Thursday 15 October 2015

KITAB KELILING KASUS SEBAB AKIBAT BAB 6

BAB 6
Tanggal 02 – 05 – 2005







BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI :

Semangat Manusia di Dunia untuk berbakti pada Orangtua makin merosot, jika ada sedikit masalah langsung teriak-teriakan dan perang dingin dengan Orangtua, tidak paham hati Orangtua yang menginginkan Anak-anak-nya berhasil, semasa sekolah tidak sungguh-sungguh belajar sehingga tidak berhasil, kelak makin susah dalam mencari nafkah Kehidupan ! Perlu diketahui di antara ratusan Kebaikan, BER-BAKTI adalah yang paling UTAMA, kalau tidak berbakti bagaimana bisa menegakkan badan menjalankan Kebenaran dan mengatasi persoalan di Dunia ?

Para Pembina belakangan ini ingin membina Tao tapi tidak sungguh-sungguh berbakti, sangat disayangkan ! Saya menyampaikan beberapa kata pada Pendahuluan Buku ini untuk memberi semangat pada Manusia di Dunia. Semoga tidak mengecewakan Saya, dan bisa jalankan dengan tiada lelah-nya.

Buddha Ci Kung : Murid bodoh, mari pergi buat Buku.

( waktu itu Buddha Ci Kung menepuk pundak Thung Sheng dengan tangan-nya, Roh Thung Sheng seketika itu keluar )

Thung Sheng : Murid memberi salam sejahtera pada Guru.

Buddha Ci Kung : Jangan sungkan, sudah boleh ke Naga emas, berangkat ke tempat kunjungan hari ini.

( saat itu Guru dan Murid ber-dua naik ke atas Naga emas, Naga emas membumbung ke Langit )

Thung Sheng : Guru mengangkat kasus Bakti, Murid merasa sangat tergugah. Zaman sekarang banyak Orang yang membina tapi sedikit yang mencapai kesempurnaan, mohon Petunjuk dari Guru Agung, agar bisa memberi manfaat bagi Para Pembina supaya lebih paham dan bisa menjalankan, sehingga bisa capai kesempurnaan.

Buddha Ci Kung : Karena pengaruh Budaya Barat, Manusia di Dunia tidak sekuat tenaga menjalankan “BAKTI” yang merupakan warisan terpenting dari Budaya Luhur Orang Tiongkok, sehingga mereka sekuat tenaga membina tidak mendapatkan hasil, sayang sekali ! 

“BAKTI” merupakan jalan yang harus ditempuh oleh Orang, juga merupakan syarat yang harus dipenuhi demi mencapai Tingkat Buddha, kalau [BAKTI] tidak dijalankan maka tidak ada Tao yang bisa dibina lagi ! Manusia sering jatuh ke dalam kurungan kesesatan, menganggap dengan ke Vihara mendengar Guru membabarkan Dharma atau sampai ke Vihara hanya sekedar bantu-bantu sudah termasuk membina, ini merupakan KESALAHAN BESAR.


Zaman dahulu Kaisar Sun berbakti besar sehingga menggugah TUHAN, gajah dan burung-burung membantu-nya bercocok tanam, Kaisar Yao menikahkan ke-dua Putri-nya kepada dia, bahkan Petunjuk Suci diwariskan pada-nya dan tahta Kerajaan juga diserahkan pada-nya. Jadi bisa diketahui Kebajikan BAKTI bisa menggugah Langit Bumi, Para Malaikat dan Setan, bisa mencapai kesempurnaan, dan terlepas dari 6 Jalur Tumimbal Lahir, Manusia harus mengetahui-nya.

Saya melihat Pembina belakangan ini terlena dalam makna pembinaan (cuma dipikir tapi tidak dijalankan), sehingga pembinaan-nya tidak berhasil, sayang sekali, semoga Manusia di Dunia bisa paham dan sekuat tenaga menjalankan-nya.

