Thursday 15 October 2015

KITAB KELILING KASUS SEBAB AKIBAT BAB 2

BAB 2
Tanggal 05 – 03 – 2005 

BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 

Moralitas manusia di dunia makin merosot, hati manusia sudah tidak sebaik hati manusia zaman dulu lagi, manusia di dunia melakukan penindasan, penyelundupan, kelicikan, penipuan, serba melampaui batas, sehingga di dunia ada satu hawa kebencian membumbung ke Langit. Dewa Penguasa Alam Dewa-Dewi sangat marah, sehingga memerintahkan Dewa Bagian Salju menurunkan salju dahsyat dan udara dingin di 4 Benua, untuk meperingatkan manusia di dunia agar Manusia mengetahui dan memperbaikinya, kalau tidak maka hukuman akan diteruskan, tidak terhindarkan.

Buddha Ci Kung : Murid bodoh, mari keliling untuk buat Buku. 

( saat itu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-nya dengan ringan, seketika itu Roh Thung Sheng mengikuti-nya ) 

Thung Sheng : Murid memberi Salam Suci kepada Guru. Guru, hari ini cuaca sangat dingin, baju Guru sangat tipis, apakah tidak kedinginan ? 

Buddha Ci Kung : He… he… Murid bodoh memang Murid bodoh, badan suci Guru, manalah takut akan hal itu ? Angin, dingin, panas, api tidak bisa melukainya. Tapi kamu punya hati ini, walaupun bodoh tapi lucu juga, Guru tergugah juga, kita sambil jalan sambil ngobrol. 

( saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, Naga emas Pelindung seketika hadir, ber-dua Guru dan Murid naik ke atas Naga, menuju ke tempat tujuan hari ini ) 

Thung Sheng : Guru, dalam hati Murid ada 2 hal yang ingin ditanyakan pada Guru, tidak tahu apakah diijinkan bertanya ? 

Buddha Ci Kung : Murid bodoh, kalau memang mendapat Titah untuk buat Buku, ada pertanyaan segeralah ditanyakan, tidak apa-apa. 

Thung Sheng : Yang pertama adalah pada Bulan 6 Tanggal 26 Imlek terjadi kebakaran besar pada gedung tinggi Cin Sha di Tai Cung, ada 4 Orang jadi korban. 

Yang pertama adalah seorang Petugas Kesejahteraan yang bernama Huang O O, yang ke-dua adalah Kepala Bagian Pekerjaan Umum yang bernama Huang OO, yang ke-tiga adalah Wakil Ketua bernama Chen OO, yang ke-empat adalah Petugas Pekerjaan Umum bernama Siau OO. 

Ke-4 Orang itu pada saat kebakaran menjalankan tugas dengan kesetiaan, demi mencegah api makin membesar, ke Tingkat atas untuk beri bantuan sampai harus mengorbankan nyawa sendiri, membuat orang sedih. Mohon Petunjuk Guru, orang seperti itu yang mengorbankan dirinya untuk menolong orang lain, setelah meninggal dunia Tuhan akan kasih penghargaan macam apa? Mohon Petunjuk Guru. 

Buddha Ci Kung : Boleh. Semasa Manusia di Dunia meninggal karena ada Kesetiaan, ber-Bakti, jaga Kehormatan dan Kebenaran, tergantung tingkat kedalaman sifat tersebut akan dibagi jadi Malaikat dengan Tingkatan Atas, Menengah, dan Bawah. 

Seperti yang kamu katakan kasus kebakaran gedung tinggi Cin Sha, ke-4 Orang itu rela mengorbankan diri demi menolong orang lain, dengan berani menjalankan Kebenaran. Saya sudah menuntun Roh ke-4 Orang itu untuk membina, sampai mencapai kesempurnaan. 

Thung Sheng : Sangat baik sekali, sangat gembira untuk ke-4 Orang itu, tapi kenapa mereka begitu beruntung bisa mendapat bimbingan Guru ? 

Buddha Ci Kung : Karena dalam beberapa Kehidupan lampau mereka ada membina diri, lagipula ada jodoh dengan Guru, dan bisa mengorbankan diri untuk tolong orang lain, karena-nya Saya pergi menuntun mereka. 

Thung Sheng : Ternyata begitu, Terimakasih atas Petunjuk Guru. Murid pikir kalau manusia di dunia bisa belajar tindakan Kebenaran dari ke-4 Orang itu, akan memenuhi dunia ini dengan cinta kasih dan keindahan. 

