Thursday 15 October 2015

KITAB KELILING KASUS SEBAB AKIBAT BAB 16

BAB 16 
Tanggal 25 – 06 – 2005 



BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 

Manusia di Dunia demi mendapatkan uang, memikirkan berbagai cara yang tidak pantas, untuk menipu, asal-kan bisa menipu untuk dapat-kan uang, apa pun berani dilakukan. 

Ada juga Bos besar yang sengaja membuat diri-nya bangkrut, jerih payah karyawan 1 Kehidupan sirna dalam sekejap, tidak bisa ber-tahan hidup. Ada yang pinjam uang pada Orang dengan bunga tinggi, bahkan bunga-nya sangat tinggi sekali, membuat Keluarga Orang hancur berantakan, ada juga yang mendirikan Perusahaan semu, uang hasil tipuan-nya dilarikan, ini telah menanam “sebab” buruk, terlahir di air. 

Saya tidak tega melihat Umat Manusia menciptakan dosa yang besar, sehingga ber-susah payah menasehati-nya, semoga Orang yang ada melanggar kesalahan ini bisa ber-ikrar mencetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] ini, untuk disebarluaskan, bisa menggunakan Amal menebus dosa kesalahan.

Buddha Ci Kung : Murid bodoh, mari keliling buat Buku. 

( Saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata sejati, roh Thung Sheng seketika dikeluarkan ) 

Thung Sheng : Di sini Murid memberi salam hormat pada Guru. Mendengar Guru mengatakan banyak pelanggar di bidang ekonomi, jangan-jangan tujuan keliling hari ini ada kaitan dengan-nya ? 

Buddha Ci Kung : Benar, sambil jalan sambil ngobrol. 

( Saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, naga emas muncul seketika, Guru dan Murid naik ke atas naga emas, naga terbang dengan cepat menuju tempat tujuan) 

Thung Sheng : Guru. Kakak se-perguruan OOO sudah ber-ulang kali jatuh sakit kritis, apakah boleh memohon Guru menolong dia ? 

Buddha Ci Kung : Murid budiman, kamu mempunyai hati baik memperhatikan sesama Saudara se-Umat di Kuil, merupakan wujud pembinaan. Perhitungan waktu-nya sudah sampai, dengan kekuatan Manusia sulit selamatkan dia, hanya bisa mengantar kepergian-nya yang terakhir, agar dia bisa dengan tenang menjalani sisa hidup-nya, Malaikat Penanggungjawab Kuil akan mengatur-nya, kamu tidak perlu khawatir. 

Thung Sheng : Terimakasih pada Guru dan pada Malaikat Penanggungjawab Kuil yang ber-welas asih. Hanya melihat Kakak se-perguruan tidak bisa tidur dan tidak bisa istirahat, dengan hati bakti merawat Ibu-nya yang lagi kritis sakit-nya, hati bakti-nya sungguh terpuji, karena-nya mohon tanya pada Guru, semoga bisa menolong nyawa-nya, sehingga dia ada lebih banyak kesempatan untuk bantu di Kuil, memupuk Amal. 

Buddha Ci Kung : Lahir dan mati merupakan hal alami, ada lahir pasti ada mati, pepatah mengatakan [ Belum ditentukan kelahiran-nya, sudah ditentukan kematian-nya dulu ]. 

Manusia belum dilahirkan sudah ditentukan tanggal mati-nya, kecuali Orang yang ada membina, atau ada yang memupuk Amal Kebajikan besar atau yang melakukan kejahatan besar, kalau tidak, sulit merubah sebab akibat yang sudah ditentukan. 

Kalau bisa memahami hakekat Kebenaran ini, pada kelahiran tidak ada yang buat bahagia, pada kematian juga tidak perlu takut. Lagi pula Kehidupan Manusia di Dunia, tidak tergantung pada usia panjang atau pendek, tapi semasa hidup di Dunia, apakah bisa memberikan pelayanan ( Kotribusi ) pada Masyarakat, Negara, atau pada Manusia di Dunia, lalu mendapat pengakuan dari mereka, apakah dalam hidup Manusia yang singkat ini bisa memberikan sesuatu yang besar untuk Manusia di Dunia dan di-kenang Kebaikan-nya. 


Bagaikan Nabi Yen Hui, meskipun meninggal dalam usia muda, tapi roh Suci-nya justru hidup dari zaman dulu hingga sekarang, semangat-nya tidak hancur untuk selama-nya, meskipun mati tapi masih hidup semangat-nya, ini-lah yang disebut [Orang mati yang masih hidup ], sebaliknya sebagian Orang meskipun hidup lama di Dunia tapi sama sekali tidak ada kontribusi pada Dunia, sama saja dengan mayat hidup. Lagi pula demi keinginan pribadi masing-masing Orang, menciptakan dosa dan kejahatan, lebih lagi meninggalkan contoh buruk bagi Dunia, ini-lah yang disebut [Manusia hidup yang sudah mati ]. 

Coba bertanya pada Manusia, bagaimana-kah yang membuat hidup-nya agar ber-makna ? Seperti para Budiman dari Kuil ini bisa menjalankan Titah Tuhan, dengan giat mewakili Tuhan membabarkan Kebenaran, ini akan meninggalkan contoh baik ribuan tahun bagi Manusia di Dunia. Hutang karma menagih lalu meninggal, meskipun mati tapi semangat-nya masih hidup, setelah meninggal masih bisa mendapatkan kedudukan yang sebenarnya. 

