berwarna merah, baru berpikir" celaka " adik pasti kehabisan darah. Semua orang mengikuti aliran darah yang berwarna merah , baru akhirnya menemukanku, 20an pekerja begitu melihat saya lantas mengatakan " sudah mati "


****** Pertolongan Darurat di Rumah Sakit *****

Kakak perempuan tidak percaya dengan pendapat para pekerja, lantas memeluk badan  dan merasa badan saya masih hangat dan masih bernafas, semua orang lantas melarikanku ke rumah sakit Xin Lin Xin Zhu yang berada di seberang , memberitahukan kepada dokter dan perawat " kami ada satu pekerja yang jatuh dari ketinggian bangunan, sudah hampir meninggal, mohon kalian menolong dia " waktu itu dokter , perawat dan beberapa pekerja mendorong satu tandu sampai gedung bawah tanah lantai 2, dokter mengatakan :" badan anak muda ini jangan sembarangan digerakkan, agar tidak merusak bagian otak". Sehingga orang-orang memindahkan saya ke tandu dengan pelan dan hati-hati begitu sampai di depan pintu umah sakit langsung dipindahkan ke ranjang dorong dan segera di bawa ke ruang ICU Unit Gawat Darurat.

Kakak perempuan menelpon ke rumah meminta papa mama menyiapkan baju dan celana, mama bertanya  :" Bukankah pergi kerja ? Kenapa harus menyediakan demikian banyak pakaian dan celana ?" Kakak menjawab  :"  A Chian lagi koma mengalami luka parah, kami mengantarnya ke rumah sakit Xin Lin Xin Zhu !"

Abang sulung segera ke rumah menjemput papa dan mama untuk ke rumah sakit , mama dengan panik bertanya :" Bagaimana lukanya ?" Kakak menjawab :" Orangnya lagi di ruang steril "

Papa mama dan abang sampai di ruangan ingin mencari saya, tapi bagaimanapun mencarinya tetap tidak dapat menemukanku, mama dengan sedihnya berjalan keluar , adik sampainya agak telat, lantas bertanya kepada papa mama dan abang :" Bagaimana luka abang ke 2 ?"

Abang menjawab :" Tidak menemukan orangnya"

Adik segera berlari ke ruangan pasien untuk mencariku, juga tidak menemukanku, tetapi disaat adik akan keluar ruangan, terlihat olehnya satu pasien yang ibu jari kaki kirinya memar merah yang luas, tiba-tiba teringat beberapa hari yang lalu , abang kesandung batu sehingga jari kakinya memar, tetapi dia tidak berani memastikan, lantas berbicara dengan pasien :" Wahai pasien ! Atau er ge ( abang ke 2 ) ! saya mohon ijin untuk membalikkan badan kamu sebentar, untuk melihat apakah di punggung kamu ada tanda lahir ?"  Lalu adik membalikkan badan ke arah kanan, terlihat di punggung bagian kanan ada tanda lahir yang lebar, baru memastikan itu adalah saya, lantas segera lari keluar memberitahukan kepada anggota keluarga. :" Sudah temukan orangnya" Mama melihat saya yang lagi terbaring di tempat tidur, lantas jatuh pingsan dan tidak sadarkan diri .

***** Air Mata Budha Hidup Ci Kung *****

Saya koma selama 3 bulan lebih, selama koma saya melihat Budha Ci Kung masuk dari pintu utama di lantai 1 sampai menemukan saya di kamar pasien no 416, saat Lao Shi ( Budha Ci Kung ) mau membuka pintu masuk ke dalam, saya bilang pada Lao Shi :" Maaf Lao Shi , murid tidak berdaya memberi hormat menyambut kedatanganMu ". Lao Shi luar biasa berwelas asih, berjalan ke samping tempat tidur saya dan mengatakan :" Murid bodoh, karena kamu lagi luka parah maka tidak perlu Jie Jia ( menyambut kedatangan Budha ) !" Murid bodoh ! Sakitnya dimana ?

Saya menjawab    :" Maaf  Lao Shi, murid tidak tahu "

Lao Shi melihat kepala saya bengkak besar dan banyak benjolan , tidak tertahankan air mataNya mengalir terus , saya semakin merasa berdosa , mana boleh membuat Lao Shi meneteskan air mata ?

Roh saya berlutut di atas tempat tidur dan bersujud syukur atas budi jasa Lao Shi, memohon kepada Lao Shi agar jangan meneteskan air mata lagi demi saya, air mata Lao Shi masih tetap mengalir sampai membasahi seluruh wajahNya, berbicara pada bagian kepala saya  :" Wahai penagih hutang karma ! Kalian mau menagih nyawa juga menagihnya terlalu cepat !"

