Monday 30 November 2015

Arwah Gentayangan Umat Pancaran Putih yang Lupa 3 Mustika bagian 7

Bagian 7


Gambar hanya ilustrasi


Tanggal 20 Januari 2013 jam 6:30 malam


Xiao Zheng Xiong mengikuti Budha Hidup Ci Kung 濟公活佛 menuju ke Ci Hua Kung di daerah Cang Hua. Setelah sampai di Ci Hua Kung , Guru dan murid terlebih dahulu masuk ke dalam ruangan vihara Chan Cia ( 參駕 memberi salam hormat dan melaporkan kedatangan diri kepada 老㊥ TUHAN ) . Selanjutnya Budha Hidup Ci Kung ( 老師 Lao Shi ) berbicara kepada Xiao Zheng Xiong :" Hari ini Lao Shi membawa kamu kemari untuk menjadi perantara menyebarkan suara hati dari arwah gentayangan ". 


Begitu Xiao Zheng Xiong mendengar ucapan Lao Shi lantas melihat kebagian luar vihara :" Waaahhhh....... Ada sekumpulan arwah gentayangan yang sedang berlutut di sana ".



Saat itu ada satu arwah gentayangan pria tampil keluar, arwah gentayangan itu menggoncang bahu Xiao Zheng Xiong dan mengatakan :" Kalian manusia di dunia mengapa melintaskan orang ( mengajak orang Qiu Tao ) dengan cara demikian, saya bernama Li Ching Tian , 求道 Qiu Tao ( Memohon Tao ) di Vihara Ci Hua Kung di daerah Cang Hua ".


Arwah Li mengatakan :" Waktu itu keluarga saya timbul masalah, saya sungguh tidak tahu bagaimana baiknya juga tidak tahu bagaimana mestinya mengatasi persoalan sehingga waktu itu terpikirkan untuk pergi meramal nasib untuk menanyakan apakah ada jalan penyelesaiannya".


Saat itulah Yin Pao Shi 引保師 ( Pengajak ) datang mencari saya, dia menyuruh saya jangan pergi meramal nasib, dia mengatakan :" Nasib ditentukan oleh diri sendiri, saya ajak kamu ke satu tempat dengan sendirinya kamu akan ada jalan penyelesaiannya ".


Mendengar hal itu saya bilang :" Oohh...? Demikian hebatnya ! Baiklah ! Baiklah !"


Sehingga saya mengikuti Yin Pao Shi menuju ke vihara. Pertama kali sampai di vihara , sungguh terasa berbeda dengan vihara lain yang di luar sana , selanjutnya Yin Pao Shi bertanya kepada saya :" Apakah kamu mau menyumbangkan sedikit uang untuk berbuat amal ?" 


Saya bilang tidak ada masalah karena saya anggap datang kemari adalah mendaftarkan diri untuk menanyakan persoalan maka saya menyumbang 1500 Yuan, ini merupakan tarif harga yang dipatok oleh para peramal diluar sana, tapi hati saya terasa aneh, dalam hati berpikir kenapa hari ini banyak sekali orang yang menanyakan persoalan ( meramal nasib ) ? Sehingga saya terang-terangan bertanya kepada Yin Pao Shi :" Sebenarnya hari ini datang kemari mau buat apa ?'


Yin Pao Shi tidak menjawab saya , dia hanya memperkenalkan sebagian tatacara upacara dan prosedurnya, AiiiiYaahh... Sungguh aneh ! Kemudian ada orang yang memperkenalkan pada kami bahwa hari ini datang kemari adalah untuk Qiu Tao, barulah saya tahu kalau hari ini datang untuk Qiu Tao , kemudian saya melihat seseorang memakai jubah ( Tao Phao ) berjalan dari arah luar menuju ke dalam vihara . Pembawa acara ( MC ) masih menyuruh kami untuk memberi salam kepada beliau dengan mengatakan :' Tien Chuan She Hao ( Apa kabar Pandita ) ".


Waktu itu saya merasa kondisinya kurang tepat lalu bicara pada Yin Pao She :" Saya tidak ingin tanya lagi ( tidak mau diramal lagi )".


Yin Pao She bilang :" Sebentar lagi akan jelaskan kepada kamu ".