Belakangan ini iklim bumi berubah menjadi tidak normal, dingin sekali, di beberapa Negara turun salju yang dahsyat sampai musim semi masih belum terlihat bunga bersemi dan kicauan burung, bahkan tempat yang biasanya tidak turun salju, juga pelan-pelan turun salju. Gunung Alisan阿里山 dalam kurun 71 tahun turun salju untuk ke-dua kali-nya, bahkan Xin Zhu daerah Pegunungan yang berada 1.200 meter di atas permukaan laut juga turun salju. Eropa, Jepang, Amerika, berbagai Negara juga mengalami bencana salju. Bolehkah mohon penjelasan Guru, untuk sadarkan Manusia di Dunia ? Amithofo. 

Buddha Ci Kung : Murid bodoh, kenapa meniru Para Biksu ? Guru akan jelaskan secara singkat. Belakangan ini hati Manusia sudah melenceng, bukankah setiap hari kamu baca koran dan nonton TV, ada pembunuhan, mutilasi, perampokan, narkoba, sex bebas, penembakan, kelompok penipuan, segala penipuan dan kelicikan dilakukan manusia di dunia, sehingga ada satu hawa kotor (gelap) membumbung ke Langit. Dewa Penguasa Alam Hawa (Dewa-Dewi) mendapat laporan dari berbagai Malaikat, Para Buddha, Malaikat Pagi-Malam, Malaikat Pengawas-Pencatat, sangat marah sekali, lantas memerintahkan Malaikat Salju untuk menurunkan salju di berbagai Negara, untuk menghukum manusia yang hatinya sudah jadi bejat. 

Hati Manusia mencerminkan Langit, Langit mencerminkan hati Manusia, ini merupakan hakekat Kebenaran yang tidak berubah dari dulu, Kakek kamu (dari pihak Mama) Lin Cen An bertugas di Bagian Salju di Surga Nan Thian, mendapat Titah untuk menurunkan salju di Jepang, tahu-kah kamu ? 

Thung Sheng : Murid tidak tahu, tapi mendengar penuturan Guru, Murid merasa sangat bangga, Kakek bisa mendapat Titah dari Dewa Alam Surga, menjalankan tugas menurunkan salju, merupakan kebanggaan murid, tidak tahu apakah Dia ada menyelesaikan tugasnya dengan baik ? 

Buddha Ci Kung : Perlu beberapa waktu untuk menyelesaikannya. Saya harap orang di dunia bisa memperbaiki kesalahan-nya menuju Kebaikan, bergiat menjalankan Kebaikan, membina diri, untuk menyelamatkan bencana alam yang besar. Kalau tidak, masih akan turun bencana besar lainnya, keadaannya lebih dahsyat dari tzunami di Asia Selatan, Manusia di dunia mestinya sadar-lah, jangan menganggap ucapan Buddha hanya omong kosong belaka. 

Thung Sheng : Sungguh repot, tzunami Asia Selatan yang lalu sudah menelan korban 250.000 jiwa lebih, kalau bencana yang lebih dahsyat bukankah akan memakan korban yang lebih mengerikan ? Mohon Kewelasasihan Buddha, selamatkan Umat Manusia yang mengibakan. 

Buddha Ci Kung : Bukan-nya Buddha tidak welas asih, sebenarnya karma bersama (共業) yang sulit diubah. Hanya jika manusia di dunia bisa memperbaiki kesalahan menuju Kebaikan, baru bisa terhindar dari bencana besar. 

( pada saat Guru dan Murid lagi ngobrol, Naga emas menyelam masuk ke Lautan, ke arah Laut Timur. Banyak ikan yang berenang diantara-nya, pemandangan yang indah sekali. Ada Tentara Pasukan Laut, Jenderal Udang dan Kepiting yang lagi bertugas diantara-nya, ini sulit dilihat oleh mata kasat Manusia. ) 

Thung Sheng : Yah… nenek ! Kenapa dalam sekejap Naga emas menenggelamkan diri ke dalam Lautan, saya tidak bawa baju selam, juga tidak bawa masker oksigen, senjata pelindung, kalau ketemu ikan hiu bagaimana ? 

Buddha Ci Kung : Murid bodoh! kamu dan Saya tidak ada badan raganya, mana perlu perlengkapan itu? Ada Guru dan Naga emas yang melindungi, kamu takut apa ? 

Thung Sheng : Wow…! Benar juga, begitu badan terkena air juga tidak basah dan terasa dingin, bahkan di atas badan Guru dan Naga terpancar sinar keemasan dan sinar violet yang indah, seluruh Lautan Timur berubah jadi terang benderang, terlihat Tentara Pasukan Laut, dulu pernah mendengar kalau Wanita yang galak sering disebut “Laskar Wanita”, kedengaran-nya sangat mirip dengan ini, Murid terlihat langsung merinding seluruh tubuh-nya, dalam hati terasa takut. 

