Thursday 15 October 2015

KITAB KELILING KASUS SEBAB AKIBAT BAB 8

BAB 8
Tanggal 16 – 04 – 2005

BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI :

Pada awal-nya Saya ber-jalan-jalan di Dunia, sekarang mendapat Kuasa Tuhan lagi untuk melakukan penyelamatan Makhluk di 3 Alam, tanggung jawab-nya besar dan berat. Vihara Chiien Cen mendapat Titah dari Ibunda Suci untuk menjalankan-nya, untuk menyelamatkan Umat Manusia jangan berjatuhan lagi. Saya mengharapkan Umat Manusia sekuat tenaga membantu-nya, juga membantu Thung Sheng yang mempunyai ikrar untuk menyelesaikan pembangunan Vihara besar, amal-nya besar,kelak di pesta sari naga, mencapai tingkat suci atau budiman, mencapai kesempurnaan bahagia tiada tara.

Buddha Ci Kung : Murid bodoh, mari pergi buat Buku.

( Waktu itu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas Buddha, roh Thung Sheng seketika dikeluarkan ).

Thung Sheng : Murid memberi salam hormat pada Guru.

( Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, seketika naga emas pelindung muncul, Guru dan Murid setelah naik ke atas punggung naga, naga emas terbang dengan cepat ke arah selatan )

Thung Sheng : Cuaca hari ini sangat cerah, bisa terbang bersama Guru menunggang naga menembus angin, sungguh menyenangkan. Murid ada persoalan yang ingin ditanyakan pada Guru, Manusia di Dunia terus bertanya :" Apakah Buddha Ci Kung Vihara Chiien Cen sama dengan Buddha Ci Kung di Yi Kuan Tao ?"  mohon penjelasan Guru.

Buddha Ci Kung : Ha … ha … ! Manusia di Dunia sangat naif. Saya Cuma ada Satu, bagaimana bisa ada dua ? Hanya karena Saya mendapat Titah Tuhan untuk menjalankan penyelamatan 3 Alam, baru-lah demikian sibuk lalu lalang antara Surga dan Dunia, tak ada waktu istirahat. Thung Sheng mempunyai akar yang baik, Hati Tao yang mendalam, sekarang mendapat Titah Tuhan, mendirikan Vihara Chiien Cen di daerah Sin Cu, ini merupakan rezeki Manusia, maka-nya harus banyak membantu dalam menyelasaikan pembangunan Vihara besar. Saya juga mendapat Titah dari Tuhan untuk membantu, sehingga sering datang ke Kuil Chiien Cen, membawa roh Thung Sheng untuk buat buku, untuk menggugah dan menyelamatkan Manusia, Manusia di Vihara mana-lah bisa mengenali Saya, sampai di Kuil juga tidak mengenali-nya ? Sungguh lucu.

Thung Sheng : Terimakasih atas penjelasan Guru, Murid juga ada satu perasaan, Manusia cenderung menilai ukuran Kuil besar atau kecil, untuk mengambil sikap mau tidak ke sana untuk sembahyang, Kuil yang besar umat-nya banyak. Seperti Kuil Chiien Cen dalam waktu dekat ada pantao (pelaksanaan Tao), lahan-nya sempit, Manusia ada kala-nya naik ke loteng untuk melihat-nya, dengan hati yang berpandangan sempit, mohon Guru membantu Kepala pembangunan Kuil supaya bisa cepat selesai pembangunan-nya, agar Umat bisa terhindar dari  selisih pendapat .

Buddha Ci Kung : Ha … ha … ! Di Kelenteng menjalankan tugas apa ? Saya jelaskan dulu agar Manusia tidak salah paham, nilai sebuah Kelenteng tidak terletak pada ukuran besar kecil-nya, kalau ada Malaikat maka akan mukjizat, air tidak perlu di tempat yang dalam, yang ada naga-nya itu-lah yang ternama. Karena hati Manusia sangat mem-beda-bedakan, menggunakan ukuran Vihara besar dan kecil untuk membahas ke-mukjizatan Buddha, sungguh keliru sekali. Seperti Kuil Chiien Cen mendapat Titah Tuhan untuk membabarkan Kebenaran, dijalankan dari awal hingga akhir, tekad ini-lah yang paling berharga.

Setiap Umat di Kelenteng menjalankan Titah Suci dengan tulus dan hormat, mana-lah takut Kebenaran tidak akan berkembang ? Berdasarkan laporan Malaikat Pengawas ( Ye You Shen ) kepada Penguasa Dewa Dewi, Kuil Chiien Cen menyebarkan Buku ke seluruh Taiwan, mendapat manfaat yang besar, telah menyelamatkan banyak Orang, memberi manfaat besar dalam penyelamatan rohani Manusia. Saya harap Umat Manusia banyak mendukung-nya, bukan hanya memupuk Kebajikan tersembunyi dalam diri sendiri, juga bisa dilimpahkan pada Anak Cucu dan Leluhur, kenapa ada Kebahagiaan tidak dijalankan ?