Thung Sheng : Terimakasih atas petunjuk Guru, maksud Guru adalah, karena Wakil Ketua Lii dan Kakak se-perguruan Chen, mereka Suami Istri memupuk Amal Kebajikan di Kuil, bisa membantu Kakak se-perguruan untuk pulang dalam keadaan bersih dan tenang, setelah melewati sejumlah pembinaan, bisa mendapatkan kedudukan Dewata, sehingga Malaikat Penanggungjawab Kuil ber-pesan pada mereka ber-dua jangan risau, sebab-nya ada di sini. 

Buddha Ci Kung : Ha … ha … ! Anak yang mau belajar, di-kasih tahu 1 bisa mendapatkan 3, tidak sia-sia menjadi Murid baik Laoshi, ha … ha … ha … 

( Pada saat Guru dan Murid lagi ber-bincang, naga emas pelindung sudah sampai di permukaan Samudera Pasifik, terlihat beberapa kapal Nelayan Jepang sedang mengepung untuk menangkap se-ekor ikan paus, kasihan sekali ikan paus itu kena tembak, badan-nya mengeluarkan darah terus, anggota penangkap ikan paus yang berada di kapal berusaha menembak ikan, juga mengencangkan tali pengikat, pelan-pelan menarik ikan paus mendekat ke kapal, terlihat nyawa ikan paus dalam keadaan kritis … ) 

Thung Sheng : Guru. Ikan paus dalam keadaan terancam hidup-nya, bisakah Guru menggunakan kekuatan Buddha untuk menolong-nya ? 

Buddha Ci Kung : Bukan-nya Guru tidak welas asih, sebenarnya dosa Kehidupan lampau ikan paus sangat-lah berat, tunggu napas-nya putus, Guru akan mengeluarkan roh-nya untuk di-tanya, kamu akan tahu nanti-nya. 

( Saat itu karena ikan paus terluka parah, pelan-pelan hilang perlawanan-nya, akhir-nya di-seret oleh Nelayan ke atas kapal, berikut-nya tindakan sadis mereka membuat Orang tidak tega melihat-nya. Ikan paus segera di-potong-potong, di-buang darah-nya, di-ambil minyak-nya, daging-nya, ikan paus masih ada napas-nya, di-bedah dalam keadaan hidup, tiba-tiba di hadapan muncul satu Arwah Laki-laki, Buddha Ci Kung mengibas-nya dengan kipas, Arwah itu ber-gerak ke arah Buddha Ci Kung ) 

Arwah Laki-laki : Hu … hu … hu … ( menangis tersedu-sedu ) ! Sakit sekali, Manusia sangat sadis, demi mendapatkan keuntungan uang, menghancurkan Keluarga saya, Istri dan Anak-anak paus saya, sudah ber-cerai berai. Hu … hu … hu … 

Buddha Ci Kung : Ikan paus ! Ikan paus ! Kamu jangan ber-sedih, setelah Saya memberi petunjuk tentang Kehidupan lampaumu , kamu akan tahu kenapa mengalami derita kesakitan yang amat sangat , lalu mati. 

Kehidupan lampau kamu adalah seorang Saudagar, karena ber-hati tidak baik, ingin mendapat uang sampingan yang haram, mengumpan orang untuk simpan uang yang berbunga tinggi, menipu sejumlah orang yang tidak ber-Kearifan, membuat penghasilan-nya dalam 1 Kehidupan semuanya masuk ke dalam Perusahaan kamu. 

Pada awal-nya kamu tepat waktu menyebarkan bunga uang, dalam 2 – 3 tahun kemudian, melihat jumlah simpanan uang sudah mencapai ratusan juta, tiba-tiba dengan jahatnya menyatakan diri sudah bangkrut, membuat penghasilan banyak orang dalam satu Kehidupan, sirna dalam sekejap mata, kamu melarikan diri keluar negeri ber-senang-senang. 

Sebagian Penabung tidak bisa menerima tekanan situasi sehingga gantung diri, ada juga yang Keluarga-nya jadi berantakan, Anak Istri ter-cerai berai, ini adalah kesalahan Kehidupan lampau kamu. 

Karena kejahatan kamu sudah berlebihan maka mengalami kecelakaan, terbakar hidup-hidup hingga mati. Setelah meninggal, Arwah kamu menuju ke Neraka mengalami berbagai siksaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, lebih lagi tidak perlu di-bahas tumimbal lahir jadi ikan paus selama 100 Kehidupan, sebagai balasan kejahatan kamu. Sekarang kamu baru pertama kali jadi ikan paus, masih ada 99 kali masih menunggu kamu. Baik-baik-lah ber-tobat. 

Arwah Laki-laki : Ternyata demikian, aaiii …. ! Sungguh menyesal atas kejadian dulu. 

Buddha Ci Kung : Buddha menasehati Manusia di Dunia, ( 3 INCH DI ATAS KEPALA ADA MALAIKAT ) , jangan mengatakan Malaikat itu tidak terlihat lantas boleh menindas Orang, menyesatkan hati sendiri, melakukan kejahatan habis-habis-an, tidak menjalankan Kebaikan, pada akhir-nya yang menanggung derita juga kamu sendiri.Baik-lah, hari ini buat Buku-nya makan waktu lama, mari pulang ke Kuil. 

( Saat itu kipas Buddha Ci Kung dikibaskan, tiba-tiba muncul-lah Petugas Neraka, menangkap Arwah Laki-laki ke Neraka untuk dilaporkan. Guru dan Murid naik ke atas naga emas, naga emas terbang dengan cepat, menuju ke Kuil Chiien Cen ) 

Buddha Ci Kung : Sudah sampai di Kuil Chiien Cen, roh Thung Sheng kembali ke badan, sudah, Saya pulang. 

No comments:

Post a Comment