Dalam hati saya berpikir baiklah ! Sementara ini percaya kepada kamu. Selanjutnya saya diatur untuk berlutut di atas jok sembahyang ( Pai Tien ) dengan 2 telapak tangan dikatupkan, bersembahyang kepada Budha kemudian bersujud dan bersujud terus , intinya apa yang disuruh oleh orang vihara maka kami turuti tapi dalam hati saya terus berpikir upacara ini terasa aneh. 


Orang yang memakai jubah ( 點傳師 Pandita ) mengatakan sudah mewariskan San Pao ( 3 Mustika ) kepada kamu . Dalam hati saya tidak mengerti tentang San Pao, apa yang dimaksud dengan San Pao ? Bukankah hari ini mau bertanya persoalan ( meramal nasib ) ? Mengapa sedang membahas tentang pewarisan San Pao ? Karena sudah datang maka lebih baik ikuti saja, kenyataannya sudah ikuti sejauh ini pula maka lihat selanjutnya apa yang akan dilakukan mereka.


Setelah seluruh upacara selesai, ada seorang penceramah yang menjelaskan San Pao kepada kami, sebenarnya pada waktu itu saya sama sekali tidak mendengarnya ( tidak menyimak ) , lalu saya bertanya kepada Yin Pao She :" Menanyakan persoalan ( meramal nasib ) mengapa data-data kita tidak ditanyakan ?


NB : Untuk meramal nasib umumnya ditanyakan data-data tanggal, bulan, tahun dan juga jam kelahiran.


Yin Pao She mengatakan :" Hari ini saya ajak kamu untuk Qiu Tao karena dapat terlepas dari kelahiran dan kematian , dengan demikian baru dapat merubah nasib sedangkan meramal nasib tidak dapat merubah nasib, nasib ditentukan oleh diri sendiri ".


Dengan curiga saya bertanya :" Ini sungguh-sungguh atau pura-pura ?"


Setelah selesai menjelaskan San Pao三寶 , waktu sudah malam, sudah semestinya saya pulang juga. Sebelum saya pergi, Yin Pao She mengatakan :" Kalau ada waktu luang kembali ke vihara lagi ".


Saya bilang :" Aah.... ! Harus datang lagi ? Jawaban yang saya inginkan sama sekali tidak kalian berikan, mengapa saya harus datang lagi ?"


Selanjutnya Yin Pao She mengatakan :" Di sini ada beberapa buku ( buku Tao ) dipinjamkan ke kamu bawa pulang untuk dibaca ".


Saya bilang :" Ooh...!" Setelah sampai di rumah saya melempar buku itu ke samping, sama sekali tidak dibuka, lagi pula saya masih juga pergi meramal nasib. Tapi apa yang disampaikan oleh peramal tidak berbeda jauh dengan peramal lain, persoalan ( masalah ) saya masih tidak terselesaikan. Aiih ...! Sudahlah, saya tidak mau meramal nasib lagi , lebih baik giat bekerja saja itu yang lebih penting. Tidak berapa lama Yin Pao She datang mencari saya lagi dan mengatakan :" Hari ini di vihara ada kegiatan , apakah mau ke sana ?"


Saya bilang :" Kamu datang lagi, apakah kegiatannya sama dengan yang dulu ?"


Sambil tertawa dia mengatakan :" Benar !"


Saya bilang :" Sudahlah, saya tidak ingin pergi lagi karena sampai di sana, saya sama sekali tidak tahu sedang melakukan apa, hari ini kamu mau ajak saya pergi maka kamu harus jelaskan kepada saya, sebenarnya ingin saya ke sana untuk apa ?"


Yin Pao She mengatakan :" Saya sendiri juga tidak terlalu jelas, lain hari saya undang seorang penceramah 講師 untuk jelaskan kepada kamu sajalah ".


Mendengar jawabannya itu saya lalu berkata :" Baiklah, terserah kamu saja ".


Kemudian saya giat bekerja untuk mencari uang melewati hidup, kemudian Yin Pao She tidak datang mencari lagi maka saya telpon kepada dia.



Yin Pao She mengatakan :" Maaf ! Maaf ! Para penceramah tidak ada waktu luang maka tidak pergi mencari kamu ".


Saya membalasnya :" Baiklah ! Semua orang sedang sibuk, sudahlah !"