Buddha Ci Kung : Murid bodoh jangan takut, Tentara Pasukan Laut mendapat Titah dari Raja Naga Laut Timur untuk jalankan tugas, tampang-nya sangat ganas. Asalkan hati Manusia tidak ada niat buruk, biasanya tidak melakukan kejahatan, kalau melihat-nya mana-lah perlu takut ? 

Thung Sheng : Murid ber-nyali kecil, begitu melihat-nya langsung takut, jika Murid ada Guru yang melindungi, maka saya tidak perlu takut lagi. 

( begitu Thung Sheng selesai bicara, di depan tiba-tiba muncul seekor kura-kura raksasa yang ukuran-nya sebesar gunung. Begitu buka mulut, sekelompok ikan sudah ditelan oleh-nya, termasuk ikan hiu juga ditelan, sungguh menakutkan ! ) 

Thung Sheng : Wow! Tolong! Guru…! Apakah kita akan dimakan-nya ? 

Buddha Ci Kung : Hai! Murid bodoh, sebesar apa pun mulut-nya, apakah bisa menelan Titah Suci dari TUHAN ? Kita Guru dan Murid mendapat kuasa TUHAN untuk buat Buku, Para Buddha dan Dewata di 3 Alam harus membantu-nya, apalagi kura-kura raksasa ? Jika ada pelanggaran, Guru sudah meminjam pedang mustika 7 Bintang, untuk memenggal-nya agar tidak menganggu, Murid jangan takut. Nanti Guru akan gunakan kata suci untuk mengeluarkan rohani-nya, kemudian di-wawancarai. 

( waktu itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, begitu kipas-nya dikibaskan, mengatakan [ keluar ], rohani kura-kura seketika keluar dari badan-nya, ternyata seorang Kakek tua yang sudah ubanan, Kakek tua ini berjalan dengan pelan-pelan ke depan, sampai di hadapan Buddha Ci Kung, bersujud memberi salam pada Buddha Ci Kung. ) 

Buddha Ci Kung : Tak perlu sungkan, berdirilah. 

Thung Sheng : Murid memberi salam pada Dewata tua, tidak tahu bagaimana menyapa ? Kenapa bentuk rohani dan wujud asalnya beda sekali ? sungguh menakutkan ! 

Kakek Tua : Ha… ha…! Thung Sheng jangan takut, saya di sini sudah 3.000 tahun lama-nya, tapi belum berhasil dalam pembinaan, karena karma pembunuhan yang sangat berat selama beberapa Kehidupan. Setelah meninggal saya terlahir di Dunia air, pada awalnya badan saya kecil, tapi seiring perjalanan waktu, badan saya makin lama makin besar, saya juga heran! Karena saya hanya makan ikan yang buas, sedangkan ikan-ikan yang kecil dan lucu justru ikut di samping saya, agar tidak dimakan oleh ikan yang besar, saya juga senang bisa jadi pelindung bagi mereka. Karena saya ada Kebajikan ini, Raja Naga Laut Timur 東海龍王 menuntun saya untuk membina di sini, sekarang sudah berjalan 3.000 tahun lama-nya. 

Thung Sheng : Aneh! 3.000 tahun masih belum berhasil dalam pembinaan, apa sebabnya ? 

Kakek Tua : Cerita-nya panjang, 3.000 tahun yang lampau saya adalah Pemimpin bajak laut, sering merampas kapal dagang yang lewat, segala harta benda yang ada di kapal dirampok habis, juga membunuh orang-orang yang ada di kapal. Karena membunuh, maka setelah meninggal karena karma pembunuhan sangat berat, dihukum terlahir di Dunia air, untunglah saya masih ada 1 niat baik, sehingga bisa membina untuk terlepas dari Tumimbal Lahir, tapi berada di air yang dingin sangatlah menderita, harus menahan diri terhadap air yang dinginnya menusuk tulang serta beratnya beban cangkang yang besar, gerakan jadi lamban, sangat menderita, mengharapkan Buddha Ci Kung menyelamatkan saya terlepas dari penderitaan. 

Buddha Ci Kung : Kamu baik-baik-lah membina diri, kalau waktu-nya sudah sampai, Saya akan datang menjemput kamu. 

Kakek Tua : Terimakasih pada Buddha Ci Kung ber-Welas Asih. 

Buddha Ci Kung : Waktu-nya sudah lama, dikhawatirkan badan raga-nya kecapean, kembali ke Vihara saja-lah. (waktu itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, mengembalikan Roh kura-kura ke badan-nya, Guru dan Murid naik ke atas Naga emas kembali ke Vihara Chiien Cen) 

Buddha Ci Kung : Vihara Chiien Cen sudah sampai, Roh Thung Sheng kembali ke badan-nya. Sudah 。。。。 Saya pulang.

No comments:

Post a Comment