( waktu Guru dan Murid lagi bicara, naga emas telah turun di daerah Tainan di tempat pembudidayaan ikan karper, terlihat ikan-ikan itu lagi istirahat, begitu Buddha Ci Kung mengipaskan kipas Buddha, dikeluarkan satu roh di antara ikan-ikan itu, untuk di-wawancarai demi keperluan membuat Buku ).

Ikan : Aii ! Bukan-kah saya sedang istirahat di kolam pembudidayaan ? Kenapa rohani saya bisa keluar ? Kejadian kehidupan lampau juga teringat lagi, apa yang terjadi ?

Thung Sheng : Nona jangan takut. Saya perkenalkan diri dulu, saya adalah Umat di Kuil Chiien Cen, sekarang mendapat Titah Tuhan untuk membuat Buku [ Keliling Kasus Sebab Akibat ], bersama Buddha Ci Kung kemari, semoga dengan kisah kamu, mengapa bisa terlahir jadi ikan ? Untuk sadarkan Umat Manusia. Semoga kamu bisa jelaskan dengan detail, untuk selamatkan Manusia di Dunia, Amal Kebajikan-nya besar.

Ikan : Ternyata adalah Buddha Ci Kung yang terkenal bersama Thung Sheng dari Kuil Chiien Cen, saya rela bersedia menceritakan-nya, tapi merasa sangat memalukan, semoga tidak ditertawakan.

Buddha Ci Kung : Tidak apa-apa, cerita-lah.

Ikan : Dari kecil saya terlahir dari Keluarga kaya, makanan dan minuman semua-nya disediakan tanpa perlu sendiri yang membuat-nya, karena ada Pelayan, lagi pula di-manja oleh Orangtua, sehingga memupuk kebiasaan suka belanja dan memboroskan uang. Segala pakaian dan barang yang dipakai harus yang ber-merk terkenal, kalau tidak ber-merk tidak mau di-pakai. Satu tas yang ber-harga 300.000 yuan saya juga tidak menganggap-nya mahal. Seluruh badan memakai perhiasan emas dan perak, bagaikan seorang Nyonya terhormat, sepanjang hidup tidak ber-hemat.

Karena Ayah saya mempunyai usaha bangunan, dapat banyak keuntungan, harta Keluarga lebih dari ratusan juta, saya tiap hari memboroskan-nya juga tidak akan habis-habis-nya. Sehingga dari kecil sudah tidak belajar sifat yang baik, tidak belajar dengan baik, sering ber-kumpul dengan Orang-orang yang tidak baik, hisap candu, menggunakan obat memabukkan rohani sendiri. Meskipun hidup saya makmur, tidak kekurangan dalam hal materi, tapi hati saya hampa.

Suatu kali meng-hisap ganja, tiba-tiba mengalami serangan jantung dan meninggal, saat itu baru 24 tahun, masih muda, tapi tidak beruntung harus mati muda, setelah meninggal Arwah saya masuk ke Neraka dan di-hukum selama 30 tahun, tapi pada saat harus terlahir lagi, Hakim Neraka di roda tumimbal lahir menyuruh saya memilih baju bagus yang saya suka untuk di-pakai, lagi senang mencoba baju yang bagus dan pas di badan, tiba-tiba Petugas Neraka mendorong saya, saya jatuh ke dalam roda tumimbal lahir, karena saya suka akan kepalsuan, sehingga terlahir sebagai ikan. Corak di badan saya yang indah merupakan baju saya, sekarang menyesal pun sudah terlambat, mohon Buddha Ci Kung dan Thung Sheng menolong saya, selamat-kan saya.

Buddha Ci Kung : Saya tidak bisa menolong kamu, baik-baik-lah ber-tobat. Tunggu kamu mati nanti, jika bisa mendapat badan Manusia, hendak-nya sayangi dengan baik, ber-giat membina diri, terlepas dari 6 jalur tumimbal lahir, baru merupakan jalur Kebenaran. Waktu sudah tidak pagi, mari pulang ke Kuil Chiien Cen.

( Buddha Ci Kung mengembalikan roh wanita ke badan ikan, terlihat ikan meneteskan air mata, mata-nya mengantar kepergian Buddha Ci Kung dan Murid-Nya, sungguh membuat hari Orang jadi berat, kalau tahu akan begini maka tidak akan melakukan dari awal, Guru dan Murid naik ke naga emas, naga emas terbang dengan cepat ke Kuil Chiien Cen )

Buddha Ci Kung : Sudah sampai di Kuil Chiien Cen. Roh Thung Sheng kembali ke badan-nya, baik-lah, saya pulang.

No comments:

Post a Comment