Tidak berapa lama kemudian saya mengalami kecelakaan di tempat kerja dan meninggal dunia . Setelah meninggal dalam hati saya masih terus memikirkan bagaimana keadaan keluarga dan orang tua saya ? Saya harus pergi kemana ? Lagi pula saya sering mendengar orang bilang, setelah meninggal harus melapor ke neraka, waaah... terpikirkan neraka, terbayangkan malaikat maut, sungguh menakutkan ! Pada saat sedang bimbang tidak tahu harus bagaimana baiknya, tiba-tiba saya teringat dulu pernah Qiu Tao di vihara, mereka pernah mengatakan Qiu Tao dapat pulang ke Nirwana. Untunglah saya ada Qiu Tao ! Sehingga dapat pulang ke Nirwana. Pada awalnya saya sangat gembira tapi tiba-tiba hilang kegembiraannya karena selanjutnya saya berpikir celaka ! Bagaimana caranya pulang ? Saya harus mencari siapa untuk membawa saya pulang ? 


Pada saat itu, terpikirkan oleh saya biasanya saya sembahyang ke kuil Ma Zu maka saya segera pergi ke kuil Ma Zu untuk memohon pertolongan dari Dewi Ma Zu ( Dewi Samudra )


Dewi Ma Zu dengan welas asih mengatakan kepada saya :" Kamu bilang kamu ada Qiu Tao, apakah kamu ingat siapa yang mewariskan Tao pada kamu ?"


Saya jawab :" Pandita !"


Dewi Ma Zu geleng-geleng kepala dan berkata :" Bukan!"


Maka saya bertanya kepada Dewi Ma Zu :" Kalau bukan pandita , lalu siapa ?"


Dewi Ma Zu tidak memjawab , selanjutnya saya bilang :" Mohon kewelas asihan Dewi Ma Zu membawa saya pulang ".


Dewi Ma Zu menjawab :" Saya tidak punya kemampuan ".


Dengan panik saya bertanya :" Lalu saya harus bagaimana ?"


Dewi Ma Zu berkata :" Keluar sana untuk memohon kewelas asihan TUHAN".


Saya hanya bisa patuh pada Dewi Ma Zu , setelah pulang ke rumah saya bersujud kepada TUHAN setiap hari, sungguh saya bersujud sudah lama, lama sekali ! Suatu hari saya mendengar suara panggilan " Murid ".


Dalam hati saya berpikir siapa yang sedang memanggil saya ? Kemudian saya melihat seorang Budha yang memegang kipas dengan pakaian compang camping berjalan menuju ke tempat saya, waktu itu saya sama sekali tidak tahu siapa dia, saya hanya dengar dia bilang :" MuridKu ! Guru sudah datang ".


Dengan bodoh dan ragu saya bertanya :" Apakah saya ada berguru kepada Kamu ?'


Lao Shi berkata :" Guru sudah membantu kamu membuka pintu kelahiran dan kematian , apakah kamu sudah lupa ?'


Saya geleng-geleng kepala, Lao Shi mengatakan :" Tambah satu lagi murid yang tidak mengenali Gurunya ! Pada awalnya temanmu mengajak kamu pergi Qiu Tao, membuka pintu kelahiran dan kematian, apakah kamu masih ingat ?"


Saya bilang :" Ada ! Ada ! Ada Qiu Tao , benar ! Saya ada Qiu Tao, saya berguru pada Kamu, saya sudah ingat , mohon Lao Shi berwelas asih membawa saya pulang , pulang ke Nirwana !"


Lao Shi bilang :" Lao Shi mau bertanya kepada kamu, apakah kamu masih ingat San Pao ?"


Saya bertanya :" Apa yang dimaksud dengan San Pao ?"


Lao Shi menjawab :" San Pao yang sudah diwariskan untuk kamu pada waktu itu !"


Saya geleng-geleng kepala , selanjutnya terdengar Lao Shi berdesah dan berkata :" Yin Pao Shi kamu ?"


Saya bilang :" Apakah teman saya ?"


Lao Shi mengangguk, saya bilang :" Dia tidak datang mencari saya lagi ".


Lao Shi bilang :' Pada awalnya teman kamu membawa kamu ke vihara, apakah ada menjelaskan makna Qiu Tao kepada kamu ?" 


Saya jawab :" Tidak ada !"


Lao Shi berkata :" Lao Shi tidak dapat membawa kamu pulang, karena kamu lupa pada San Pao ! Lao Shi hanya dapat membawa kamu ke vihara tempat kamu Qiu Tao dulu ".


Saya bertanya :" Kenapa tidak dapat pulang ?"


Lao Shi mengatakan :" Karena kamu lupa San Pao ".


Saya bilang :" San Pao ! Apakah yang saya mohon pada waktu ke vihara dulu ?"