Thung Sheng : Ucapan dari lubuk hati Guru telah menambah kearifan, membuka pikiran Murid yang tadi-nya tersumbat. Semoga Manusia di Dunia bisa meneladani Sun yang menjalankan BAKTI besar terhadap ke-dua Orangtua-nya, ini baru nama-nya Orang yang sungguh-sungguh belajar dan membina.

Buddha Ci Kung : Anak pintar ! Anak pintar ! Diberi 1 bisa mendapatkan 3, lumayan ! tidak sia-sia bisa menjadi Murid Pembimbing dari Guru.

( pada saat Guru dan Murid lagi bicara, Naga emas sudah menuju ke Angkasa sampai-lah di gerbang Selatan di Surga, terlihat Chi Tian Ta Ti berjalan cepat ke arah Buddha Ci Kung dan memberi salam )

Chi Thian Ta Ti : Buddha Ci Kung barusan keluar dari Gerbang Langit Selatan ( 南天門 Nan Tian Men), sekarang dengan cepat-nya sudah kembali, apa sebab-nya ?

Buddha Ci Kung : Apa kabar Ta Sheng Ye 大聖爺 , karena hari ini membuat Buku [Keliling Kasus Sebab Akibat], mau ke Nirwana untuk mencari kasus supaya bisa ditanya.

Thung Sheng : Yang bodoh memberi salam pada Ta Sheng Ye, Anda merupakan Ksatria yang menjadi idola saya sejak kecil.

Ta Sheng Ye : Thung Sheng mempunyai kearifan, demi menyelamatkan Umat Manusia, mengikuti Buddha Ci Kung keliling 3 Alam, Amal yang besar, semoga kamu bisa mewakili TUHAN membabarkan Kebenaran dengan baik, kelak akan mendapat kedudukan di Nirwana, bisa hidup dengan leluasa bahagia.

Thung Sheng : Terimakasih atas pujian Ta Sheng Ye, saya yang bodoh merasa malu dan merasa belum pantas.

Buddha Ci Kung : Karena masalah waktu maka kita pamit pada Ta Sheng Ye, kita Guru dan Murid pergi dulu.

Ta Sheng Ye : Dengan hormat mengantar kepergian Buddha Ci Kung, selamat jalan.

( Buddha Ci Kung dan Murid berpisah dengan Ta Sheng Ye, sampai-lah di Nirwana yang berada di atas 36 Lapisan Langit, terlihat dipenuhi awan, binatang Dewata bergerak dengan bebas di sana, banyak Dewata berbadan emas sedang main catur, mengobrol, satu pemandangan yang demikian santai )

Thung Sheng : Murid sungguh beruntung bisa sampai ke Langit Ta Luo Thian (Lapisan Para Arahat), cuma merasa ada satu tekanan, tidak tahu apa sebab-nya ?

Buddha Ci Kung : Karena kekuatan rohani kamu belum cukup, kamu akan diberi satu pil mujarab untuk lindungi badan, kalau tidak kamu tidak akan tahan.

( saat itu Thung Sheng meminum pil, terasa energi tubuh-nya jernih dan ringan, tekanan tadi sudah hilang )

Thung Sheng : Ajaib sekali ! setelah meminum-nya, badan terasa nyaman sekali, seluruh badan sangat ringan melayang-layang, bagaikan mau terbang ke atas, sungguh menyenangkan.

Buddha Ci Kung : Murid budiman punya rejeki, pil itu merupakan pil ajaib yang dibuat oleh Nabi Lao Tzi. Nabi Lao Tzi mengatakan 20 tahun ini kamu tulus terhadap Tao, mewakili TUHAN membabarkan Kebenaran, jalankan dari awal hingga akhir, sehingga khusus dibuat untuk kamu, setelah meminum-nya energi asal akan cemerlang, bisa menambah kekuatan 300 tahun.

Thung Sheng : Sungguh-kah ? saya ber-Terimakasih pada Nabi Lao Tzi yang telah memberikan-nya, semasa saya masih hidup, saya akan jalankan sekuat tenaga untuk menyelamatkan lebih banyak umat manusia kembali ke Nirwana. Mohon tanya pada Guru, hari ini mau tanya kepada siapa ?