"Mohon kalian memberi murid Saya kesempatan untuk memupuk amal dan menyelesaikan ikrar, memupuk amal kebajikan untuk dilimpahkan kepada kalian, boleh tidak ?"

Para penagih hutang karma luar biasa marahnya, di bagian kepala saya memukul ke atas dan ke bawah, badan saya sakitnya luar biasa sampai tak tertahankan lagi saya berteriak dengan keras. Lao Shi melihat para penagih hutang karma demikian ganasnya, maka mengambil kipas saktiNya dan berbicara menghadap ke kepala saya :" Wahai penagih hutang karma ! Saya mewakili murid memohon kalian, kalian justru demikian sadis terhadap murid Saya, maka Saya juga tidak sungkan pada kalian lagi !"

Lao Shi mengambil kipas saktiNya dan memukul bagian kepala saya dengan keras sebanyak 3 kali, menghancurkan gumpalan darah yang ada di otak saya, lantas menggoreskan bagian belakang telinga kanan saya agar darah kotor yang tertimbun di otak bisa mengalir keluar melalui luka kecil tadi, sehingga kepala saya pulih kembali.


Keesokan harinya waktu papa mama datang menjengguk ke kamar, terlihat warna bantal yang awalnya putih kenapa berubah jadi banyak warna ? sehingga menjadi kaget sekali, segera meminta dokter yang bertugas  untuk melihatnya, dokter segera mengirim saya ke ruang rontgen, menyuruh perawat mengeluarkan foto rontgen yang pertama untuk dibandingkan dengan hasil rontgen yang kedua, para dokter terkejut sampai mundur 3 langkah, sambil mengatakan :" mana mungkin?"

Mestinya sudah tidak tertolong kenapa dalam semalam berubah jadi kondisi otak yang tidak terluka ? ( saat itu saya masih belum sadarkan diri, dokter dan perawat membawa saya kembali ke kamar pasien )

***** Menyambung Nadi dan Tulang *****

Pada malam hari Lao Shi datang ke kamar pasien lagi dan berbicara kepada saya :" Murid bodoh ! Lao Shi menyembuhkan kamu, apa komentar para dokter ?"

" Terima kasih atas ke welas asihan Lao Shi menyembuhkan otak murid yang bengkak besar, dokter bilang otak murid sembuh total " Luar biasa berterima kasih atas kewelas asihan Lao Shi yang telah menyelamtkan nyawa murid !

Lao Shi dengan gembira mengatakan  :" Murid bodoh ! Bagian mana lagi yang sakit ? Kasih tahu Lao Shi , Lao Shi akan bantu kamu "

Saya menjawab  :" Maaf, murid tidak mengetahuinya "

Loa Shi melihat tubuh saya , air mataNya mengalir sambil mengatakan  :" Murid bodoh, tulang dada kamu sudah hancur , harus bagaimana tolongnya ?"

Lao Shi luar biasa welas asih , dengan tangan kanan membelai tulang dada saya, sambil berbicara kepada saya, untuk mengalihkan perhatian saya. Saat Lao Shi membelai, saya merasa tulang yang patah bergerak, adalah ingin menyambungnya kembali. Di bagian organ hati dan jantung masing-masing ada 1 potongan tulang yang patah, selisih sedikit sekali sudah akan tertusuk.

Lao Shi luar biasa welas asih mengumpulkan tulang patah dan menyambungnya kembali, juga melihat tubuh saya bengkoknya parah sekali, Lao Shi terlebih dulu membuat saya dalm posisi duduk, dengan tangan kanan memegang leher saya dan menariknya lurus ke bawah. Saya berteriak dengan keras, mungkin reflek dari syaraf saya ! Lao Shi melihat tulang belakang dan syarafnya putus semua, lantas menggunakan dua tanganNya menyambung bagian yang patah, lalu melihat ke bawah , tulang paha kanan syarafnya juga putus, Lao Shi makin sedih sambil meneteskan air mata berkata :" Wahai penagih hutang karma , tulang kaki murid Saya patahnya demikian parah, kalian mau dia bagaimana memupuk amal kebajikan untuk melunasi kalian ?" begitu Loa Shi selesai berbicara, penagih hutang karma sangat tidak senang, lantas menarik kaki saya yang sudah patah ke atas dan ke bawah, saya kesakitan sampai tidak tertahankan, teriakan sungguh nyaring sekali.

Lao Shi berwelas asih selesai menyambung tulang dan nadi saya yang putus, waktu itu saya masih belum sadarkan diri.


