Thursday 15 October 2015

KITAB KELILING KASUS SEBAB AKIBAT BAB 23

BAB 23 
Tanggal 10 – 12 – 2005 

BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI : 


Sekarang ini teknik percetakan sudah maju, budaya Manusia makin me-luas, Dunia ini menjadi sebuah desa “Bumi”, pengetahuan dan budaya dari berbagai tempat tersebar melalui Buku, sehingga kearifan Orang zaman dulu bisa diwariskan pada Generasi berikut-nya, kegiatan merawat teks, Buku, mempunyai Amal Kebajikan besar. 

Karena tulisan ini membuka kearifan Umat Manusia, Amal-nya tidak akan musnah, semesti-nya Manusia menghormati-nya, menyayangi-nya, tapi Manusia bukan saja tidak menyayangi-nya malahan di-injak-injak.

Seperti yang sering di-jumpai, menggunakan koran untuk menjadi alas barang atau untuk mengelap meja, kaca, tindakan mengotori barang yang suci, telah menanam sebab Manusia mengalami mata minus, di-tambah lagi teknologi maju zaman sekarang, berita tersebar dengan cepat-nya melalui media penyiaran, Manusia menonton TV, computer, main games internet, baca buku sambil ber-baring merupakan posisi yang tidak baik, merupakan sebab mata minus pada Manusia. 


Saya menyampaikan sebab Manusia ber-mata minus, mengotori hal-hal yang suci makin hari makin banyak dan makin parah, tidak bisa tidak di sini untuk diungkapkan demi mengingatkan Umat Manusia, semoga Manusia paham dan menghormati-nya. 


Buddha Ci Kung : Ha … ha … ! Murid budiman sudah boleh pergi keliling untuk buat Buku. 


( Saat itu Buddha mengucapkan kata suci, roh Thung Sheng seketika dikeluarkan ) 

Thung Sheng : Murid memberi salam hormat pada Guru. 

Buddha Ci Kung : Murid jangan sungkan, Kuil baru segera akan digunakan, kamu kurang memperhatikan diri dalam hal makan dan kebutuhan, setiap hari mengurusi segala hal di Kuil baik yang besar maupun yang kecil, sibuk sampai tidak ada waktu melakukan yang lain, setiap kali sampai tengah malam, baru bisa ber-istirahat, sungguh ber-susah payah. 

Thung Sheng : Guru terlalu memuji, Murid hanya ingin memberikan 1 ruangan yang khidmat dan nyaman pada Saudara Saudari se-perguruan serta Umat sekalian, sehingga mereka ada perasaan [ pulang ke rumah ], dalam keadaan pendanaan yang cekak, sekuat tenaga bersama-sama turun tangan, semoga Kalangan yang paham Kebenaran di Kuil Chiien Cen makin hari makin banyak, sehingga se-letih apa pun, bagaimana susah payah pun, Murid rela menjalani-nya. 

Buddha Ci Kung : Sangat baik ! Sangat baik ! Tidak sia-sia menjadi Murid baik dari Guru, punya hati untuk ber-susah payah, mana perlu khawatir Kebenaran tidak bisa berkembang dan me-luas ? Ha … ha … ! Bisa sambil jalan sambil bicara. 


( Saat itu kipas Buddha dikibaskan, naga emas pelindung muncul di angkasa, mendarat secara per-lahan-lahan, sinar keemasan di tubuh-nya membuat angkasa yang gelap gulita menjadi ber-sinar terang benderang. Guru dan Murid naik ke atas naga emas, naga emas terbang dengan cepat, menuju ke tempat tujuan hari ini ) 

Thung Sheng : Guru. Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] hampir selesai. 

Buddha Ci Kung : Benar. 

Thung Sheng : Boleh-kah minta Guru mengumumkan penghargaan ? Umat yang ber-Amal dalam membantu cetak Buku, akan di-kasih penghargaan apa ? 

