Thursday 15 October 2015

KITAB KELILING KASUS SEBAB AKIBAT BAB 5

BAB 5
Tanggal 26 – 03 – 2005



BUDDHA CI KUNG MENURUNKAN PETUNJUK SUCI :

Pembinaan hati dan Kebajikan Manusia di Dunia hanya digantung di mulut saja, tapi kenyataan pelaksanaan-nya masih kurang, ini yang membuat Para Pembina pancaran putih yang semakin sedikit mencapai kesempurnaan. Saya menasehati Para Pembina, banyak-lah pergi jalankan dan sedikit bicara, karena Budiman malu akan perbuatan-nya, karena-nya Saya memberitahukan perbuatan merupakan hal utama dalam pembinaan untuk nasehati Manusia di Dunia, ini-lah sebab-nya.


Buddha Ci Kung : Murid bodoh, mari pergi buat Buku

( saat itu Buddha Ci Kung mengucapkan kata suci, Roh Thung Sheng seketika keluar dari badan )


Thung Sheng : Murid memberi salam pada Guru.

Buddha Ci Kung : Murid budiman jangan sungkan. Guru membawa kamu main-main ke Taipeh.


Thung Sheng : Jangan-jangan Guru mau ikut tour ?


Buddha Ci Kung : Ha… ha… bergurau macam apa ( kai shen me wan xiao ) ? Guru akan membawa kamu ke Pasar Taipeh, daerah Sin Yi, untuk mewawancarai satu kasus, mari sambil jalan sambil bicara. 

( saat itu begitu Buddha Ci Kung mengibaskan kipas-Nya, Naga emas seketika muncul, Guru dan Murid naik ke atas Naga, Naga emas terbang dengan kecepatan tinggi menuju ke Pasar Taipeh )


Thung Sheng : Guru ! Kemarin di Kao Siung ada kebakaran di tempat penjualan barang, akibat kebakaran, membuat 2 Petugas Pemadam Kebakaran terluka, mohon tanya pada Guru, seperti Orang yang meninggal karena menolong Orang, Tuhan memberi penghargaan apa ?


Buddha Ci Kung : Pertanyaan baik, Manusia di Dunia jika meninggal karena menjalankan Kesetiaan, Bakti, jaga Kesucian diri, Kebenaran, menolong Orang, berdasarkan Aturan Langit akan mendapat kedudukan Dewa yang rendah, jika hasil perbuatan-nya memberi manfaat bagi Orang banyak maka akan menjadi Dewa dengan kedudukan yang tinggi.


Thung Sheng : Kalau begitu, Manusia di Dunia semesti-nya bangga menjalankan Kebenaran dari dua posisi Terhormat itu.


Buddha Ci Kung : Ya, Manusia hidup di Dunia hanya beberapa puluh tahun saja, kalau bisa menjadi seorang Pahlawan, meskipun badan ini sudah mati, rohani-nya masih tetap hidup.


Thung Sheng : Belakangan ini banyak Orang melakukan bunuh diri massal, di Jepang, Taiwan, Amerika, dan berbagai Negara juga ada berita ini. Guru, bagaimana menyadarkan mereka ?


Buddha Ci Kung : Ha… ha… Manusia di Dunia tidak menyadari keberhargaan hidup, begitu menghadapi masalah dalam hidup yang terpikirkan adalah mati sebagai penyelesaian-nya, bukan hanya tidak bisa lepas dari derita, malahan jatuh ke dalam lembah dosa, betapa bodoh-nya ! Saya menasehati Manusia di Dunia, kecoa dan semut ingin bertahan hidup, sedangkan Manusia sebagai Makhluk yang paling tinggi derajat-nya, mana-lah boleh hanya karena masalah sepele seperti jalinan perasaan, uang, sakit lantas menghabisi hidup-nya ! Jika demikian bukan hanya tidak menyelesaikan masalah-nya, malahan menambah beban dosa pada rohani-nya. Bahkan Orang yang mati dengan sia-sia masih akan dikurung di Alam Akhirat, setiap pagi dan malam, Arwah akan diseret oleh Petugas di Alam Akhirat untuk jalani hukuman siksaan, derita-nya sama dengan semasa hidup, sampai kamu menyadari penderitaan-mu, menyesal sudah terlambat.


( pada saat Guru dan Murid lagi bicara, Naga emas sudah sampai ke tujuan )

Thung Sheng : Guru ! Kasus hari ini di mana tempat-nya ?