Buddha Ci Kung : Yaitu Wu Xing Ming Shi atau Guru Sejati yang tidak berwujud 

Thung Sheng : Siapa [ Guru Sejati yang tidak berwujud ] ?

Buddha Ci Kung : Sebentar kalau sudah ketemu akan mengetahui-nya.

( saat itu Buddha Ci Kung membawa Thung Sheng ke sebuah goa, di dalam-nya dipenuhi angin kencang, ada seorang Kakek tua berwajah welas asih memegang tongkat berjalan keluar, di sisi-nya didampingi seorang Anak kecil, tersenyum pada Thung Sheng )

Buddha Ci Kung : Saya memberi salam pada [ Wu Xing Ming Shi ]

Thung Sheng : Murid yang bodoh memberi salam hormat pada Wu Sing Ming Shi ! Mohon Guru memberi Petunjuk tentang kisah diri supaya bisa menyadarkan Umat Manusia, boleh-kah?

Wu Sing Ming Shi : Baik-lah ! Baik-lah ! Thung Sheng sebelum menitis lahir ke Dunia, kamu bersama Guru-mu Fu You Ti Ciun pernah mengunjungi tempat Saya, apakah kamu masih ingat ? Saya adalah Hun Yen Sheng Sien, belum mendapat Anugerah kedudukan, Roh Saya sudah terlepas dari 6 Jalur Tumimbal Lahir, karena tiada nama dan Marga ( belum dapat Anugerah kedudukan ) maka dipanggil Wu Xing Ming Shi.

Thung Sheng : Mohon tanya pada Wu Xing Ming Shi, Anak Laki-laki di samping Anda sangat mirip dengan Adik saya, lagipula tersenyum terus pada saya, apa sebab-nya ?


Wu Sing Ming Shi : Ha… ha… ! Thung Sheng akhir-nya tersadarkan juga, Anak Laki-laki di samping Saya adalah rohani asal dari Adik kamu, karena ber-Ikrar untuk turun ke Dunia demi membantu pembabaran Tao, terlahir sebagai Adik kamu, sama-sama mendukung Tao, sehinga kamu merasa akrab, nama-nya [ Ku Fu ]. Sejak Ku Fu membelah rohani-nya untuk turun ke Dunia, meskipun sudah menghadapi banyak rintangan tapi tidak mundur, sekarang menasehati Manusia di Dunia menjalankan Bakti, saat Ibu-mu jatuh sakit, kamu antar Ibu-mu ke rumah sakit untuk diobati, digendong ke sana kemari tanpa sedikit pun keluhan dan kekesalan, sudah membuktikan Bakti, hasil-nya bisa kembali ke Nirwana.

Thung Sheng : Mendengar ucapan Wu Xing Ming Shi, sungguh membuat hati saya gembira, saya pernah satu kali tidak enak badan masih mendapat pertolongan dari Guru yang turun dari Langit Ta Luo Thian, terlebih dulu saya bersujud ber-Terimakasih pada Guru.

Wu Sing Ming Shi : Itu-lah yang dikatakan [ TUHAN melindungi yang hati-nya baik ], bisa menjalankan Bakti dan hakekat Manusia dengan baik, dijamin dapat kedudukan.

Buddha Ci Kung : Terimakasih pada Wu Xing Ming Shi memberi Petunjuk, semoga Manusia di Dunia bisa tersadarkan, dan bisa dengan giat menjalankan BAKTI, baru tidak menyia-nyiakan satu Kehidupan ini. Sekarang mau pamit pada Wu Xing Ming Shi, kita Guru dan Murid mau pulang ke Vihara.

( saat itu Buddha Ci Kung dan Murid berpisah dengan Wu Xing Ming Shi, naik ke Naga emas, menuju ke Vihara Chiien Cen )

No comments:

Post a Comment