Lao Shi menganggukkan kepala dan mengatakan :" Benar !"


Saya berkata :" Mohon Lao Shi berwelas asih, sekarang wariskan sekali lagi kepada saya maka saya sudah bisa pulang ".


Lao Shi berkata :" Tidak dapat ! Tidak dapat ! Sudah wariskan pada kamu ".


Saya dengan emosi berkata :" Mengapa teman saya tidak jelaskan kepada saya, dia seharusnya memberi penjelasan kepada saya ".


Lao Shi mengatakan :" Sekarang bagaimana beri penjelasan kepada kamu, kamu sudah tidak ada badan raga lagi, setelah kamu Qiu Tao apakah dia ada kembali mencari kamu lagi ?"


Dengan emosinya saya menjawab :" Ada ! Tapi saya tanya pada dia, dia bilang juga kurang jelas, tapi dia yang pada awalnya membawa saya ke vihara, semestinya dia jelaskan pada saya ! Maka hari ini saya tidak akan demikian, kalau saya tidak salahkan dia, mau salahkan siapa lagi ?"


Lao Shi mengatakan :" Jangan marah ! Jangan marah ! Kamu juga jangan salahkan Yin Pao She kamu karena dia sendiri juga kurang jelas tapi sudah menuntun kamu ke vihara".


Saya bilang :" Pada awalnya dia juga bilang akan membawa penceramah untuk jelaskan pada saya tapi kemudian sama sekali tidak ada orang yang datang mencari saya lagi !"


Lao Shi sambil geleng-geleng kepala mengatakan :" Makanya Lao Shi mengatakan bahwa pada waktu Pan Tao, keistimewaan Firman Tuhan bukan main-main, jangan sekali-kali Pan Tao dengan sembrono ! Harus membuat orang yang Qiu Tao mengerti, makna Qiu Tao itu apa ".


Selanjutnya Lao Shi mengatakan :" Hari ini Lao Shi hanya dapat membawa kamu pergi ke vihara tempat kamu Qiu Tao dulu, ikut Lao Shi jalan dulu ".


Saya bilang :" Terima kasih Lao Shi berwelas asih ".


Selanjutnya saya ikut Lao Shi menuju ke Vihara Ci Hua Kung di daerah Cang Hua, kemudian saya berlutut di sini setiap hari menunggu jodoh sampai. Selanjutnya saya berkata :" Saya ingin sekali membuat perhitungan dengan Yin Pao She saya".


Tapi Lao Shi bilang :" Tidak boleh ! Tanpa Yin Pao She , kamu hari ini juga tidak dapat Qiu Tao ".


Saya bilang :" Sekarang saya tidak dapat kembali, saya harus salahkan siapa ? Tidak salahkan dia maka harus salahkan siapa ?"


Lao Shi mengatakan :" Pada hari kamu Qiu Tao, penceramah juga ada menjelaskan makna Qiu Tao kepada kamu, karena dia tidak paham maka mengundang penceramah di vihara untuk jelaskan San Pao kepada kamu, tapi kamu juga tidak dengarkan , hanya ingin pergi meramal nasib sehingga kalian semuanya ada salah, Yin She ( 引師 Pengajak ) juga ada salah karena dalam melintaskan orang tidak dilaksanakan dengan baik, kamu juga tidak kenal dengan Pao She ( 保師 Penanggung ) .


Kamu ingin mencari Yin She ( pengajak ) kamu untuk membahas ini , apa yang mau dibahas ? Apakah ada gunanya ? Sekarang yang paling penting adalah melepaskan keterikatan dan bersujud memohon welas asih Tuhan agar generasi keturunan kamu dapat Qiu Tao , dengan demikian kamu baru bisa dapat penerangan, bukannya ingin pergi cari orang buat pembahasan. Kamu membawa kebencian, dan penyalahan, itu tidak akan dapat membantu kamu, Apakah mengerti apa yang Lao Shi katakan ?"


Mendengar ini saya mengangguk kepala dan berkata :" Saya mengerti ". sikap saya yang tadi tidak benar , sebenarnya saya sendiri yang tidak ingin ke vihara, tidak dapat menyalahkan teman saya, maaf ! maaf ! , sesaat timbul hati benci dan penyalahan dalam diri saya tapi sekarang keturunan saya belum Qiu Tao, saya masih harus menunggu dan menunggu. Lagi pula yang berlutut di sini juga bukan hanya saya sendiri saja, masih ada banyak arwah yang sama seperti saya .Mereka juga mempunyai banyak penyalahan. 