Buddha Ci Kung : Tempat KTV (tempat karaoke) di depan itu-lah.


Thung Sheng : Guru ! jangan-jangan Guru gatal tenggorokan-nya, membawa Murid ke sini untuk bernyanyi.


Buddha Ci Kung : Bukan, Arwah ini ada di dalam KTV, dengarkan-lah.

( saat itu Buddha Ci Kung membawa Roh Thung Sheng masuk, menerobos masuk ke ruang yang megah, sampai pada satu lorong, terlihat satu Arwah Anak muda sendirian di sana meratap sedih, dengan kepala retak berdarah, tampang-nya sangat mengerikan )

Thung Sheng : Guru, dia meninggal dalam keadaan yang mengerikan, Murid jadi merinding !


Buddha Ci Kung : Murid budiman jangan takut, Guru bisa memanggil Arwah-nya kemari, biar dia yang cerita sendiri.


(saat itu kipas Buddha Ci Kung begitu dikibaskan, maka Arwah Anak muda itu, pelan-pelan menuju ke arah Buddha Ci Kung, lalu bersujud beri hormat pada Buddha)


Buddha Ci Kung : Coba kamu ceritakan kenapa kamu bisa meninggal di sini, agar bisa sadarkan Manusia di Dunia.


Arwah Anak Muda : Saya bernama OOO, karena semasa kecil dulu Orangtua pernah membawa saya Qiu Tao ( 求道 Memohon Tao ), sehingga bisa mengenali Buddha Ci Kung.


Kalau diceritakan sungguh memalukan, saya sebenarnya Anak Keluarga kaya, dan Anak tunggal, karena itu saya sangat disayang, mau apa selalu dikasih apa, kalau ada masalah, maka Orangtua akan menyelesaikan-nya, boleh dikatakan telah menikmati kesenangan duniawi habis-habisan, karena Keluarga kaya maka senantiasa menunjukkan kesewenangan dan kekayaan, dari kecil sudah tidak sekolah, punya sekelompok Teman-teman yang tidak baik, semua berfoya-foya mengandalkan saya karena Keluarga saya kaya raya, ke mana pun selalu berfoya-foya, menikmati kesenangan duniawi. Suatu kali, di tempat ini Teman-teman merayakan ulang tahun saya, diantara-nya ada seorang yang ambil balok kayu dihantamkan ke kepala saya, hingga kepala saya retak dan darah mengalir terus sehingga mati seketika, Teman foya-foya saya begitu melihat saya mati mengerikan, takut dan segera pergi, sejak meninggal, Arwah saya menunggu di sini terus [ cari pengganti ].


Buddha Ci Kung : Kamu menyesal tidak ?


Arwah Anak Muda : Luar biasa menyesal, kalau tahu akan begitu maka tidak akan melakukan-nya, menasehati Anak muda zaman sekarang, jangan karena badan kuat dan gagah lantas sembarangan membunuh Orang, hendak-nya baik-baik bersekolah, bergiat untuk maju, baru-lah tidak sia-sia sebagai Manusia.


Buddha Ci Kung : Manusia di Dunia membaca Buku ini apakah tergugah ? Kehidupan lampau Anak muda ini adalah seorang yang baik hati, membelikan peti mati untuk Orang yang tidak mampu , menolong fakir miskin, membangun tempat Ibadah, tidak ada yang tidak dilakukan dengan sekuat tenaga, sehingga dia memupuk Amal Kebajikan. Terlahir lagi sebagai Anak Keluarga kaya raya, sepanjang hidup dikaruniai kekayaan, tidak kekurangan dalam sandang dan pangan, umur-nya Cuma sampai 19 tahun, meskipun sudah chiutao (memohon Tao) apa boleh buat ? Lebih baik koreksi diri dengan baik di sini, jika dalam 3 tahun bisa tidak menangkap pengganti, Guru akan datang lagi membawa kamu ke Alam gelap. Hari ini buat Buku cukup sampai di sini, kembali ke Vihara !


( waktu itu Guru dan Murid meninggalkan KTV, naik ke atas Naga emas, pulang menuju ke Chiien Cen Thang )


Buddha Ci Kung : Vihara Chiien Cen sudah sampai, Roh Thung Sheng kembali ke badan. Sudah, saya pulang.

No comments:

Post a Comment