Buddha Ci Kung : Baik-lah ! Baik-lah ! Karena Murid sudah ber-tanya, maka Guru akan membacakan Titah Suci TUHAN Yang Maha Esa, sesuai dengan pengumuman Suci Tuhan, Tuhan menilai Anak-Anak di Kuil Chiien Cen ada memupuk Amal istimewa mewakili Tuhan membabarkan Kebenaran, terhitung mulai Tanggal 15 Bulan ini, setiap Ce-It, Cap-Go pada pukul 7 malam, akan menurukan Petunjuk Suci di Kuil Chiien Cen, mengikat jodoh baik dengan para Anak-Anak sekalian. 

Penghargaan tersendiri bagi mereka yang membantu mencetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] diumumkan dengan hormat sebagai berikut : 

1. Bagi yang mencetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] mencapai 10.000 Buku, semua hutang karma Kehidupan lampau akan di-tiada-kan, sehingga membuat yang bersangkutan tidak di-tagih oleh Arwah hutang karma maka bisa konsentrasi dalam menjalankan pembinaan. 

2. Bagi yang mencetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] mencapai 5.000 Buku, di-izin-kan untuk lunasi ikatan dendam selama 3 Kehidupan, Anak Cucu-nya akan cerdas dan tanggap, sehat, dan ber-budi pekerti baik. 

3. Bagi yang tidak lancar dalam pekerjaan, perjalanan hidup tidak lancar, memohon kelancaran dalam usaha dan Nama, menjalankan tugas dengan baik, boleh mencetak Buku ini untuk menasehati Umat Manusia di Dunia, akan mendapat penghargaan sesuai yang diinginkan-nya. 

4. Bagi yang sudah lama sakit tidak sembuh-sembuh, baik itu penyakit gangguan mental atau penyakit karena balasan hukuman sebab akibat, boleh ber-ikrar untuk membantu cetak Buku ini, berdasarkan Amal dalam mencetak Buku ini besar atau kecil, Ibunda Suci meng-izin-kan kesembuhan penyakit gangguan mental atau pun penyakit beban karma sebab akibat, akan pulih keadaan-nya menjadi normal lagi, serta badan jadi sehat. 

5. Bagi Para Pedagang yang memohon peningkatan penghasilan lebih lancar, lebih perlu membantu mencetak Buku ini, Ibunda Suci akan memerintahkan Malaikat harta kekayaan di 5 Jalur memberikan rezeki pada mereka yang membantu cetak Buku [ KELILING KASUS SEBAB AKIBAT ] ini, agar harta kekayaan-nya masuk dengan lebih lancar, jalan rezeki-nya terbuka. 

6. Bagi Umat Manusia yang ber-Bakti memohon usia panjang untuk Orangtua-nya, boleh ber-ikrar untuk membantu cetak Buku ini, Ibunda Suci meng-izin-kan untuk beri perpanjangan usia, menambah rezeki, untuk memenuhi keinginan hati Anak-Anak yang ber-Bakti, untuk memperpanjang waktu bagi Anak-Anak-nya bisa memberikan pelayanan, bisa menjalankan Bakti sekuat tenaga. 

7. Kalau ada proyek yang agak jarang, memohon keinginan tertentu atau cita-cita-nya bisa terkabul, boleh ber-ikrar membantu mencetak Buku ini, Ibunda Suci meng-izin-kan keinginan hati-nya terkabul. 


Ke-tujuh point di atas merupakan Anugerah dari Tuhan, Umat Manusia jika ada permohonan tersendiri lagi, boleh menulis di atas [ proyek yang agak jarang ], Tuhan akan memerintahkan Malaikat Penanggungjawab tugas tertentu untuk mengabulkan-nya, bagi mereka yang ada keinginan tertentu maka akan dikabulkan, demikian Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. 

Thung Sheng : Wah … ! Umat Manusia sungguh beruntung, Ibunda Suci bukan saja setiap Ce-It, Cap-Go mengikat jodoh baik dengan Umat sekalian dalam menurunkan petunjuk Suci, masih memberikan penghargaan demikian besar, sungguh merupakan rezeki besar bagi semua Umat dan Manusia, semoga mereka yang punya uang bisa keluarkan uang, yang punya tenaga keluarkan tenaga, bersama-sama mendukung-nya, pasti bisa menyelamatkan Umat Manusia bersama-sama kembali ke sisi Tuhan. 