Setiap kali vihara ada kegiatan suci, banyak sekali Budha akan hadir menasehati kami dan mengatakan :" Harus lepaskan beban dalam hati, lepaskan beban dalam hati jangan ada penyalahan, jangan membenci, harus segera mendengar dharma dan segera membina, lepaskan benci dendam, bertobat untuk memperbaiki diri, tunggu suatu hari kalau jodohnya sudah sampai maka kalian dapat membina bersama generasi penerus kalian , barulah dapat terlepas dari penderitaan tapi jikalau kalian membawa kebencian dan penyalahan maka jodohnya tidak akan sampai ".


Selanjutnya saya mengatakan :" Mohon TUHAN berwelas asih semoga jodoh ini bisa datang lebih awal, kami semua mengerti apa yang dikatakan oleh Para Budha ".


Selanjutnya Xiao Zheng Xiong mendengar banyak arwah bersama-sama mengatakan :" Mohon Lao Shi berwelas asih membantu kami ".



Xiao Zheng Xiong melihat Lao Shi dengan sedih mengatakan :" Suruh Lao Shi bagaimana membantu kalian ? Lao Shi sudah wariskan San Pao kepada kalian tapi kalian satu per satu melupakan San Pao , Lao Shi mesti bagaimana lagi ? Ada Yin Pao She yang belum jelas makna Qiu Tao sudah melintaskan orang, setelah dilintaskan juga tidak dimotivasi, barulah menciptakan keadaan banyak murid pancaran putih yang menjadi arwah gentayangan, tidak dapat pulang ke Nirwana, ini salah siapa ? Apakah salah Lao Shi ? Apakah salah Yin Pao She ? Ataukah salah kalian sendiri ? Aaiii ! Hari ini kita semua harus menanggung kesalahan ini. Maka dikatakan melintaskan orang itu sangat penting dan harus jelaskan sampai orang tersebut mengerti makna Qiu Tao dan San Pao. Sudah memasuki akhir jaman , situasi masa sangat mendesak , jangan sembarangan melintaskan orang, setelah dilintaskan apakah kalian ada pergi memberikan motivasi ? Memberikan dorongan semangat itulah ilmu sesungguhnya ! Pembinaan ke dalam dan keluar kalian , apakah dapat menggugah mereka untuk datang ke vihara ? Melintaskan orang harus dijalankan tanpa paksaan , jalankan sesuai jodoh, menggugah, tidak serakah akan amal, tidak berebut posisi. Hari ini Qiu Tao dan membina diri tujuannya adalah menyelesaikan sebab dan akibat ( hutang karma ) , menyelesaikan ikrar kita, ikrar yang diucapkan di hadapan TUHAN, harus selesaikan ikrar sendiri. 


Saat ini kalian ingin berebut kedudukan di Nirwana?
Apakah kedudukan didapatkan dengan berebut ?
Apakah Firman Tuhan dapat direbut ?
Apakah kalian ada kebajikan ?


Murid-murid sekalian , kedudukan di Nirwana bukan diperebutkan , Firman Tuhan didapatkan juga bukan dengan cara direbut . Pada awalnya Sesepuh kalian dengan bersusah payah membawa kalian membina dan menjalankan Tao di masing-masing vihara . Sekarang pendahulu kalian sudah pulang mempertanggung jawabkan misiNya sehingga saat ini kalian tidak ada yang urus, setiap orang menganggap dirinya benar, menganggap apa yang dikatakan diri sendiri itulah yang tepat karena sudah tidak ada Sesepuh ! Saya yang paling besar ! 


Yang punya Firman Tuhan juga tidak introspeksi diri, memikirkan dengan jelas tanggung jawab diri sendiri. Para pandita mewakili Guru mewariskan Tao , membimbing para umat untuk belajar bersama kamu , kalian harus menampilkan contoh teladan ! Bukan hanya sekedar diucapkan saja sedemikian gampangnya. Hendaknya diketahui bahwa pandita mewakili vihara , mewakili Lao Shi dan Shi Mu ( Bapak Guru Agung dan Ibu Guru Suci ) , setiap orang membelakkan mata melihat kamu dengan jelas , kalian harus hati-hati , jangan sampai menguji orang hingga jatuh, menganggap diri sendiri sudah banyak menjalankan, menganggap diri benar, saya ada Firman Tuhan, saya ada menjalankan, vihara adalah milik saya, kalian harus mendengar saya.