***** Seluruh Anggota Keluarga Memohon Tao *****

Suatu hari Lao Shi sampai di rumah sakit dan bertanya kepada saya :" Murid bodoh, kamu masih ada niat apa yang ingin dijalankan ?"  Roh saya bersujud syukur kepada Lao Shi di atas tempat tidur, pertandan tidak berani memohon Lao Shi untuk melakukan pekerjaan apapun. Lao Shi mengatakan  :" Murid bodoh, janjimu kepada nenek apakah sudah dilaksanakan ?" Saya baru teringat , betul juga ! Janji saya kepada nenek masih belum dilaksanakan. Lao Shi mengatakan  :" Murid bodoh, kamu tenang saja, Lao Shi besok akan membantu kamu " Sekali lagi saya bersujud penuh syukur, roh saya di atas tempat tidur, bagaikian anak kecil yang lari kesana kemari menunggu fajar tiba. Saat pagi hari, saya melihat Lao Shi menggunakan kipasNya mengipasi bagian Pintu Suci seluruh anggota keluarga saya yang belum memohon Tao untuk mengusir hutang karma selama 60.000 tahun.


Umat dari Thai Cung sangat perhatian, pagi-pagi sekali sudah datang menjengguk saya, ada seorang penceramah berbicara kepada anggota keluarga saya  :" Malam ini di Vihara kami di Sha Lu ada Pan Tao ( Upacara Pelaksanaan Tao ) kalian semuanya pergi ke sana untuk memohon Tao, boleh tidak ? terdengar papa menjawab  :" Baiklah "Saya luar biasa senangnya, 9 anggota keluarga pergi memohon Tao di Vihara Zheng Li.

Seorang penceramah Zhao ( Zhao Jiang Shi ) ke Vihara Ta Cia Chi di Thai Cung memohon petunjuk kepada kakak seperguruan Jiao Hua Pu Sha ( Bodhisatva Pendidik ) :" Kapan saudara Luo baru akan sadar ?"  Kakak seperguruan berwelas asih mengatakan akan membawa saya " pulang " . Penceramah Zhao lantas mengatakan cita-cita saya :" Tidak melintaskan semua saudara saudari , berjanji tidak akan menjadi Budha . Jiao Hua Pu Sha dengan gembira mengatakan  :" Baik sekali, besok dia akan sadar "

Keesokan hari sungguh saya jadi sadar, Tetapi tidak satupun orang yang saya kenali, kepala rumah sakit sudah memberitahukan kepada anggota keluarga , kalau sudah sadarkan diri, harus menunggu daya ingatnya pulih sampai taraf tertentu baru bisa dioperasi. Adik menunjuk pada papa dan bertanya  :" Siapakah dia ?"  Saya jawab  :" Abang " . menunjuk pada mama , saya jawab :" Da Jie ( kakak perempuan sulung )" . Menunjuk ke abagn saya jawab :" Papa " . Menunjuk pada Pandita Hung saya menjawab  :" Nenek " . Jelas sekali daya ingat saya masih belum pulih. Karena tubuh saya masih lemah, maka tulang paha saya belum bisa disambung, tulang patah dalam posisi seperti piramida yang saling berlalwanan arah berdirinya, akhirnya dirawat sampai tahun baru imlek 1994, kepala rumah sakit baru mengatakan sudah boleh pulang untuk istirahat.

Ini merupakan satu keajaiban dalam pengobatan, atas Rahmat Tuhan juga Welas Asih Lao Shi . Sehingga saya berjanji akan semakin giat dengan hati percaya yang tidak berubah, mengatasi kesulitan, untuk menyelesaikan misi saya sendiri.

Saudara Luo sendiri yang menceritakan kisah keajaiban yang diberikan Lao Shi padanya, sanggat menggugah, semuanya tulus, cinta kasih Lao Shi dalam melindungi murid dan ketidak berdayaan untuk menanggungnya, kita sebagai muridNya, tanpa terasa air mata memenuhi wajah, Guru Petunjuk 3 alam yang memegang Firman Tuhan, mendengar penderitaan dan menyelamatkan umat manusia, memberikan perhatian tanpa hati ego, membuat kami tergugah dan bersyukur.

Mendoakan umat manusia di dunia, setelah membaca kisah nyata yang mujizat ini, bersama-sama menampilkan hati Welas Asih dengan optimis pergi memupuk amal kebajikan, barulah tidak menyia-nyiakan Rahmat Tuhan dan Budi Jasa Guru Sejati.

No comments:

Post a Comment