( Pada saat Guru dan Murid sedang bicara, naga emas pelindung berhenti di samping sebuah tempat yang bertuliskan [ Paviliun Jejak Suci ], terlihat seorang Kakek Tua kepala-nya ber-sinar keemasan, pakaian kuno yang dikenakan-nya tidak serasi, pas Kakek itu sudah selesai membenahi kertas bertulisan, minum teh di samping, ber-istirahat sejenak, Buddha mengibaskan kipas-Nya, tiba-tiba Kakek itu merasa pusing mau tidur, berikut-nya terlihat satu energi ringan melayang keluar dari badan-nya, ternyata rohani Kakek sudah dikeluarkan ) 


Kakek Tua : Berani-kan diri ber-tanya, kalian ber-dua siapa ? Tidak tahu ada urusan apa ? Yiii … ? Yang di hadapan ini yang memakai jubah compang camping, topi rombeng dan sepatu usang, tangan memegang hulu, bukan-kah Buddha Ci Kung ? 

Buddha Ci Kung : Benar, hari ini kamu beruntung, Saya ingin meminjam kasus kamu yang menghormati dan menyayangi jejak Suci, untuk menyadarkan Umat Manusia agar bisa menghormati dan menyayangi kertas ber-tulisan. 

Kakek Tua : Mana berani ! Mana berani ! Tak ada Amal Kebajikan-nya, memalukan ! Memalukan ! 

Thung Sheng : Karena tidak merasa punya Amal, justru itu-lah Amal Kebajikan-nya, saya memohon yang Tua menceritakan yang sesungguh-nya, untuk menasehati Umat Manusia secara luas, ini merupakan Kebajikan yang besar. 

Kakek Tua : Sungguh memalukan kalau diceritakan, saya sebenar-nya hanya seorang yang miskin, dari kecil menderita dan buta huruf, tidak kenal banyak huruf yang umum di-pakai, susah hati setiap kali hadapi masalah ini, saya selalu menasehati Anak Cucu hendak-nya menghormati dan menyayangi kertas yang ber-huruf, ber-giat untuk belajar terus, untuk menjadi Manusia yang berguna. 

Juga memanfaatkan hari libur kerja untuk ke-mana-mana mengumpulkan kertas-kertas ber-huruf yang di-kotori dan di-buang Orang. Di-bawa pulang kemudian di-cuci bersih dan di-jemur kering, kemudian se-lembar demi se-lembar dirapikan kemudian di-antar ke [ Paviliun Jejak Suci ] untuk di-bakar, lalu abu pembakaran kertas di-kubur di tanah yang bersih, atau di-tabur-kan di sungai bersih yang air-nya mengalir atau ke laut, demikian sudah dijalankan selama 30 tahun, dari muda hingga sekarang, se-hari pun tidak berhenti, pada dasar-nya saya hanya menganggap ini adalah satu bagian hati menghormati dan menyayangi jejak Suci, juga tidak serakah akan Amal Kebajikan, tak di-sangka Anak Cucu ber-kepribadian baik, ber-Bakti dan berhasil semua, menjadi kaya dalam usaha, lebih lagi ada yang menjadi Pejabat Tinggi, sungguh tidak terbayangkan. 

Buddha Ci Kung : [ Berbuat buruk dapat balasan buruk, berbuat baik dapat balasan baik, bukan-nya tidak ada balasan, cuma waktu-nya yang belum sampai ].Kesungguhan hati kamu dalam menghormati dan menyayangi kertas ber-tulisan sudah menanamkan rezeki buat diri sendiri dan Anak Cucu, setelah kamu meninggal dunia akan mendapatkan kedudukan Malaikat Tingkat Menengah. Sekarang Saya akan meminjam kegiatan Kakek ini untuk menasehati Manusia di Dunia, semoga Manusia meneladani-nya, bisa mendapat rezeki. Hari ini sudah lama dalam membuat Buku, mari pulang. 

( Saat itu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya, Guru dan Murid naik ke atas naga emas, naga emas terbang cepat menuju Kuil Chiien Cen ) 

Buddha Ci Kung : Kuil Chiien Cen sudah sampai, roh Thung Sheng kembali ke badan, sudah, Saya pulang. 

No comments:

Post a Comment