Hari ini Lao Shi juga bukan hanya membahas tentang pandita saja , sebagai Than Cu ( 壇主pengurus vihara ) Ciang She ( 講師penceramah ) juga sama, setelah lama membina diri, kelakuan kalian berubah menjadi sok pintar, setiap orang masih memiliki sifat kebiasaan buruk demikian banyak, masing-masing menganggap diri benar, hati awal kalian yang tulus apakah sudah berubah kualitasnya ? Harus sering-sering bertanya pada diri sendiri karena semakin membina semakin mundur ! Hati-hatilah ! Hati-hatilah !


Banyak umat yang gagal karena ujian ini dari kalian , apakah kalian masih tidak mengetahuinya ? Ingat kesalahan ! Ingat kesalahan ! Murid sekalian , Lao Shi berharap kalian bertanya pada diri sendiri apakah setiap hari ada kemajuan ? Bukannya setiap hari semakin mundur, hari ini mengapa Lao Shi harus sampaikan ini ? Murid sekalian membina di vihara , membina apa ? Apa yang dijalankan ? Bukankah berharap umat manusia dapat terlepas dari penderitaan ? Diri sendiri juga dapat terlepas dari derita , dapat membantu Tuhan menjalankan urusan suci , tapi apakah kalian sudah menerapkan ilmunya di dalam batin kalian ? Apakah keluarga sudah harmonis ? Apakah tujuan membina bersama keluarga ? Setelah keluarga harmonis barulah dapat menggugah dunia menjadi damai sentosa , mengubah dunia yang kacau menjadi dunia yang bersatu, mengubah dunia yang kotor menjadi Tanah Suci, ini adalah Ikrar Besar Maha Guru juga merupakan ikrar yang penuh welas asih dari Para Budha dan Bodhisatva ! Maka dikatakan lintaskan orang, lintaskan orang , apakah kalian sudah melintaskan orang ? Apakah sudah dimotivasi ? Apakah sudah diterapkan ilmunya ke dalam hati ?"


Selanjutnya Lao Shi berkata kepada para arwah gentayangan :" Sudahlah ! Kalian jangan panik ! Jangan panik ! Jodoh kalian cepat atau lambat akan sampai, jangan terikat, lepaskan benci dendam, bersujud memohon TUHAN menurunkan rahmatNYA, agar kalian mendapat penerangan lebih awal, boleh tidak ? Boleh tidak ?"


Para arwah gentayangan mengatakan :" Baiklah ". 


Selanjutnya Lao Shi berkata kepada kepada arwah gentayangan Li :" Sudahlah ! Kamu juga jangan emosi lagi , anak kamu sudah ada orang yang berikan dorongan semangat , hanya belum Qiu Tao saja, jangan panik, jangan panik, meskipun jodohnya belum matang, masih belum Qiu Tao tapi ada jodohnya, TUHAN akan membantu kalian, jangan takut, jangan bimbang, baik-baiklah disini menunggu jodoh, baik-baiklah di sini kalian membina diri , memperbaiki kebiasaan sifat buruk kalian, baik-baiklah bertobat, jangan membawa hati benci dendam . Baiklah ! Sudah waktunya Lao Shi pergi, jangan ada hati benci dendam lagi ! Lepaskan keterikatan batin lebih cepat ! Cepat lepaskan keterikatan ! Lao Shi masih akan datang menjenguk kalian , murid-murid yang baik dari Lao Shi !"


Selanjutnya Lao Shi mengatakan :" Mengapa TUHAN berwelas asih mau membabarkan Buku Suci ini ? Karena berharap murid-murid sekalian jangan menjadi arwah gentayangan , baik-baiklah melintaskan orang, memberi motivasi kepada orang !"


Selanjutnya Budha Ci Kung menuntun roh Xiao Zheng Xiong kembali ke badannya , Xiao Zheng Xiong bersujud terima kasih kepada Lao Shi yang berwelas asih .


AMANAT SUCI BUDHA HIDUP CI KUNG


" Membina berdasarkan Hakekat Kebenaran dengan sungguh hati, apa adanya ( polos ), dan dilaksanakan dengan nyata "

"Murid sekalian jaga diri dengan baik, berusaha sekuat tenaga dalam membina dan menjalankan sesuai tanggung jawab sendiri "


Bersambung ke bagian 8

No comments:

Post a Comment